Media sosial sebagai bentuk perkembangan teknologi memberi peluang bagi generasi muda Dayak untuk menjadikan media komunikasi dan informasi tersebut sebagai sarana mereduksi stigma yang melekat pada kebudayaan Dayak di kalangan masyarakat nasional maupun internasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran media sosial dalam mereduksi stigma kebudayaan Dayak. Metode penelitian ini yaitu eksplanatif kualitatif dengan pendekatan studi kasus Stigma budaya Dayak. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam dengan pihak founder media sosial Ruang Dayak serta followers di Instagram, Facebook, dan Twitter yang berjumlah empat orang sebagai sumber triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stigma pada kebudayaan Dayak termasuk pada jenis stigma berupa prasangka, stereotip, dan label. Stigma tersebut muncul karena kurangnya pengetahuan dan informasi tentang kebudayaan Dayak. Persebaran informasi di new media dan cepat menjadikan media sosial berkonten kebudayaan berperan dalam mereduksi stigma kebudayaan dengan mengoptimalkan pendekatan pendidikan lewat persebaran informasi. Pemberian informasi yang cukup dan dapat dipercaya mampu mengatasi masalah munculnya suatu stigma kebudayaan. Penelitian ini memberikan kontribusi berupa rekomendasi kepada pengelola akun Ruang Dayak untuk mengoptimalkan pendekatan pendidikan melalui media sosial dalam mereduksi stigma kebudayaan.
Karonese Batak tribe has ertutur tradition. It is communication of someone when meet people for the first time to get position in the custom and family relationship (pertuturen). AbstrakSuku Batak Karo memiliki Tradisi ertutur yang merupakan komunikasi seseorang ketika pertama kali bertemu dengan orang lain untuk mendapatkan kedudukan dalam adat dan keterkaitan kekeluargaan (pertuturen). Ketika orang pertama kali bertemu, mengurangi ketidakpastian dengan mencari informasi (information seeking). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis tradisi ertutur Karo sebagai model komunikasi interpersonal generasi muda perantau di Yogyakarta. Teori yang digunakan antara lain Uncertainy Reduction Theory. Metode penelitian secara kualitatif dengan pengumpulan data wawancara mendalam serta observasi partisipan di kalangan pemuda pemudi Karo yang merantau di Yogyakarta. Hasil penelitian ditemukan banyak generasi muda kesulitan dalam memulai komunikasi. Tradisi ertutur ini dapat menjadi cara dalam memulai komunikasi. Kata Kunci :Komunikasi Interpersonal, Uncertainy Reduction Theory, ertutur, Karo PendahuluanDalam menjalin sebuah relasi, sikap saling memahami menjadi modal utama dalam membangun relasi tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh bahasa, latar belakang (budaya) dan tujuan, hingga terbangun kontak sosial dalam relasi itu sendiri maupun dengan orang disekitar kita. Relasi yang terjalin tersebut bergantung pada cara setiap pihak dalam mengkomunikasikan diri (verbal maupun non verbal). Dalam relasi yang baik dengan saling memahami tersebut, harus terdapat kemampuan untuk berpikir maupun berperilaku seperti yang kita (saling) inginkan (Mulyana, 2010:4). Komunikasi tersebut terbentuk suatu interaksi dan secara bersama-sama sampai pada tujuan yang sama.Setiap orang membangun relasi membutuh-kan kemampuan untuk berkomunikasi. Terlebih dalam relasi interpersonal, karena "keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab para peserta komunikasi" (Mulyana, 2010:81). Selain itu pengakuan satu sama lain menjadi pondasi yang penting dalam membina relasi interpersonal
Persuasion is a communication process to establish or change attitudes, which can be understood through theory of Rhetoric and theory of Elaboration Likelihood Model (ELM). This study elaborates these theories in a Public Lecture series which to persuade the students in choosing their concentration of study. The result shows that in term of persuasion effectiveness it is not quite relevant to separate the message and its source. The quality of source is determined by the quality of the message, and vice versa. Separating the two routes of the persuasion process as described in the ELM theory would not be relevant. Keywords: persuasion, the elaboration of the message, spoke persons, rhetoric Abstrak: Persuasi adalah proses komunikasi untuk membentuk atau mengubah sikap, yang dapat dipahami dengan teori Retorika dan teori Elaboration Likelihood Model (ELM). Penelitian ini mengelaborasi teori(1) terencana, atau didesain secara sadar dengan menggunakan pendekatan seni atau "artful", (2) p e s a n p e r s u a s i r a s i o n a l w a l a u p u n "kemasannya" bisa saja melibatkan unsur emosional atau menyentuh emosi, (3) tujuan secara jelas disampaikan, bukan merupakan agenda yang tersembunyi, dalam arti, persuadee atau target persuasi harus menyadari tujuan tersebut, (4) persuader harus memberikan kesempatan bagi target untuk memilih respon yang diharapkan, dengan kata lain, persuader tidak boleh memaksakan kehendak, sikap persuadee harus lahir dari kehendak bebasnya atau suka rela, sebagai hasil dari proses pengolahan pesan secara rasional, (5) bebas dari kekerasan verbal dan non-verbal, (6) jujur, dan E l a b o r a t i o n L i k e l i h o o d M o d e l
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.