Lansia adalah seseorang yang mengalami tahap akhir dalam perkembangan hidup manusia. Pada masalansia, terjadi banyak perubahan dan penurunan fisiologi pada semua sistem tubuh. Inkontinensia urinedan osteoporosis merupakan permasalahan kesehatan yang banyak ditemui dan dialami oleh lansia.Penatalaksanaan inkontinensia urine dan pencegahan osteoporosis dapat diupayakan lebih baik, sehinggakualitas ADL (Activity Daily Living) dapat dipertahankan dan meringankan beban yang ditanggung olehkeluarga yang merawat salah satunya dengan cara memberikan edukasi. Tujuan pengabdian kepadamasyarakat ini diharapkan dapat memberikan edukasi kepada lansia dan keluarganya tentang manajemeninkontinensia urine dan pencegahan osteoporosis. pencegahan osteoporosis bisa dengan menambahpengetahuan melalui berbagai macam sumber informasi. Diharapkan hasil penyuluhan ini dapat memberikankontribusi yang baik untuk meningkatkan pengetahuan sehingga lansia memiliki pola hidup menjadi lebihsehat dan mencegah terjadinya osteoporosis dan inkontinensia urin.
Background: CAPD is one of a few therapy that can be used to replace the kidney function. A good patient perception of CAPD can increase the self-efficacy of patients undergoing CAPD. The majority of CAPD patients are HD patients who have a perceived experience of both physical and psychological discomfort. The research objective was to determine the relation between perceptions of CAPD measures and self-efficacy in patients undergoing CAPD. Methods: This study used a cross-sectional approach. The number of samples of 75 respondents was selected by consecutive sampling technique. Results: The logistic regression test results show that there is a relation between perceptions of CAPD measures and self-efficacy in patients undergoing CAPD with the confounding variable that affected by social support. Conclusions: Nurses need to improve their abilities when assessing patient perceptions and increasing the role of social support, so that the information obtained becomes the basis for increasing self-efficacy in patients undergoing CAPD.
Gangguan integritas kulit merupakan keadaan pasien yang beresiko mengalami kerusakan jaringan epidermis dan dermis di lapisan kulit. Gangguan reabsorbsi sisa metabolisme yang tidak dieksresikan melalui ginjal menyebabkan peningkatan pada ureum dan natrium sehingga terekskresi melalui kulit, dikarenakan terserap kembali oleh kulit maka terjadi perubahan pada pigmen kulit, warna kulit, pruritus, dan kulit kering. Tujuan studi kasus ini adalah menggambarkan pemberian asuhan keperawatan pada pasien penyakit ginjal kronik (PGK) dengan gangguan integritas kulit. Subjek dalam kasus ini adalah 2 klien dengan gangguan integritas kulit yang dirawat di RS PGI Cikini. Hasil Studi menunjukan pengelolaan asuhan keperawatan pada kedua klien dengan gangguan integritas kulit selama Sembilan hari di dapatkan hasil kedua klien mengalami perbaikan integritas kulit namun belum maksimal. Rekomendasi pemberian asuhan keperawatan gangguan integritas kulit pada pasien PGK agar dilakukan secara terus menerus untuk memperoleh hasil yang maksimal
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.