ABSTRAK Peningkatan populasi jumlah penduduk lansia dari tahun ketahun sampai tahun 2050 harus dipersiapkan dengan upaya-upaya peningkatan lansia yang produktif dan sehat pula, karena pada saat seseorang berada pada usia lansia mulai menunjukkan penurunan kondisi kesehatan dan timbulnya berbagai penyakit kronis. Penyakit yang sering terjadi pada lansia adalah hipertensi dan diabetes melitus. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan dan informasi yang tepat untuk penanganan kesehatan di masa lansia. Kegiatan dilakukan di Kelurahan Kapuk, Jakarta Barat kepada lansia sebanyak 105 orang. Metode pelaksanaan yang dilakukan meliputi : Tahap persiapan : melakukan pendekatan melalui RT dan RW setempat, persiapan bahan dan alat; Tahapan pelaksanaan: melakukan pelayanan kesehatan dan edukasi kesehatan berupa penyuluhan dan konsultasi gizi perorangan; Tahapan evaluasi dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Setiap tahapan kegiatan dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang telah disepakati bersama serta menerapkan protokol kesehatan. Hasil kegiatan mayoritas responden kategori pralansia (53,3%), mayoritas perempuan (71,4%), mayoritas menikah (75,2%), mayoritas dengan pendidikan SD (55,23%), mayoritas ibu rumah tangga (65,7%). Mayoritas responden dengan kategori hipertensi tingkat II (31,4%), responden dengan diabetes melitus (16,2%) dan responden dengan asam urat (21%). Mayoritas responden diberikan konsultasi gizi mengenai hipertensi (67,61%) dan terkecil dengan kategori konsultasi gizi mengenai diabetes mellitus (16,19%). Setelah mendapatkan pelayanan kesehatan, mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik (73,53%). Demikian juga pada responden setelah mendapatkan konsultasi gizi mengenai diabetes, hipertensi, asam urat, mayoritas memiliki pengetahuan yang baik. Responden menyampaikan pelayanan yang diterima sangat memuaskan, baik pada pelayanan penyuluhan kesehatan (61,76%), pada responden yang diberikan konsultasi gizi mengenai diabetes melitus (88,23%), pada responden yang diberikan konsultasi gizi mengenai hipertensi (69,01%) dan pada responden yang diberikan konsultasi gizi mengenai asam urat (72,72%). Setelah dilakukan kegiatan pengetahuan responden baik dan responden sangat puas dengan pelayanan yang diberikan. Diharapkan kegiatan pengabdian masyarakat pada lansia dapat dilakukan secara continue dan dapat dilakukan juga pada kelompok fase dewasa tengah (40-60 tahun) untuk mempersiapkan masa tua yang produktif dimasa yang akan datang dan mencegah resiko penyakit pada masa lanjut usia. Kata Kunci: Lansia, Hipertensi, Diabetes Mellitus, Asam Urat, dan Pengetahuan ABSTRACT The increase in the population of the elderly population from year to year until 2050 must be prepared with efforts to increase the elderly who are productive and healthy as well, because when someone is at an elderly age they begin to show a decline in health conditions and the emergence of various chronic diseases. Diseases that often occur in the elderly are hypertension and diabetes mellitus. This community service activity aims to provide appropriate health services and information for health care in the elderly. The activity was carried out in Kapuk Village, West Jakarta for 105 elderly people. The implementation method used includes: Preparatory stage: approaching through the local RT and RW, preparing materials and tools; Stages of implementation: providing health services and health education in the form of counseling and individual nutrition consultations; The evaluation stage is carried out using a questionnaire. Each stage of the activity is carried out according to mutually agreed standard operating procedures (SOP) and implements health protocols. The results of the activities of the majority of respondents were in the pre-elderly category (53.3%), the majority were women (71.4%), the majority were married (75.2%), the majority had elementary school education (55.23%), the majority were housewives (65.7 %). The majority of respondents were in the category of hypertension level II (31.4%), respondents with diabetes mellitus (16.2%) and respondents with gout (21%). The majority of respondents were given nutrition consultations regarding hypertension (67.61%) and the smallest were in the category of nutritional consultations regarding diabetes mellitus (16.19%). After receiving health services, the majority of respondents had good knowledge (73.53%). Likewise for the respondents after receiving nutritional consultation regarding