Latar Belakang: Penyakit Corona virus 19 (COVID-19) yang disebabkan oleh SARS-COV-2 terjadi melalui droplet dengan menyerang saluran pernafasan melalui reseptor ACE2, menyebabkan pneumonia berat yaitu Acute Respiratory Distress Syndrome. Pemeriksaan laboratorium penting dalam menunjang diagnosis dan menilai prognosis penyakit COVID-19.Tujuan: Tinjauan ini menjelaskan peran diagnosis dan prognosis pengembangan COVID-19 pada tes laboratorium berdasarkan kemajuan penelitian terbaru SARS-CoV-2 yang telah dilaporkan.Metode: Penelitian bersifat studi literatur dengan menggunakan data sekunder. Sumber data penelitian berasal dari e-journal yaitu Google Scholar, Open Access, dan PubMed Central yang dilakukan skrining berdasarkan kata kunciHasil: Pemeriksaan imunoserologi menunjukan IgM dan IgG muncul secara berurutan pada hari ke 12 dan 14 setelah terinfeksi. Pemeriksaan hematologi melaporkan peningkatan jumlah neutrofil dan penurunan jumlah limfosit. NLR tinggi pada pasien yang parah. Pemeriksaan kimia klinik menunjukan penurunan albumin, peningkatan CRP, LDH, kreatinin, AST dan ALT.Kesimpulan: Pemeriksaan imunoserologi dilakukan dengan pemeriksaan sel T, sel B serta menilai kadar immunoglobin (IgM dan IgG). Parameter hematologi digunakan untuk memprediksi keparahan COVID-19, termasuk limfosit, leukosit dan neutrofil. Peningkatan neutrofil-leukosit rasio (NLR) dapat digunakan sebagai marker untuk menilai faktor risiko COVID-19. Pada pemeriksaan kimia klinik ditemukan peningkatan kadar pada parameter fungsi hati, fungsi jantung, analisa gas darah dan penanda inflamasi.
Covid-19 merupakan penyakit menular yang menginfeksi saluran pernapasan sehingga menimbulkan kerusakan multi organ. Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) dan Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) adalah enzim yang dihasilkan di hati yang keberadaanya didalam darah sebagai pertanda terjadinya gangguan fungsi hati. Salah satu parameter kerusakan hati yang dapat ditimbulkan oleh Covid-19 adalah terjadinya peningkatan kadar SGPT dan SGOT. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran kadar SGPT dan SGOT pada penderita Covid-19. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasi dengan pendekatan studi potong lintang atau Cross Sectional. Hasil penelitian menunjukan dari 100 subjek yang memenuhi kriteria penelitian didapatkan hasil kadar SGPT dan SGOT meningkat sebanyak 13 (13%) subjek yang lebih banyak terjadi pada kelompok jenis kelamin laki-laki sebanyak 9 (9%) subjek, kelompok umur 46-76 tahun sebanyak 12 (12%) subjek dan kelompok dengan penyakit komorbid sebanyak 9 (9%) subjek. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa lebih banyak terjadi peningkatan kadar SGPT dan SGOT pada penderita Covid-19 dengan kategori jenis kelamin laki-laki, umur 46-76 tahun, dan memiliki penyakit komorbid
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) telah melanda seluruh dunia. WHO telah menetapkannya sebagai penyakit dengan status pandemi. Penyakit ini menyerang sistem pernapasan dan ditularkan melalui droplet. Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan pedoman pencegahan penularan Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai aturan WHO. Namun, masih banyak orang yang masih belum percaya dengan keberadaan virus corona. Hal ini membuat pemerintah sulit menerapkan protokol kesehatan dengan standar bagi masyarakat, terutama di daerah luar Jawa dan Bali. Ketidakpercayaan masyarakat disebabkan oleh kurangnya kejelasan informasi dan banyaknya berita hoax yang beredar di masyarakat. Hal ini juga dialami oleh orang tua/wali mahasiswa di kampus Laboratorium Teknologi Medik Universitas Megarezky yang sebagian besar berdomisili di provinsi Indonesia bagian tengah dan timur. Berdasarkan kondisi tersebut, kami tergerak untuk menganalisis pemahaman dan kepatuhan orang tua/wali siswa dan mengedukasi mereka tentang cara pencegahan Covid-19. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan penyebaran penyakit Covid-19. Metode kegiatan dilakukan secara online via zoom cloud meeting dan google form melalui tiga tahap yaitu a) Evaluasi awal (pre-test) untuk mengevaluasi pemahaman peserta tentang Covid-19, b) Penyuluhan terkait edukasi dan pencegahan Covid- 19, c) Evaluasi pemahaman (post-test) Covid-19 setelah mengikuti penyuluhan. Hasil analisis menunj ukkan penyuluhan terkait edukasi dan pencegahan Covid-19 dapat meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya menerapkan dan menjaga protokol kesehatan, cara pembuatan disinfektan, tracking and tracing, serta informasi bahan makanan yang dapat meningkatkan imunitas tubuh. untuk menangani Covid-19. Peran lembaga dalam mendidik melalui penyuluhan terbukti mampu mengubah pola pikir peserta untuk mengikuti program vaksinasi
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.