AbstrakSetiap model pembelajaran kooperatif memiliki karakteristik dalam menerapkan enam prinsip pembelajaran kooperatif termasuk model Team Assisted Individualization (TAI) dan Numbered Heads Together (NHT). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui manakah yang menghasilkan hasil belajar yang lebih baik diantara (1) model TAI dan NHT, (2) tingkat kecerdasan interpersonal, dan (3) interaksi model pembelajaran TAI dan NHT dengan kecerdasan interpersonal. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA N 1 Salatiga Tahun Ajaran 2018/2019 (384 siswa). Melalui teknik cluster random sampling diperoleh 30 siswa kelas X IPS 1 sebagai kelas eksperimen 1 dan 34 siswa kelas X IPS 2 sebagai kelas eksperimen 2 dengan perbedaan perlakuan dalam pembelajaran trigonometri. Penelitian eksperimen semu ini menggunakan randomized control group pretest-postest design. Uji hipotesis menyimpulkan (1) hasil belajar siswa dengan model TAI secara signifikan lebih baik daripada NHT, (2) tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan dari tingkat kecerdasan interpersonal yang berbeda, (3) tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan kecerdasan interpersonal terhadap hasil belajar. AbstractEach type of cooperative learning model has different characteristics in applying 6 principles of cooperative learning, including TAI (Team Assisted Individualization) and NHT (Numbered Head Together) type models. This study aimed to find out: (1) which learning outcomes are better between students using the TAI or NHT models, (2) which learning outcomes are better between students with high, medium and low interpersonal intelligence levels, (3) is there any correlation between TAI and NHT learning models with interpersonal intelligence on student learning outcomes. The population in this study were all students of X grade at SMA N 1 Salatiga in the Academic Year 2018/2019 (384 students). Through assembling random sampling techniques obtained students of class X IPS 1 (30 students) as experimental class I and students of class X IPS 2 (34 students) as experimental class II with different treatment in learning mathematics on trigonometry material. This quasi-experimental research used a randomized control group pretest-posttest design. Hypothesis test results concluded that (1) student learning outcomes with the TAI model were significantly better than student learning outcomes with the NHT model, (2) there was no significant difference between student learning outcomes of different levels of interpersonal intelligence, (3) there were no interactions between models learning with interpersonal intelligence on student learning outcomes.
Penelitian ini akan mengkaji tentang Pertanggungjawaban Notaris/PPAT dalam pembuatan Akta Jual Beli Hak Atas Tanah oleh bukan pemilik, seharusnya dibuat dengan penuh tanggung jawab dan mengedepankan prinsip kehati-hatian oleh Notaris/PPAT. Hal ini disebabkan dalam pembuatan akta yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris/PPAT yang mengandung cacat hukum akan merugikan para pihak atau salah satu pihak dan berakibat dapat dimintakan pembatalan akta ke Hakim. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: (1) Apa tanggung jawab Notaris/PPAT membuat akta jual beli hak atas tanah oleh bukan pemilik? (2) Bagaimana akibat hukumnya terhadap Notaris/PPAT membuat akta jual beli hak atas tanah oleh bukan pemilik? (3) Pertimbangan hukum hakim untuk Notaris/PPAT membuat akta jual beli hak atas tanah oleh bukan pemilik dalam kasus putusan No. 347/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Tim? Metode penelitian penulis yang digunakan adalah penelitian yurids normatif, spesifikasi penelitian yang digunakan deskriptif analitis, sumber dan jenis data penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder, metode pengumpulan data dengan studi pustaka, Undang-Undang, Peraturan pemerintah dan internet, metode analisis data yang digunakan secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu: (1) Akibat hukum akta jual beli yang dibuat karena adanya pembuatan akta jual beli hak atas tanah oleh bukan pemilik maka terhadap akta tersebut dapat diajukan pembatalan sebagaimana ketentuan dalam Pasal 1328 Jo. 1449 KUHPerdata. (2) Pertanggungjawaban Notaris/PPAT dapat sepenuhnya dimintai pertanggungjawaban hukum sepanjang apa yang dilakukannya sudah sesuai dengan prosedur dan kaidah hukum yang berlaku, dalam hal ini Notaris/PPAT tidak sampai wewenang dan tujuannya untuk mengkaji secara mendalam dan komprehensif terhadap keterangan-keterangan atau fakta yang tidak benar akibat adanya itikad tidak baik yang disertakan oleh salah satu pihak sepanjang secara administratif sudah dipenuhi sesuai kaidah hukum yang berlaku. (3) pertimbangan hakim menyatakan bahwa akta jual beli tanah yang dibuat oleh Notaris/PPAT (Tergugat I) tidak sah atau mengandung kesalahan hukum atau cacat hukum karena dibuatnya atau diterbitkannya Akta Jual tanpa sepengetahuan atau persetujuan Tergugat, maka AJB tersebut adalah tidak sah atau cacat hukum, sehingga tidak berlaku mengikat secara hukum.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.