Penelitian ini bertujuan untuk menggali budaya Kasiturusan sebagai Etika Solidaritas Sosio-Teologis dalam kehidupan masyarakat Toraja. Budaya kasiturusan dalam masyarakat Toraja sangat penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat Toraja. Namun dalam kehidupan modern saat ini, budaya Kasiturusan sudah mulai terkikis dan pudar. Penelitian ini menggunakan metode dekonstruksi, teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi, serta buku dan artikel pendukung. Hasil yang diperoleh bahwa budaya Kasiturusan merupakan budaya yang mempersatukan dan mempererat solidaritas masyarakat Toraja melalui unsur-unsur yang terkandung di dalamnya. Budaya ini merupakan media yang membawa masyarakat Toraja ke dalam aliansi yang kuat. Kasih Kristus Yesus yang diberikan kepada umat-Nya membuat rasa solidaritas terjalin dengan baik dalam landasan yang kuat dan kokoh.
Tulisan ini berusaha mengkaji hubungan antara Inkarnasi Yesus sebagai Logos dalam Injil Yohanes dengan Dualitas Yesus. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif berjenis studi pustaka, maka hasil yang ditemukan adalah Inkarnasi Yesus sebagai Logos dalam Injil Yohanes sangat erat kaitannya dan implikasinya satu sama lain dengan konsep Dualitas Yesus. Dan akhirnya, diharapkan tulisan ini dapat memberikan sumbangsih bagi pembaca dalam memahami Inkarnasi Yesus sebagai Logos dalam Injil Yohanes dan kaitannya dengan konsep Dualitas Yesus.
Hospitalitas Gereja Mula-mula, yang menjadi pertanyaan utama dalam tulisan ini ialah seharusnya gereja masa kini meniru hospitalitas pada gereja mula-mula. Mereka saling membantu dan menopang satu dengan yang lain. Dalam tulisan ini penulis memakai metode kualitatif, pendekatan study pustaka. Jika kita lihat sekarang ini dalam kehidupan gereja masa kini, hospitalitas tidak terjalin dengan baik, seperti halnya dengan hubungan antara anak muda, dengan orang tua. Dimana dalam hal ini anak muda sudah tidak menghargai lagi orang tua. Jika kita melihat kembali gereja mula-mula mereka telah menerapkan ajaran Tuhan Yesus yakni saling tolong menolong, mengunjungi, sungguh-sungguh dalam berdoa, bersekutu dan juga memecahkan roti secara bersama-sama.
Pemimpin adalah seseorang yang melaksanakan suatu tugas yang berhubungan dengan proses, tingkah laku atau perilaku baik dalam hubungannya dengan suatu individu maupun suatu kelompok. Dalam hal ini pemimpin memiliki suatu tugas tertentu dimana seorang pemimpin harus memiliki suatu potensi atau kualitas dalam memimpin. Pemimpin gereja dalam melaksanakan tugas-tugas dalam melaksanakan tugas-tugasnya ditengah jemaat khususnya dalam konteks masa kini yang pada umumnya sudah melalui proses pendidikan dimana ia telah mempelajari semua hal yang berhubungan dengan teologi. Keberagaman latar belakang pendidikan teologi tersebut yang memberikan suatu karakter atau ciri khas tersendiri bagi pelayan gereja. Artikel ini disusun bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai Keteladanan kepemimpinan dari Rasul Paulus dan relevansinya bagi pemimpin gereja pada masa kini. Dimana pemimpin pada saat ini sudah banyak yang bisa dikatakan menjauh atau tidak sesuai lagi dengan karakteristik pemimpin yang sesuai dengan perintah Tuhan. Banyak pemimpin gereja yang saat ini sudah berbanding terbalik dari pengertian pemimpin itu sendiri. Dengan pendekatan yang digunakan penulis, merujuk pada kepemimpinan seotang rasul dalam perjanjian baru, dimana tokoh ini yaitu Rasul Paulus yang dapat dijadikan teladan dalam memimpin gereja khususnya pada masa kini.Kata kunci: Kepemimpinan, Pemimpin, Rasul Paulus, Pemimpin Gereja.
Abstrak : Manusia sebagai makhluk sosial yang setiap harinya melakukan interaksi sosial di lingkungan masyarakat dengan menekankan keramah-tamahan atau Hospitalitas. Begitupun dengan kehidupan seorang Kristiani yang diberikan suatu hukum, yang disebut dengan hukum kasih sebagai cerminan cinta kasih dari Yesus Kristus kepada umat manusia, untuk diberlakukan kepada setiap orang bahkan orang asing sekalipun. Namun, dalam penerapannya masih belum sempurna. Hal ini dikarenakan masih banyak orang yang enggan untuk berinteraksi dengan orang asing, karena dipengaruhi oleh anggapan bahwa orang asing membawa ancaman, sehingga beberapa orang merasa takut dan cemas. Untuk itu Self Acceptence atau penerimaan diri mengambil peranan didalamnya untuk dapat membuat setiap orang dapat memahami dan menerima setiap kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta mereka dapat berdamai dengan diri sendiri. Sehingga setiap orang dapat memberlakukan Hospitalitas dengan penuh cinta kasih satu sama lain, dan merasakan kenyamanan dan kedamaian.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.