Dari hasil diskusi bersama guru pamong matematika kelas VIII SMP Negeri 23 Banjarmasin dan hasil pengamatan selama mengikuti Praktik Pengalaman Lapangan di sekolah tersebut diperoleh informasi kemampuan matematis siswa tergolong rendah. Di eksperimen ini, peneliti menerapkan model Problem Based Learning pada pengajaran matematika yang diinginkan bisa menyelesaikan permasalahan itu. Penelitian ini memiliki tujuan guna mendapatkan informasi mengenai: (1) Hasil belajar siswa yang menerapkan model Problem Based Learning, (2) Hasil belajar siswa yang menerapkan pembelajaran langsung, (3) Perbedaan hasil belajar siswa yang belajar dengan menerapkan model Problem Based Learning dan yang belajar dengan menerapkan pengajaran langsung. Metode yang dipakai pada penelitian ini yaitu metode Quasi Experimental Design. Purposive random sampling digunakan sebagai teknik pengambilan sampel dengan mengadopsi dua kelas dari delapan kelas. Untuk menyesuaikan rekomendasi sekolah, dua kelas yang terpilih yaitu kelas VIII D dan VIII H. Kelas kontrol serta eksperimen ditentukan dengan acak, dan kelas VIII H ditetapkan sebagai kelas eksperimen sedangkan VIII D sebagai kelas kontrol. Tes digunakan guna menghimpun data. Teknik analisis data yang dipakai adalah statistika deskriptif dan statistika inferensial. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: (1) Hasil belajar siswa SMP Negeri 23 Banjarmasin yang menerapkan model Problem Based Learning berada pada kualifikasi sangat baik, (2) Hasil belajar siswa SMP Negeri 23 Banjarmasin yang menerapkan pengajaran langsung berada pada kualifikasi baik, (3) Ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil belajar siswa yang belajar dengan menerapkan model Problem Based Learning dan rata-rata hasil belajar siswa yang menerapkan pengajaran langsung.Kata kunci: Problem Based Learning, matematika siswa SMP
The objective of research is to describe: 1) the dry field farmers' knowledge on climate change, and 2) the farmers' attitude to climate change. This research was conducted in Cemoro Sewu Rivershed, Karanganyar Regency using a descriptive qualitative method. Data collection was conducted through observation, in-depth interview, documentation, and Focus Group Discussion. Technique of analyzing data used was Miles and Huberman's interactive model of analysis. Data validation was done using source and method triangulations. The result shows that farmers' knowledge on climate change still belongs to low category, the use of titen or pranata mangsa signifying science is still applied by a few of people in their farming. Farmers deal with the climate change responsively, but they always feel anxious with the effect of climate change.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.