Art therapy merupakan salah satu strategi dalam upaya promosi kesehatan yang efektif diaplikasikan pada anak-anak. Salah satu art therapy yang efektif diterapkan pada anak-anak adalah terapi seni dengan mewarnai gambar dan bercerita atau mendongeng. Art therapy mempermudah anak-anak mempelajari hal-hal baru dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Art therapy dapat menggiring anak-anak memahami mekanisme sebab akibat secara rasional. Pembelajaran pada anak dengan art therapy bermedia mewarnai gambar dan bercerita atau mendongeng dapat diaplikasikan sebagai upaya promosi kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan dan praktik anak-anak tentang pemeliharaan kesehatan gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh art therapy terhadap pengetahuan dan praktik pemeliharaan kesehatan gigi pada anak usia prasekolah. Metode: Desain penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan one group pre-post test design. Teknik pengumpulan data adalah total sampling. Responden pada penelitian ini adalah anak-anak usia prasekolah yaitu usia 4-6 tahun. Variabel independent pada penelitan ini adalah art therapy, sedangkan variabel dependent adalah pengetahuan dan praktik pemeliharaan kesehatan gigi pada anak usia prasekolah. Instrument penelitian adalah kuesioner, checklist, alat peraga berupa phantom gigi, sikat gigi, pasta gigi, media gambar dan oil pastel. Analisis data menggunakan uji wilcoxon. Hasil dan Analisis: Terdapat perbedaan yang bermakna (p = 0,000) antara pengetahuan responden sebelum dan sesudah pemberian art therapy dengan metode bermain mewarnai gambar dan bercerita atau mendongeng. Terdapat perbedaan yang bermakna (p = 0,000) antara praktik pemeliharaan kesehatan gigi sebelum dan pemahaman sesudah pemberian intervensi. Kesimpulan: Art therapy terbukti efektif meningkatkan pengetahuan dan praktik pemeliharaan kesehatan gigi pada anak usia prasekolah
ABSTRAKLatar Belakang: Olah raga merupakan bagian yang terpenting dalam aktivitas pada anak dan dapat meningkatkan kebugaran pada anak. Pengaruh positif dari olahraga dan aktivitas fisik salah satunya dalah untuk mengatasi masalah obesitas, mengontrol berat badan, memerangi dan mencegah obesitas dan masalah kesehatan terkaitnya. Pada masa pandemic covid 19 ini, terdapat fenomena yang terjadi pada anak dan remaja yakni pembatasan aktivitas diluar rumah..Tujuan : untuk mengetahui pengaruh early sport partitipation terhadap control berat badan lebih pada anakMetode :Penelitian dilakukan preeksperimental design. Data kuantitatif didapatkan dengan mengambil data BB, TB. Kemudian setelah dilakukan olah raga selam 1- 2 bulan dilakukan pengukuran kembali terhadap BB, TB, dan melakukan review terhadap kualitas hidup anak. Penelitian dilakukan di area Yogyakarta pada bulan Februari- Maret 2021. Penelitian telah mendapatkan ijin dari Komisi Etik Pelayanan Kesehatan Stikes Surya Global Yogyakarta dengan No 9.08/KEPK/SSG/IV/2021. Terdapat 41 sample dengan usia anak 8 hingga 18 tahun. Hasil Analisa Statistik : karakteristik responden dalam penelitian ini adalah anak laki-laki 35 orang dan perempuan berjumlah 16 orang. Karakteristik usia anak adalah berusia 8 -12 tahun ada 14 anak, dan 13- 18 tahun ada 27 anak. Hasil Analisa statistic menunjukkan early sport partitipation berpengaruh terhadap berat badan pada anak, yakni dengan nilai p value = 0,000, dan hasil wawancara menunjukkan berdampak terhadap kualitas hidup baik fungsi fisik, fungsi, emosi, maupun fungsi sekolah. Kesimpulan : early sport partitipation pada anak berdampak pada control obesitas pada anakKata Kunci: Early sport partitipation, Obesitas, anak
Background: In Indonesia about 15% of adolescents aged 10-24 years have been having sex outside of marriage. Indonesian teenagers today are more tolerant of premarital sexual lifestyle. This is evident from the research results of various institutions in Indonesia during the period 1993-2002, found that 5-10% of women and 18-38% of young men aged 16-24 years have had premarital sexual relations with their age partner. Other research results also said that the cause of premarital sexual behavior in adolescents because of knowledge about reproductive health. Knowledge of reproductive health is considered taboo to be discussed. This is precisely pushing the knowledge of adolescent to sexual becomes more. Objective: Knowing the description of Akper students who have engaged in sexual behavior influenced by knowledge of reproductive health . Methods:This type of research is an observational study using cross sectional study design. Results: Students who have high reproductive health knowledge are more than 65,9% in mild prenatal sexual behavior. Students with low level of knowledge have a chance of having a mild pre-marital behavior 2 times higher than students with high knowledge of reproductive health. From the results of bivariable analysis, both variable a significant relationship with premarital sexual behavior with a value of p <0,05. Conclusion; Akper students who have premarital sexual behavior are 69.9%. They tend to engage in premarital sexual behavior then have a low reproductive health risk. Category of premarital sexual behavior includes holding hands, hugging, kissing dry (kissing the cheeks or forehead) and kissing wet (kissing the lips). Premarital sexual behavior is caused by high knowledge of reproductive health. Keyword: Premarital sexual behavior and knowledge of reproductive health
Encephalitis is an infection of brain parenchymal tissue by various microorganisms. In encephalitis inflammation of brain tissue occurs. The purpose of this case study is to introduce the case of encephalitis and nursing care that occurs in children, especially in the area of Central Java as one area in Indonesia. This is a case study; the case was taken from a case of managed patient in the X central hospital. Patient management is carried out for 3 days. A 7 years old pediatric patient coming from neurology poly. One year before the hospital, the child had a seizure of GTC with a duration of 6 hours, was unconscious and then taken to the general hospital after the seizure the child appeared to be hyperactive and had no eye contact. Six months before being admitted to the hospital, the child was taken to the RSA then blood tested and a positive CMV check was performed. The child is then managed as autoimmune encephalitis. nurses perform nursing care for 7 days. Families understand more about the care process in children with encephalitis, especially in terms of infection problems, growth and development, the risk of falls, and drug management. be at home later.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.