diabetes, hypertension, gout, the majority had good knowledge. Respondents said that the services they received were very satisfactory, both in health counseling services (61.76%), in respondents who were given nutritional consultations about diabetes mellitus (88.23%), in respondents who were given nutritional consultations about hypertension (69.01%) and the respondents who were given nutritional consultation regarding gout (72.72%). After carrying out activities the knowledge of the respondents was good and the respondents were very satisfied with the services provided. It is hoped that community service activities for the elderly can be carried out continuously and can also be carried out in the middle adult phase group (40-60 years) to prepare for a productive old age in the future and prevent the risk of disease in the elderly. Keywords: Elderly, Hypertension, Diabetes Mellitus, Gout, and Knowledge
Latar belakang: Kejadian stunting masih tinggi di Indonesia, ini akan mempengaruhi sumber daya manusia dimasa yang akan datang, anak stunting beresiko lebih tinggi terkena penyakit kronis dimasa depan.Tujuan: Menganalisis kejadian stunting beserta determinannya pada balita di Desa Taban, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang.Metode: Penelitian ini menggunakan data primer, dengan jenis penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah keluarga yang memiliki balita berdasarkan data Balita yang tercatat di laporan jumlah Balita di Puskesmas Kecamatan Jambe Pada Tahun 2020. Sampel diambil secara acak dengan tehnik sistematic random sampling size dari daftar laporan jumlah balita tahun 2020. Analisa data menggunakan uji chi square dan regresi linier logistik.Hasil: Hasil penelitian ditemukan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting; tinggi badan ibu (nilai p=0,031), pola makan (nilai p=0,05), pemberian ASI (nilai p=0,024), penghasilan (nilai p=0,031). Berdasarkan hasil uji multivariat ditemukan bahwa yang paling berhubungan dengan kejadian stunting pada balita adalah pola makan (nilai p=0,003) dengan OR 2,216 dan penghasilan keluarga (nilai p=0,031), dengan OR 2,031.Kesimpulan: Pola makan dan penghasilan keluarga merupakan prediktor terhadap kejadian stunting. Diharapkan Pemerintah dapat mendorong masayarakat untuk memanfaatkan sumber daya alam disekitar yang masih sangat luas dan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan income perkapita masyarakat di desa Taban melalui upaya upaya pertanian, perkebunan peningkatan usaha peternakan dan atau meningkatkan kondisi desa pada peningkatan usaha home industri untuk memberikan penghasilan tambahan pada ibu sehingga dapat mengungkit daya beli bahan makanan bergizi dan konsumsi pangan yang berkualitas. Kata Kuci: Balita; Penghasilan; Pola Makan; Stunting ABSTRACT Background: The incidence of stunting is still high in Indonesia, this will affect human resources in the future. Stunting children are at higher risk of developing chronic diseases in the future.Objective: Analyze the factors that affect the incidence of toddlers with stunting at Taban Village, Jambe District, Tangerang Regency.Methods: This study uses primary data with the type of cross-sectional research. The study population was families with toddlers on toddler data recorded, in the report on the number of toddlers at the Puskesmas Jambe in 2020. The sample was taken randomly using the systematic random sampling size technique from the list of reports on the number of toddlers in 2020. Data analysis using the chi-square test and logistic linear regression.Results: It was found that the related factors are; mother height (p-value = 0.031), Dietary Habit (P = 0.05), Breastfeeding (P= 0.024), Family income (P = 0.031). The most related to the incidence of stunting in toddlers was Dietary Habit with OR of 2.216, and family income (p. value 0,031) with an OR of 2.031.Conclusion: Dietary Habit and family income are predictors of stunting. It is hoped that the government can encourage the community to take advantage of the natural resources around which are still very broad and can be used to increase the income per capita of the people in Taban village through agricultural efforts, plantations, livestock business improvements and or improving village conditions in improving home industry businesses to provide additional income for the community. mothers so that they can leverage the purchasing power of nutritious food and consumption of quality food. Keywords: Toddlers; Family Income; Dietary Habit; Stunting.
