David was a clever king, great at war, correct in making decisions, sincere and loyal. However, the writer book of 2 Samuel did not consider King David to be a great dan perpect king in his leadership. David had a week point too, so that David’s sin was told frankly. This study aims to interpret David weakness in the story of David and Bathsheba (2 Samuel 11: 1-27) through the method of narrative criticism, then it can be provide relevance for today's life. The result of the narrative criticism that has been done is David disregarded God's law in using his power, even he was sleeping with Bathsheba, the Uriah wife’s. Bathsheba and the other characters in the narrative are only supporting figures representing small people to criticize David's power. The results of this interpretation can be relevant for Christian leaders today. This text means that everything we are doing must be in accordance with God's perspective. A Christian leader in his power must be under God's law, because a leader is an example and role model for many people. Daud adalah seorang raja yang pandai, hebat dalam peperangan, tepat dalam mengambil keputusan, tulus dan setia. Namun, penulis kitab 2 Samuel tidak menganggap raja Daud sebagai raja yang hebat dan sempurna dalam kepemimpinannya. Daud juga mempunyai titik kelemahan sehingga dosa Daud pun diceritakan dengan terus terang. Penelitian ini bertujuan untuk memaknai kelemahan Daud dalam kisah Daud dan Batsyeba (2 Samuel 11:1-27) melalui metode kritik naratif, kemudian direlevansikan bagi kehidupan masa kini. Hasil dari kritik naratif yang sudah dilakukan adalah Daud tidak menghiraukan hukum Allah dalam menggunakan kekuasaannya, ia tidur dengan Batsyeba, istri Uria. Batsyeba dan tokoh lain dalam narasi hanyalah tokoh pendukung yang mewakili orang-orang kecil untuk mengkritik kekuasaan Daud. Hasil penafsiran ini dapat direlevansikan bagi para pemimpin Kristen masa kini. Teks ini bermakna bahwa segala sesuatu yang dilakukan harus sesuai dengan perspektif Allah. Seorang pemimpin kristen dalam kekuasaannya harus berada di bawah hukum Allah, sebab seorang pemimpin adalah teladan dan panutan bagi banyak orang.
Gereja masa kini cenderung menunjukkan eksistensi dan kualitas yang berbeda dengan apa yang telah diperlihatkan oleh teladan gereja mula-mula. Rasa memberi dan berbagi tidak lagi menjadi prioritas, rasa kesatuan seolah sirna dan ego mulai menjadi keutamaan. Maka gereja masa kini perlu membenahi diri dan memiliki kesadaran akan panggilan sebagai pengikut Kristus untuk hidup dalam kesatuan iman. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode deskriptif analitis dan lokasi penelitian adalah jemaat GKE Madara. Tujuan penelitian ini adalah memberikan teladan kehidupan gereja mula-mula berdasarkan refleksi Kisah Para Rasul 2:42-47, penerapan teladan tersebut diterapkan di jemaat GKE Madara melalui program kerja dan kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian membuktikan bahwa teladan gereja mula-mula mampu memberikan implikasi bagi kesatuan jemaat GKE Madara dari segi ekonomi, sosial, sumber daya manusia dan kerohanian.
Artikel Pengabdian kepada Masyarakat ini menggali tentang potensi pemuda dalam ruang pluralitas sebagai kekuatan untuk merawat moderasi beragama yang berlangsung di desa Hanjak Maju, Kalimantan Tengah. Konteks masyarakat mutikultural dan agama menjadi ruang untuk meningkatkan spiritualitas lintas agama di kalangan pemuda dan tokoh-tokoh agama serta masyarakat sebagai bentuk upaya merawat moderasi beragama yang lahir dari dari realitas kehidupan masyrakat desa Hanjak Maju. Metode yang digunakan ialah Participatory Action Research dengan mengutamakan hasil riset yang diperoleh secara partisipatif dalam komunitas masyarakat kemudian diimplementasikan dalam bentuk aksi. Kegiatan yang dilakukan ialah Penggalian potensi pemuda untuk mengetahui sejauhmana mereka menyadari konteks kehidupan yang plural; Workshop tentang relasi antar umat beragama dan pembinaan spiritualitas lintas agama kepada pemuda desa Hanjak Maju. Hasil akhir dari kegiatan ini ialah terjadi peningkatan pemahaman dan keterampilan dari tokoh-tokoh agama dan masyarakat, serta pemuda terkait eksistensi relasi beragama dan budaya sebagai fondasi moderasi beragama.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.