Efforts in conserving National Park of Bromo Tengger Semeru often face various constraint. One of them is disturbance from society. Trouble and threat for example: forest illegal logging, forest occupation, and forest fire. The objective of this study is to give information, distribution, type and crisis level of forest disturbance in Regional Conservation Section II National Park of Bromo Tengger Semeru and surrounding area. Secondary data were used. Those are social economics, demography, and physic of countryside area per resort in monthly report. Data analysis to know crisis level was divided into 2, namely potential crisis and reality crisis. Data was analyzed and converted to score standard. Based on identifying potential crisis it was found that are 17 countryside around area of SKW II risking area (high risk to make area trouble) and 3 countryside are sensitive area, that are Countryside Sidomulyo (District Pronojiwo), Countryside Kandangan (District Senduro), and Countryside Kandang Tepus (District Senduro). Based on identifying reality crisis, crisis level of forest disturbance is included into risking-sensitive area. Trouble type such as: wood theft, forest occupation, and forest fire. Spreading of trouble distribute over all resort, like The Ranu Pani Resort need serious handling. Actifity of counseling and construction of society are intensified periodically and also execution of security operation can be done at any times.
Heortia vitessoides H. vitessoides H. vitessoides H. vitessoides Penggunaan pestisida kimia dewasa ini mulai dibatasi, mengingat dampak negatif yang ditimbulkan terutama bagi lingkungan. Informasi tentang insektisida nabati sebagai pengendali hama ulat daun gaharu masih terbatas. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas insektisida nabati ekstrak daun dan biji tanaman suren, mimba dan sirsak sebagai pengendali ulat Penelitian dilakukan di Laboratorium Perlindungan Hutan, Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 6 perlakuan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji memberikan efek insektisidal tinggi dibandingkan dengan daun. Mortalitas paling tinggi terjadi pada perlakuan ekstrak biji mimba konsentrasi 3% dan 4% serta ekstrak biji sirsak konsentrasi 4% yang menyebabkan mortalitas larva sebesar 100%, sedangkan ekstrak biji suren konsentrasi 4% memberikan efek mortalitas sebesar 53,33%. Jenis insektisida dan konsentrasi berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva .
( ) Tembesu ( Roxb) merupakan salah satu jenis tanaman lokal yang cukup potensial untuk dikembangkan di daerah Sumatera Selatan, Jambi dan Lampung, karena jenis ini merupakan jenis asli di daerah tersebut dan mempunyai keunggulan baik dari sisi ekologi maupun nilai ekonominya. Namun dalam pengembangannya dijumpai adanya serangan hama rayap yang dikhawatirkan akan membahayakan tanaman. Oleh karena itu perlu dukungan riset, karena sampai saat ini laporan tentang jenis rayap yang menyerang tembesu dan pengendaliannya belum ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis rayap yang ditemukan menyerang tanaman tembesu di kebun percobaan Way Hanakau, Lampung Utara adalah rayap (Isoptera; Termitidae). Rayap ini termasuk hama yang cukup penting karena berpotensi menyebabkan kerugian secara ekonomis dan menurunkan target pembangunan hutan tanaman tembesu. ABSTRAC Tembesu ( Roxb) is one of the local tree species that has fairly economic and ecological value. It is promising to be developed for the area in South Sumatera
Toona sinensis Eureme Eurema Salah satu tumbuhan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan insektisida nabati adalah genus (suren). Tujuan penelitian ini, menguji bioaktivitas tiga fraksinasi (Methanol, n-heksan dan etyl asetat) terhadap mortalitas larva spp., menentukan konsentrasi dan lethal concentration (LC). Uji hayati dilakukan dengan metode kontak pada larva spp., konsentrasi yang digunakan 0, 1,3, 5, 7, dan 10 % (w/v) diulang 5 kali dengan 10 larva instar dua yang digunakan. Data kematian dari serangga uji sampai pada hari ketiga, diolah dengan Analisis Probit menggunakan Program Polo Plus. Hasil penelitian menunjukkan mortalitas tertinggi pada 1 HSP mencapai 58% untuk konsentrasi 1% pada perlakuan fraksi etyl asetat, sedangkan fraksi methanol dan n-heksan hanya sebesar 28% dan 26%. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, mortalitas dapat mencapai 84% untuk fraksi etyl asetat, fraksi methanol dan n-heksan mortalitas mencapai 56% dan 54%. Nilai LC fraksi etyl asetat 0,051 dengan SK (Selang Kepercayaan) 95% (0,35-1,18%), fraksi n-heksan LC 1,068 dengan SK (Selang Kepercayaan) 95% (1,38-4,42%) dan fraksi methanol LC 3,507 dengan SK (Selang Kepercayaan) 95% (1,64-5,9%). Perlakuan fraksi etyl asetat paling toksik/efektif dibanding fraksi yang lain.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.