The present study investigates the possibility of using a blended class-F fly ash (FA) and residual rice husk ash (RHA) in the production of green building bricks through the application of densified mixture design algorithm (DMDA) in order to provide a new use for solid waste materials. This study uses unground rice husk ash (URHA) as a partial fine aggregate substitution (10-40%) in the studied cementitious mixtures. Solid bricks of 220 × 105 × 60 mm in size were prepared under forming pressure of 25-35 MPa, a curing temperature of 90 °C, and a relative humidity of 50%, for tests that assessed: compressive strength, flexural strength, bulk density, void volume, and water absorption. The test results showed that all brick samples demonstrated excellent properties. Compressive strength and flexural strength ranged, respectively, between 20.2-33 MPa and 5.4-6.9 MPa. Additionally, up to 30% of URHA content, the values of water absorption and void volume ranged, respectively, between 8.8-15.7% and 1.5-2.1%. All of these values not only conformed well to the requirements of the Vietnamese codes but also demonstrated great potential for using a blended FA-RHA in producing green building bricks. ARTICLE HISTORY
Pengabdian Kepada Masyarakat skema Kebijakan (PKM-K) Fakultas merupakan implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan kekhasan fakultas. Kondisi SMK Negeri 1 Mojokerto dan sekitarnya terutama guru bidang studi statika struktur masih menggunakan metode konvensional, saat ini seharusnya sudah didampingi dengan metode komputerais, karena salah satu tuntutan kompetensi dari Du/Di bahwa skill lulusan SMK saat ini harus mampu menggunakan teknologi komputer yang aplikatif (misal SAP2000). Kegiatan pelatihan teori dan praktik SAP2000 dilakukan melalui penyampaian materi dan diskusi secara luring. Guideline pembelajaran SAP2000, serta praktik dan latihan terbimbing didampingi oleh Tim PKM. Dilakukan pretest dan posttest untuk mengukur pemahaman guru terhadap materi dan praktik. Kegiatan PKM terealisasi tanggal 15 Agustus 2022, di Laboratorium Komputer Desain Permodelan dan Informasi Bangunan SMK Negeri 1 Mojokerto. Hasil pretest dengan nilai KKM ≥75 sebesar 10.5% dan posttest 52.63%, menunjukkan terjadinya peningkatan pemahaman peserta terhadap materi SAP2000. Keterlaksanaan Pelatihan Perhitungan Struktur SAP2000 untuk menunjang mata pelajaran Statika yang dilakukan oleh guru MGMP Kota Mojokerto, telah tuntas dilaksanakan dengan dibuktikan oleh sebesar 100% peserta sebagai mitra telah mampu menjawab latihan soal mandiri dengan benar. Peserta mampu memodelkan struktur beton 3D bangunan 2 lantai hingga menganalisa gaya (Run Analysis) struktur 3D Model Bangunan Gedung tersebut dengan benar.
One attempt to avoid early pavement damage is to enhance asphalt quality as an aggregate binder. The addition of polymeric materials is frequently used to improve asphalt quality, particularly asphalt rigidity. Increased rigidity will enhance pavement performance against rutting, bleeding, and swelling, particularly in summer with a relatively elevated temperature. This study uses High Density Polyethylene (HDPE) polymer waste as a modifier in a mixture of Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC) which also utilizes RAP waste as a coarse aggregate substitute. The aim of this study is to analyse the to analyse effect of waste materials on the AC-WC performance. Analysis was carried out after the Marshall test to obtain the values of air void, Void in Mineral Aggregate (VMA), Void Filled with Asphalt (VFA) stability, flow and Marshall Quotient (MQ). Marshall samples prepared with dry method modified HDPE asphalt binder, given a limit on the specifications of the number of each specimen. The percentage of HDPE as asphalt mixture is 0%, 1.6%, 1.8%, 2.0%, 2.2%, and 2.4% asphalt weight. The optimum asphalt level (KAO) used is 5.25%. Marshall test shows that the addition of 1.6% of HDPE in the AC-WC mixture and RAP can increase mixture stability by 1.74% and flow by 3.69%.
Tanah ekspansif tergolong tanah plastisitas tinggi mempunyai ciri kembang susut tinggi, tidak baik bilamana langsung didirikan bangunan di atasnya. Pada beberapa proyek pembangunan jalan sering menimbulkan permasalahan geoteknik, sehingga sangat tidak nyaman bila dirasakan oleh pengguna jalan. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan tanah atau stabilisasi. Stabilisasi tanah ekspansif dilakukan dengan menambahkan material yang lebih baik, sehingga mengurangi sifat plastisitas tanah tersebut. Stabilisasi menggunakan kapur, bertujuan memperkecil sifat plastisitas tanah, disamping untuk mengetahui batas minimum persentase kapur yang ditambahkan agar tanah ekspansif dapat digunakan sebagai lapisan tanah dasar (subgrade) untuk perkerasan jalan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil Unesa. Kadar Kapur yang ditambahkan adalah 0%, 2.5%, 5%, 7.5% dan 10%. Pengumpulan data dilakukan melalui tes Atterberg Limit, Pemadatan Proctor Standart dan Calibration Bearing Ratio (CBR) test. Hasil yang didapat penambahan 10% kapur menurunkan Nilai batas cair sebesar 18.62%, dan menurunkYogiean Indeks Plastisitas Tanah sebesar 78.80%. Dengan penambahan 10% kapur nilai CBR untuk penetrasi 0,1 adalah 34,5 dan untuk penetrasi 0,2 adalah 31,54. Batasan minimum yang harus dipenuhi agar tanah dapat digunakan sebagai lapisan tanah dasar (subgrade) untuk perkerasan jalan yaitu harus ditambahkan 2.76% Kapur untuk CBR penetrasi 0,1 dan 3.23 % Kapur untuk CBR penetrasi 0,2.
Dunia kontruksi membutuhkan inovasi dan alternatif untuk membuat material baru yang lebih baik. Khususnya pada beton ringan, dapat ditambahkan alternatif berupa bahan yang lebih rendah biaya dengan memanfaatkan limbah dan bahan lain yang kandungannya dapat menambah kekuatan pada beton ringan. Penelitian ini menggunakan abu sekam padi dan Carbon Nanotube sebagai bahan peyusun. Abu sekam padi merupakan limbah dari hasil pembakaran sekam padi yang memiliki kandungan silika yang cukup tinggi dan Carbon Nanotube (CNTs) adalah salah satu jenis dari karbon nano material. Penggunaan dua material selain semen dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pada kuat tekan, berat volume, dan penyerapan air. Metode yang digunakan eksperimen dilaboratorium sehingga dapat diketahui proses dan cara-cara yang paling optimal. Pengumpulan data diambil dengan cara membuat benda uji berbentuk kubus 5x5x5 cm pada umur 3, 7, 14, 21, dan 28 hari. Hasil penelitian ini dalam penambahan abu sekam padi dan CNTs tersebut dihasilkan kuat tekan beton ringan tertinggi pada variasi 15% sebesar 0.594 MPa dengan berat volume sebesar 0.99gr/cm3, sedangkan pada variasi 0.0% sebagai kontrol diperoleh kuat tekan 0.66 MPa dengan berat volume sebesar 0.85gr/cm3, dengan pengujian umur 14 hari.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.