Injil Yohanes menuliskan secara lengkap tentang ungkapan Yesus dan mujizat yang dilakukan Yesus selama berada dalam dunia. Ungkapan ini menunjukkan akan kemahakuasaan Yesus dari sisi keilahian-Nya yang diawali dengan pernyataan Ego Emi. Hal ini menjadi jaminan kepastian keselamatan orang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat. Itulah sebabnya melalui tulisan ini akan membahas tentang makna ungkapan Yesus yakni Ego Emi (Akulah) dalam Yohanes 11:25 dan 14:6. Untuk sampai pada makna ungkapan Ego Emi tersebut, maka peneliti menggunakan metode penafsiran induktif dengan pendekatan eksposisi teks Yohanes 11:25 dan 14:6. Sebagai hasil dalam penelitian ini bahwa makna ungkapan ego emi dalam Yohanes 11:25 adalah suatu ungkapan akan jaminan kekekalan hidup bagi orang yang percaya kepada Yesus dan dalam Yohanes 14:6 adalah suatu jaminan keselamatan yang diberikan kepada orang yang percaya kepada Yesus. Sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa hanya Yesus yang dapat memberikan jaminan hidup kekal serta damai sejahtera yang abadi.
Beberapa isu pokok yang akan dibahas dalam tulisan ini antara lain: 1) Adanya anggapan dari jemaat bahwa pelayanan itu hanya tugas gembala jemaat karena telah mengikuti pembelajaran khusus di sekolah tinggi teologi. 2) Peranan penatua kurang maksimal karena gembala jemaat tidak mempersiapkannya melalui pembinaan. 3) Penatua tidak menjalankan tugas dengan maksimal karena tidak mengerti. Tujuan penelitian yaitu untuk memberikan pemahaman bahwa tugas pelayanan itu bukan hanya dilakukan oleh gembala jemaat, itu sebabnya perlu mempersiapkan pembinaan bagi calon penatua agar memberikan dukungan terhadap pelayanan. Mengikutsertakan penatua perlu dimulai dengan pembinaan agar mengerti Firman Tuhan dan mengerti perannya dalam pelayanan. Metode yang digunakan adalah ceramah dan pelatihan dengan harapan dapat memberi pemahaman kepada para calon majelis bahwa pelayanan juga menjadi tanggung jawabnya.
Setiap orang yang tidak taat kepada firman Allah dan hal itu menunjukkan bahwa seseorang itu egois dan mementingkan dirinya sendiri. Demikianlah yang terjadi dalam diri isteri Lot. Dia memandang rendah perintah Tuhan dan mendahulukan keinginan dagingnya. Akibatnya, isteri Lot berubah menjadi tiang garam (Kejadian 19:26). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kisah tentang penghukuman Sodom dan Gomora, mengetahui kisah isteri Lot yang menjadi tiang garam serta untuk mengetahui bagaimana implikasinya bagi kehidupan isteri orang kristen masa kini. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksegesis, menggali, dan menjelaskan maksud para penulis kitab suci dalam konteks aslinya sebagaimana yang dimaksudkan pada masanya. Hasil dari penelitian ini memberi peringatan dari ketidaktaatan pada perintah Tuhan adalah penghukuman. Penghukuman atas dosa ketidaktaatan pada Firman Tuhan, merupakan sebuah peringatan bahwa Allah tidak kompromi terhadap dosa. Sehingga dalam menghadapi hal ini, isteri orang kristen masa kini diharapkan untuk taat pada Firman Tuhan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.