Daun stevia (Stevia rebaudiana Bertoni M) selain digunakan sebagai bahan dasar gula juga memiliki senyawa alami yang dapat digunakan sebagai tabir surya seperti flavonoid dan fenolat. Flavonoid dalam tanaman memiliki potensi sebagai tabir surya karena adanya gugus kromofor, gugus kromofor tersebut merupakan sistem aromatik terkonjugasi yang menyebabkan kemampuan untuk menyerap kuat sinar pada kisaran panjang gelombang sinar UV, sehingga senyawa flavonoid dapat digunakan sebagai senyawa berkhasiat dalam sediaan tabir surya. Losion merupakan salah satu bentuk sediaan tabir surya yang banyak tersebar dipasaran dan sering digunakan oleh masyarakat. Tujuan dari penelitian ini yaitu menentukan konsentrasi dari ekstrak daun stevia yang memiliki aktivitas sebagai tabir surya dan membuat sediaan losion tabir surya dari daun stevia. Hasil nilai SPF dari ekstrak etanol daun stevia dengan konsentrasi 0,05% sebesar 15,247, sedangkan hasil nilai SPF losion tabir surya yang mengandung ekstrak etanol daun stevia 0,05% untuk F1 11,052; F2 10,363; F3 10,175; dan F4 8,315. Hasil evaluasi losion tabir surya ini losion memiliki warna hijau, pH losion 7,21-8,11, viskositas losion 2000-8000cps, dan uji sentrifugasi losion tidak terjadi pemisahan. Nilai SPF keempat formulasi losion tersebut termasuk kedalam rentang nilai tabir surya proteksi maksimal.
Kefir is a fermented beverage that has probiotic properties and often used as a cosmetic or ointment raw material. Its lactic acid content is classified as AHA (alpha hydroxy acid) which is known good for skin health. The objectives were to study the influence of temperature, fermentation and storage time on the amount of lactic acid, pH and viscosity of kefir. Fermentation of kefir was performed at two different temperatures (room temperature and 37 o C) for 24 and 48 h. Storage condition of kefir products was performed at cold and room temperature for 4 to 28 d. The content of lactic acid was based on the total organic acid determined using acid-base titration. The results showed that the average content of lactic acid in 48 h-fermented kefir at room temperature and 37 o C were 0.9 to 2.2% with pH and viscosity characteristics were 4.1 to 4.3 and 1400 to1600 cPs, respectively. Meanwhile, during 24 d of storage, the average content of lactic acid was 1.97 to 3.54%, where pH and viscosity characteristics were 3.5 to 4.5 and 3400 to 6400 cPs, respectively. The optimum storage time of goat milk kefir is obtained on days 4 to 12 and they can be stored for up to 24 days without deterioration of kefir products.
AbstrakPermasalahan pencemaran air yang disebabkan oleh limbah krom industri penyamakan kulit di kawasan Sukaregang, Kabupaten Garut perlu diolah dengan teknik fitoremediasi dengan tanaman dari keluarga Ponteridaceae. Penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui kadar penyerapan tanaman eceng-ecengan dan menentukan eceng mana yang paling efektif menyerap krom. Penelitian ini dilakukan dengan tahap pengumpulan bahan dan determinasi tanaman eceng-ecengan, pengolahan limbah dengan fitoremediasi selama 21 hari, dan analisis kadar krom dengan spektrofotometer serapan atom. Kapasitas penyerapan Eichhornia crassipes Solm., Heteranthera peduncularis, dan Monochoria vaginalis adalah 1,5395; 0,5728; dan 0,1057 µg/g. Berdasarkan uji Duncan, disimpulkan bahwa Eichhornia crassipes Solm. merupakan tanaman eceng paling efektif yang memiliki kemampuan paling tinggi dalam menyerap logam krom limbah penyamakan kulit.Kata kunci: Eichhornia crassipes Solm., fitoremediasi, Heteranthera peduncularis, krom, Monochoria vaginalis Utilization of Ponteridaceae as Phytoremediation Agent in Chrome Waste Treatment AbstractWater pollution caused by waste chrome leather tanning industry at Sukaregang, Garut Regency should be done by phytoremediation technique using plants from Ponteridaceae family. This research needs to know the level of absorption of Ponteridaceae plants and determine which one is the most effective to absorb chrome. The phase of this research is by gathering materials and determination of the Ponteridaceae plants, waste treatment with phytoremediation in 21 days, and analysis of chromium levels with an atomic absorption spectrophotometer. The absorption capacity of Eichhornia crassipes Solm., Heteranthera peduncularis and Monochoria vaginalis are 1.5395; 0.5728, and 0.1057 µg/g. Based on the Duncan test, it is concluded that Eichhornia crassipes Solm. is the most effective among them with the highest ability to absorb metal chrome tannery wastes.
