Self-efficacy menjadi salah satu unsur penting dalam proses pendidikan keperawatan departemen gawat darurat, karena situasi di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan beban kerja, stress dan kecemasan tinggi dapat menyebabkan tidak tercapainya capaian pembelajaran. Intervensi yang dapat meningkatkan self-efficacy adalah pelatihan kecerdasan emosional. Tujuan penelitian untuk menjelaskan pengaruh pelatihan kecerdasan emosional terhadap self-efficacy mahasiswa praktik klinik keperawatan gawat darurat. Jenis penelitian quasi experimental dengan rancangan nonequivalent control group design. Besar sampel sebanyak 42 orang yang diambil dengan total sampling dan dibagi dalam kelompok perlakuan dan kontrol, masing-masing kelompok berjumlah 21 orang. Pelatihan kecerdasan emosional diberikan dalam 5 sesi (tiap sesi 100 menit). Self-efficacy diukur menggunakan General Self Efficacy Scala (GSES). Penelitian dilaksanakan pada bulan April tahun 2021 di Universitas Nusa Nipa. Analisis data menggunakan uji paired t test dan uji independent t-test. Hasil penelitian menunujukkan ada pengaruh pelatihan kecerdasan emosional terhadap self-efficacy mahasiswa (p 0.000). Sebelum diberikan pelatihan kecerdasan emosional pada kelompok perlakuan tidak ada perbedaan self-efficacy pada ke dua kelompok (p 0.872), akan tetapi setelah diberikan pelatihan ada perbedaan self-efficacy pada ke dua kelompok (p 0.000). Pelatihan kecerdasan emosional dapat meningkatkan self-efficacy mahasiswa, diharapkan kecerdasan emosional dan self-efficacy dipertimbangkan dan diterapkan dalam kurikulum keperawatan.
Penyakit hipertensi pada usia dewasa muda tiap tahun mengalami peningkatan. Selain itu, banyak permasalahan yang ditemui seperti penurunan kontrol pengobatan, defisit perawatan diri dan buruknya kualitas hidup yang disebabkan oleh rendahnya well-being. Meningkatkan well-being dibutuhkan intervensi yang tepat. Peer support group dipilih karena berfokus pada hubungan individu, adanya pertukaran informasi serta pengalaman. Tujuan penelitian untuk menjelaskan pengaruh peer support group terhadap well-being pasien hipertensi usia dewasa muda. Jenis penelitian menggunakan quasi-experiment dengan rancangan pre post test control group design. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 176 orang. Sampling yang digunakan purposive sampling. Besar sampel sebanyak 80 orang dan dibagi ke dalam 2 kelompok (masing-masing kelompok sebanyak 40 orang). Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2021 di Puskesmas Koting Propinsi Nusa Tenggara Timur. Instrumen untuk mengukur well-being menggunakan Indonesian Well-being Scale (IWS). Analisis data menggunakan paired t test dan independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh peer support group terhadap well-being (p=0,000). Sebelum diberikan peer support group, kedua kelompok tidak menunjukkan perbedaan (p = 0,631). Namun, setelah diberikan peer support group, kedua kelompok menunjukkan perbedaan (p = 0,000). Peer support group terbukti dapat meningkatkan well-being, untuk itu Puskesmas dapat membuat program promosi kesehatan dengan mengintegrasikan peer support group dalam layanan kesehatan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.