Pemuasaan merupakan salah satu strategi untuk mengatasi masalah kelebihan pakan dan nafsu makan yang menurun dengan cara pemberian pakan seminimal mungkin akan tetapi pertumbuhan ikan tidak terhambat. Pemuasaan juga berarti pemberian pakan dengan selang waktu yang ditentukan dengan harapan ikan dapat mengalami peningkatan nafsu makan setelah ikan dipuasakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemuasaan ikan nila dan efisiensi pakan pada pertumbuhan serta mengetahui pemuasaan manakah yang paling baik untuk dilakukan. Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap sederhana dengan empat perlakuan dan masing-masing dua kali pengulangan yaitu pemberian pakan tanpa puasa (perlakuan A), satu hari puasa satu hari diberi pakan (perlakuan B), satu hari puasa dua hari diberi pakan (perlakuan C) dan satu hari puasa dan tiga hari diberi pakan (perlakuan D). Ikan diberi makan tiga kali sehari pada pukul 08.00, 12.00, 17.00 secara at satiation. Benih ikan nila diberikan pakan pelet sebanyak 3% dari bobot tubuh. Hasil analisis uji sidik ragam menunjukkan bahwa pemuasaan ikan tidak berbeda nyata (P>0,05) pada pertumbuhan bobot mutlak dan panjang serta efesiensi pakan tetapi berbeda sangat nyata (P<0,05) pada kelangsungan hidup. Hasil penelitian menujukkan bahwa nilai pertumbuhan bobot dan panjang pada ikan nila terbaik terdapat pada perlakuan D dengan nilai rata-rata pertumbuhan bobot 12,20±0,22 gram, panjang 2,41±0,24cm. Efisiensi pakan terbaik terdapat pada perlakuan B yaitu 60,83±6,60% dan kelangsungan hidup terbaik terdapat pada perlakuan A dengan nilai rata-rata 86,67±0,00%.
The purpose of this study was to determine the survival rate (SR), the Average Daily Growth (ADG), and the Feed Conversion Ratio (FCR) of Nile tilapia (Oreochromis niloticus) with a dynamic system model. The dynamic system model is used to determine the optimal value of the three variables. The results showed that the survival rate, average daily growth, and feed conversion ratio of tilapia cultivation were 93% (SR), 3.2gr/day (ADG), 0.73 (FCR). In this research, tilapia production were 14,199gr, the amount of feed were 10.344gr and the length of cultivation were 65 days. It was hoped that the dynamic system model design could have tilapia farmers to develop aquaculture businesses that was more environmentally friendly, effective and efficient.
Penggunaan dosis tepung kangkung air untuk menurunkan rasio konversi pakan perlu ditelusuri dalam menunjang laju pertumbuhan relatif ikan nila. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan penggunaan dosis pakan kangkung air yang dicampur pakan komersial dalam menentukan pakan yang optimal selama pembenihan ikan nila. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap terdiri dari 3 taraf perlakuan dan 3 taraf ulangan yaitu perlakuan A (4 gram tepung kangkung air tanpa campuran), perlakuan B (3 gram tepung kangkung air dicampur 2 gram pakan komersial), perlakuan C (2 gram tepung kangkung air dicampur 2 gram pakan komersial). Pakan akan diujicobakan pada benih ikan nila ukuran panjang awal 3-5 cm dengan padat tebar 10 ekor per wadah toples. Uji coba pakan untuk melihat laju pertumbuhan relatif dan rasio konversi pakan selama 30 hari dengan jumlah pakan yang diberikan 3 kali sehari sebanyak 3% dari bobot biomassa tubuh secara at satiation. Hasil analisis sidik ragam terhadap FCR dan RGR berpengaruh nyata (p<0,05) untuk semua perlakuan sedangkan hasil uji lanjut menunjukkan perlakuan B terbaik dengan nilai FCR 0,65±0,09 dan nilai RGR sebesar 4,28±1,02%. Analisis sidik ragam terhadap kelangsungan hidup benih ikan nila menunjukkan semua perlakuan berpengaruh nyata (p<0,05) sedangkan hasil uji lanjut menunjukkan perlakuan C terbaik dengan nilai rataan kelangsungan hidup sebesar 96,67±5,77%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan dosis pakan yang optimal untuk pembenihan ikan nila adalah 3 gram tepung kangkung air dicampur 2 gram pakan komersial.
Ikan tuna sirip kuning memiliki kandungan protein tinggi berkisar antara 22,6-26,2 gr/100 gr daging dan lemak yang rendah berkisar antara 0,2-2,7 gr/100 gr daging. Minimnya pengetahuan masyarakat nelayan tentang manfaat kandungan gizi ikan dan cara pengolahan daging ikan tuna menjadi produk dendeng giling manis. Dengan demikian maka perlu dilakukan pelatihan pengolahan daging ikan tuna sirip kuning segar disubtitusi jantung pisang kepok dan bumbu-bumbu menjadi dendeng giling manis dengan mutu organoleptik baik. Metode yang digunakan adalah penyampaian materi dan diskusi, melakukan pre-test, praktek pembuatan dendeng, pegujian mutu organoleptik, pengemasan produk serta evaluasi hasil akhir dengan dilakukan post-test. Hasil pre-test menunjukkan 85% peserta kurang memahami tentang produk dendeng sedangkan hasil post-test sekitar 92% peserta paham atas teori pembuatan dendeng giling manis. Kesimpulan pengabdian adalah pencampuran komposisi tepung tapioka, gula merah dan bumbu perlu diperhitungkan dengan baik karena berpengaruh pada tekstur, kenampakan, rasa dan bau dendeng serta ketebalan dendeng 3 mm adalah terbaik.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.