This study aims to identify the priority strategies for developing the Ngebel Lake tourism object in Ponorogo Regency. This paper applied AHP method in determining the priority of appropriate policy strategies in developing the Ngebel Lake tourism object. This study took a sample of 30 respondents using purposive and incidental sampling techniques. The results showed that the infrastructure aspect is the priority policy criterion in developing tourism objects with the value of 0.424 while the lowest priority is the institutional aspect with the value 0.155. Based on these result, the effort to develop tourism objects is directed according to the criteria that are the priority of the strategy, namely the infrastructure aspect with the support of optimal promotion. Furthemore, the development of tourism objects can be conducted by increasing facilities and infrastructure such as repairing or widening road access to the location of tourism object in Ponorogo, Indonesia.
East Java Province was the first province with the largest amount of poor people in Indonesia. Irawan and Romdiati said that in their invention, 72% of the poor family depend their main income on the agricultural sector and most of them live in village area. This research has been done in Ngebrong Orchard Keywords: Poverty, Farm Household, Suistainability A. LATAR BELAKANGDi Jawa Timur, hasil pendataan kemiskinan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur pada Tahun 2001 menunjukkan bahwa 23.12% rumahtangga di seluruh Jawa Timur adalah rumahtangga miskin. Bahkan di Tahun 1999, Jawa Timur sempat menduduki peringkat pertama sebagai propinsi dengan jumlah penduduk miskin terbesar di seluruh Indonesia, yaitu sebesar 7.626.074 jiwa (Irawan dan Romdiati 2000). Kabupaten Malang ternyata menduduki peringkat kedua rumahtangga miskin terbanyak untuk seluruh kabupaten di Jawa Timur, yaitu sebesar 134.600 rumahtangga. Dengan jumlah keseluruhan rumahtangga 631.955, berarti 21.30% rumahtangga di Kabupaten Malang adalah miskin.Hal ini sungguh mengherankan, mengingat Kabupaten Malang terkenal sebagai wilayah yang amat subur. Tetapi, hal ini menjadi wajar jika melihat temuan Irawan dan Romdiati (2000) yang mengungkapkan bahwa hampir 72% dari seluruh rumahtangga miskin dicirikan oleh mereka yang bergantung kepada sektor pertanian sebagai sumber penghasilan utamanya, dan umumnya terdapat di pedesaan. Tujuan penelitian ini adalah mencoba memahami apa yang menjadi penyebab kemiskinan Journal of Indonesian Applied EconomicsVol.1 No.1 Oktober 2007, 57-67 58 masyarakat tani, apa makna temuan ini bagi kita dimasa depan dan prediksi hal-hal yang dapat kita lakukan untuk perbaikan di masa yang akan datang. B. KERANGKA TEORITIS Pengertian KemiskinanBaswir (1999) membedakan kemiskinan atas kemiskinan relatif dan kemiskinan absolut. Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang dilihat atas dasar perbandingan tingkat pendapatan antara suatu kelompok masyarakat tertentu dengan kelompok masyarakat lainnya. Sedangkan kemiskinan absolut adalah suatu keadaan kemiskinan yang ditentukan dengan terlebih dahulu menetapkan garis kemiskinan (poverty line), dan yang disebut sebagai masyarakat miskin adalah mereka yang berada di bawah garis kemiskinan.Eitzen dan Zinn (1993) serta Sarman (1997), mengartikan kemiskinan sebagai kondisi dimana tingkat pendapatan seseorang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar atau kebutuhan pokok, yaitu kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan. Amartya Sen dalam Meier (1989) mengatakan, kemiskinan bukanlah sekedar lebih miskin dari yang lain (kemiskinan relatif), tetapi lebih kepada tidak dimilikinya kemampuan untuk memenuhi kebutuhan material secara layak, atau dengan kata lain, kegagalan untuk mencapai tingkat kelayakan minimum tertentu.Karena kemiskinan dipahami sebagai kegagalan mencapai tingkat kelayakan minimum tertentu, maka secara operasional kriteria tersebut dikaitkan dengan tolok ukur garis kemiskinan. Secara metodologis ada dua pendekatan yang biasa digunakan untuk meng...
Abstract Income management can be identified the pattern through income and expenditure streams. This study aims to determine the pattern of income management of farm labor families in Bakung Pringgodani Village in order to meet the needs of life. This research is a qualitative research with a case study method where researchers collect data will focus on a case encountered in a family of farm workers in Bakung Pringgodani Village. The obtained data were observed and analyzed carefully to the end with the aim of understanding a phenomenon or event experienced by the family farm laborers in the village of Bakung Pringgodani. The suggestions from this study are: Farm workers' families are expected to be able to make or arrange a written financial plan so that it can facilitate the allocation of income and control expenses in order to fulfill the needs of family life. Abstrak Pengelolaan pendapatan dapat diketahui dari pola pendapatan dan pengeluaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pola pengelolaan pendapatan pada keluarga petani untuk memenuhi kebutuhan mereka, di Desa Bakung Pringgodani. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode studi kasus, dimana peneliti focus pada kasus-kasus yang dialami para keluarga petani di Desa Bakung Pringgodani. Data yang telah terkumpul diobservasi dan dianalisa untuk menjabarkan dan memahami fenomena yang dialami oleh para keluarga petani di Desa Bakung Pringgodani. Oleh karena itu, para keluarga petani disarankan untuk menyusun rencana keuangan tertulis untuk membantu pengalokasian pendapatan dan mengontrol pengeluaran dalam pemenuhan kebutuhan keluarga
Innovation in learning is necessary to answer the challenges of education in the 21st century. Students who are prepared for the demands of this era will have a mindset to not only seek work but also to create work. Efforts to promote this mindset in students majoring in Development Economics is done by implementing learning innovations in entrepreneurship courses using the experience-based learning model adapted from David Kolbs (1981). This descriptive qualitative research was conducted to examine the innovation of learning using an experience-based learning model. This learning was expected to promote entrepreneurship values in the students based on local wisdom. The data were collected through in-depth interviews with and participant observation of Development Economics students who took the entrepreneurship course, and through the study of documents. Keywords: Experience-Based Learning, Entrepreneurship Values, Local Wisdom
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.