Efforts to display the expression of the functions and local identities of buildings are merely copying ornamental variations of vernacular architectural elements. As a result, the relation among function-formmeaning remain unseen. This study aims to explain the application of the concept of synthesized architectural expressions on government owned buildings. Based on the research objectives, the Mayor's office building of Kupang City was chosen as the object of this case study. The initial step of this research is to elaborate the theory of archetypal anatomy and the relation of architectural function-meaning-functions. Furthermore, the observation unit is redrawn in three dimensions and analyzed based on ordering principle of balance and orientation. The analysis shows that the interpretation of the appearance of Mayor's office building of Kupang City displays monumental, formal, local expressions and represents democratic ideologies. Interpretation of synthesized expressions occurs in the dominant aspects of local architecture in the elements of the roof, walls and entrance columns. The results of this study confirm that the concept of synthesized expression plays an important role in the midst of change pressure and for the sustainability of architecture nowadays.
Setiap Alun-alun merupakan salah satu bentuk dari ruang terbuka publik di tengah kota yang menjadi tempat berkumpulnya warga kota untuk melakukan berbagai macam kegiatan publik. Pada perkembangannya bentuk alun-alun mengalami perubahan dengan adanya penambahan area-area yang ditata menyerupai taman kota, terdapat tempat duduk, area bermain dan sebagainya. Perkembangan fisik alun-alun mempengaruhi pola dari aktivitas yang terjadi dan terbentuk di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola-pola aktivitas yang terbentuk dari pengaruh penataan fisik di Alun-alun Kota Bandung, melalui tahan (1) memetakan area berdasarkan penataan fisiknya; (2) mengidentifikasi faktor utama dari penataan fisik yang mempengaruhi pola aktivitas. Hasil dan penelitian menunjukkan bahwa pola aktivitas yang terbentuk di Alun-alun Kota Bandung dipengaruhi oleh jenis furniture dan perletakkannya yang menjadi faktor utamanya.
Saat ini terdapat tren perancangan kota dengan konsep active living yang membuat penduduk kota menjadi lebih aktif bergerak, secara keseluruhan menjadikan kota lebih sehat (healthy city). Konsep active living ini salah satunya terdapat dalam jalur pedestrian kawasan komersial kota, yang berpotensi mewadahi lingkungan gerak aktif bagi penduduk kota. Toko-toko yang dirangkai berdekatan dapat membuat pejalan kaki aktif menelusuri kawasan secara keseluruhan. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk mengetahui sejauh mana konsep active living telah diterapkan dalam jalur pedestrian Jalan L. L. R. E Martadinata (Jalan Riau). Dengan mengetahui kondisi lingkungan binaan untuk gerak aktif, diharapkan jurnal ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk perancangan jalur pedestrian di waktu kedepan, untuk kota yang lebih sehat. Metode pembahasan dilakukan dengan menganalisa masalah, peluang, kelebihan, dan kekurangan ruang gerak aktif yang muncul dalam jalur pedestrian di kawasan studi, bersinergi dengan studi literatur mengenai active living dalam lingkungan binaan. Dalam pengamatan, didapati bahwa jalur pedestrian dalam kawasan belanja jalan L. L. R. E. Martadinata belum sepenuhnya mewadahi gerak aktif. Jalur pedestrian menjadi kurang nyaman bagi pejalan kaki untuk bergerak bebas berbelanja dari pintu ke pintu. Terdapat value yang hilang dimana penduduk lebih memilih untuk menggunakan kendaraan bermotor untuk bergerak dari pintu ke pintu pertokoan. Kata kunci: active living, kesehatan, jalur pedestrian, kawasan komersial
The need for adequate and affordable housing drives the government to implement the rusunawa (low-cost housing) development program in various regions. Futhermore, the government promotes utilization of different replacement materials to optimize the cost and duration of rusunawa development, including reused shipping container. This research discusses the feasibility study of reused shipping containers as substitute material in the design planning of the Rusunawa prototype unit construction. It is a qualitative research that uses case study and statistical data-sets through literature review, precedent study analysis and field surveys. The results provided the standard guideline for designing Rusunawa units made from reused shipping containers and prototype typology units based on the occupant’s type.
AbstrakSaat ini terdapat tren perancangan kota dengan konsep active living yang membuat penduduk kota menjadi lebih aktif bergerak, secara keseluruhan menjadikan kota lebih sehat (healthy city). Konsep active living ini salah satunya terdapat dalam jalur pedestrian kawasan komersial kota, yang berpotensi mewadahi lingkungan gerak aktif bagi penduduk kota. Toko-toko yang dirangkai berdekatan dapat membuat pejalan kaki aktif menelusuri kawasan secara keseluruhan. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk mengetahui sejauh mana konsep active living telah diterapkan dalam jalur pedestrian Jalan L. L. R. E Martadinata (Jalan Riau). Dengan mengetahui kondisi lingkungan binaan untuk gerak aktif, diharapkan jurnal ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk perancangan jalur pedestrian di waktu kedepan, untuk kota yang lebih sehat. Metode pembahasan dilakukan dengan menganalisa masalah, peluang, kelebihan, dan kekurangan ruang gerak aktif yang muncul dalam jalur pedestrian di kawasan studi, bersinergi dengan studi literatur mengenai active living dalam lingkungan binaan. Dalam pengamatan, didapati bahwa jalur pedestrian dalam kawasan belanja jalan L. L. R. E. Martadinata belum sepenuhnya mewadahi gerak aktif. Jalur pedestrian menjadi kurang nyaman bagi pejalan kaki untuk bergerak bebas berbelanja dari pintu ke pintu. Terdapat value yang hilang dimana penduduk lebih memilih untuk menggunakan kendaraan bermotor untuk bergerak dari pintu ke pintu pertokoan. Abstract Title: Active Concept in Pedestrian DesignIn recent times, there's an active living design trend in cities around the world, giving chances for people to actively move inside the city, making city healthier. Active Living can occur within pedestrian way along shopping street corridor which has potential to move shoppers from one store to another through walking. Pedestrian way along shop corridor are potentially attractive for people move around inside the city. The purpose of this study is to give us information about how far active living concept has been implemented within L. L. R. E. Martadinata street. The information and analysis can be use for further development in pedestrian way design. Our study conducted through analyzing existing active design problems along with literature studies about active living in design. Within the study, we conclude that L. L. R. E. Martadinata Street hasn't quite well providing active living movement for shopping street pedestrian way. Pedestrian way has become uncomfortable, for people to walk from store to store within street corridor. There's a missing value about active living, where people rather use automobile than actively moving along street corridor.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.