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Jl. Soekarno Hatta no. 354, Bandung, Indonesia Email: Saninurlaela@stfi.ac.id (Sani Nurlaela Fitriansyah) ABSTRAK Limpasu merupakan tanaman yang berlimpah dari Kalimantan Selatan. Data empiris menunjukkan buah limpasu berpotensi untuk mengobati demam (karena infeksi), kesehatan kulit, dan antioksidan. Data ilmiah pendukung potensi limpasu sebagai antiinfeksi yang disebabkan bakteri masih minim. Penelitian ini bertujuan mendapatkan data ilmiah kandungan kimia secara kualitatif dan potensi ekstrak limpasu sebagai antibakteri. Bagian buah, daun, dan kulit batang limpasu diekstraksi menggunakan pelarut etanol 96% dengan soxhlet. Ekstrak cair diuapkan menggunakan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak buah (EB), ekstrak daun (ED), dan ekstrak kulit batang limpasu (EKB). Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi padat menggunakan kertas cakram. Bakteri yang diuji terdiri dari Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, Propionibacterium acnes, dan Staphylococcus epidermidis. Hasil penelitian menunjukkan, ekstrak etanol buah limpasu merupakan ekstrak yang paling aktif terhadap bakteri B. subtilis, S. aureus, P. aeruginosa, E.coli, dan P. acnes dengan konsentrasi hambat minimum adalah 2,5% b/v dengan diameter secara berturut-turut 6,87; 7,60; 7,94; 8,80; dan 10,29 mm. Ekstrak etanol buah, daun, dan kulit batang limpasu secara umum positif mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, dan saponin. Kata kunci: ekstrak limpasu (Baccaurea lanceolata), aktivitas antibakteri, penapisan fitokimia. ABSTRACT Limpasu is a plenteous plant from South Kalimantan. Empirical data indicated that limpasu fruit was potential to be used for the treatment of fever (due to infection), as well as maintaining skin health and possessing antioxidant properties. There are limited scientific data on the anti-infection activity of this plant. The purpose of this study was to PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591 (Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X Vol.15 No. 02 Desember 2018112 determine the antibacterial activity and qualitatively evaluate the chemical contents of the ethanol extract of limpasu. Extracts of fruits, leaves, and barks of limpasu were obtained by extraction of those plant materials with soxhlet using ethanol 96%. The liquid extract was evaporated by rotary evaporator, until the viscous masses of fruits extract (EB), leaves extract (ED), and barks extract (EKB) were obtained. Antibacterial activity of EB, ED, and EKB were evaluated by calculating the minimum inhibitory concentration (MIC) against Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, Propionibacterium acnes, and Staphylococcus epidermidis. Ethanol extract of fruit limpasu was the most active against B. subtilis, S. aureus, P. aeruginosa, E. coli, and P. acnes with diameter of inhibitory zones at concentrations of 2.5 % w/v were 0.87, 7.6, 7.94, 8.80, and 10.29 mm, respectively. The ethanol extract of fruits, leaves...
Radang tenggorokan adalah peradangan yang terjadi di daerah belakang tenggorokan, dapat terjadi akibat iritasi non infeksi. Triamsinolon asetonida salah satu agen anti-inflamasi, yang mempunyai rasa yang tidak pahit, sehingga dilakukan pengembangan bentuk sediaan triamsinolon asetonida baru. Salah satunya adalah dengan membuat sediaan tablet hisap yang dapat berkontak langsung dengan radang tenggorokan, sehingga dapat mempercepat reaksi penyembuhan. Tablet hisap dibuat menggunakan metode cetak langsung dengan dua jenis pengikat maltodekstrin dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, dan PVP dengan konsentrasi 2,5%, 5%, 7,5%. Dari semua formula yang dibuat menghasilkan massa tablet hisap yang baik dari masing-masing pengikat, karena didasarkan pada kompresibilitas dan daya alir yang sangat baik. Hasil evaluasi tablet dari masing-masing formula telah memenuhi syarat evaluasi meliputi keseragaman bobot, keseragaman ukuran, friabilitas, uji kekerasan, uji stabilitas, dan uji kesukaan tablet hisap, akan tetapi yang terbaik terdapat pada formula ke-3 dari setiap variasi tablet berdasarkan uji kekerasannya, dan formula dengan maltodekstrin 30% yang paling baik karena memiliki kekerasan yang lebih dari formula dengan variasi PVP 7,5%.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.