Stunted growth in child development will pose a risk of various diseases, it is still found 11.5% of children under five in Indonesia have developmental disorders. This study aims to determine the determinants of childcare experience factors for toddlers and pre-school age. Using secondary data from the results of the 2019 BKKBN Program Performance and Accountability Survey (SKAP). This type of research is cross sectional. The study population was families who have toddlers and pre-school children, the study sample was 1316, with exclusion and inclusion criteria. Data analysis used univariate, bivariate and multivariate analysis, using the chi square test and logistic linear regression. From the research results, it was found that the related factors are; education level (p value = 0.00), number of children under five (P = 0.00), welfare level (P= 0.00), area of residence (P = 0.00). The most related factors were the level of education (OR 1.610) and the number of children (OR 2.421). It is hoped that the government can organize training programs or parenting classes and use local resources to improve childcare skills in families.
Kesehatan anak merupakan hal penting yang perlu diperhatikan sejak usia dini, kondisi kesehatan anak dipengaruhi beberapa faktor. Anak yang pemenuhan nutrisinya baik akan terhindar dari bebagai penyakit, termasuk diare. Kejadian diare pada anak sampai saat ini di Indonesia masih terus terjadi dan beresiko terhadap status kesehatan anak. ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi yang dapat mencegah terjadinya diare. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan ASI Eksklusi pada bayi tiga tahun dengan Kejadian Diare di desa Taban Kecamatan Jambe Kabupaten Tangerang tahun 2021. Penelitian ini menggunakan data primer, dengan jenis penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah keluarga yang memiliki anak usia 6 bulan sampai 36 bulan (3 tahun) yang tercatat di laporan jumlah Balita di Puskesmas Kecamatan Jambe Pada Tahun 2021. Sampel diambil secara acak dengan tehnik sistematic random sampling size. Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat, dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan frekwensi kejadian diare lebih tinggi pada bayi yang mendapatkan susu formula sejak hari pertama 44,0%. Bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif mengalami diare sebesar 54,0% sedangkan bayi yang mendapat ASI Eksklusif hanya 18,6%. terdapat hubungan antara ASI Eksklusif dengan kejadian diare pada batita dengan nilai p= 0,030. Hasil uji statistik diketahui bahwa bayi yang tidak mendapatkan ASI Ekslusif beresiko lebih tinggi untuk mengalami kejadian diare (5,125 kali) lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif dengan nilai OR 5,123 (CI 95% 2,766-9,496).
Latar Belakang: Status gizi underweight pada balita masih menjadi permasalahan serius di Indonesia. Secara Global, pada tahun 2018 terdapat 10,2% balita underweight di Indonesia. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pendapatan keluarga dan pola makan anak dengan kejadian underweight pada balita 12-59 bulan di Desa Taban. Metode: Desain penelitian case control dengan sampel 110 responden (55 kasus dan 55 kontrol). Pemilihan sampel dengan systematic random sampling, analisis menggunakan uji chi square, dengan convident interval (CI) 95%. Hasil: Hasil penelitian diketahui terdapat hubungan antara pendapatan keluarga (0,000, OR 4,997), pola makan (0,005, OR 4,865) dengan kejadian underweight. Kesimpulan: Pemerintah mendorong masyarakat untuk meningkatkan income perkapita masyarakat di desa Taban melalui upaya pertanian, peningkatan usaha peternakan dan atau meningkatkan kondisi desa pada peningkatan usaha home industry sehingga dapat mengungkit daya beli bahan makanan bergizi dan konsumsi pangan yang berkualitas. ABSTRACT Background: The nutritional status of underweight children under five years of age remains a serious problem in Indonesia. Globally, in 2018 there were 10.2 % underweight children in Indonesia. Purpose: to determine the relationship between family income and food consumption pattern with underweight children 12-59 months old in Taban village. Methods: Case control research design with 110 respondents (55 cases and 55 control). Selection of samples by systematic random sampling, analysis using the chi square test, with 95% convident interval (CI). Results: There is no relationship between sanitation with underweight (0.332). It can be concluded that the variables of family income, and food consumption pattern are the factors causing underweight. Conclusion: The government encourages the community to increase the income per capita of the people in Taban village through agricultural efforts, increasing livestock business and or improving village conditions by increasing home industry businesses so that they can increase the purchasing power of nutritious food and quality food consumption.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.