Intisari— Pada saat ini, negara-negara di dunia terdampak oleh pandemi COVID-19, salah satunya di sektor pendidikan tinggi. Perubahan sistem perkuliahan secara pengajaran daring selama pandemi memberikan dampak bagi mahasiswa maupun dosen, termasuk di Universitas Jenderal Soedirman. Akibat dari perubahan sistem perkuliahan ini, mahasiswa banyak merasakan beban yang lebih besar terhadap banyaknya tugas kuliah dibandingkan pada saat kuliah seperti biasa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis beban kerja mental mahasiswa akibat dari perkuliahan daring. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2020 sampai Januari 2021. Untuk mengukur tingkat beban mental dapat menggunakan metode Subjective Workload Assessment Technique (SWAT) dan NASA Task Load Index (TLX). Responden dalam penelitian ini melibatkan 20 orang mahasiswa Teknik Industri Universitas Jenderal Soedirman dengan menggunakan purposive sampling dan pengambilan data dilakukan secara daring. Hasil analisis menunjukkan bahwa adanya peningkatan nilai pre test dan post test kemudian dengan metode SWAT adanya beban usaha mental dan waktu yang dominan, dan metode NASA-TLX menunjukkan adanya beban mental tinggi lebih dari 75%. Dapat disimpulkan adanya peningkatan pemahaman materi dan menunjukkan adanya beban kerja mental yang tinggi. Abstract— At this time, countries in the world are affected by the COVID-19 pandemic, one of which is in the higher education sector. Changes in the online teaching system during the pandemic had an impact on both students and lecturers, including at Jenderal Soedirman University. As a result of this change in the lecture system, many students feel a greater burden on the number of coursework compared to when they are studying as usual. The purpose of this study was to analyze the mental workload of students resulting from online lectures. The research was conducted from December 2020 to January 2021. To measure the level of mental load, the Subjective Workload Assessment Technique (SWAT) and NASA Task Load Index (TLX) methods were used. Respondents in this study involved 20 students of Industrial Engineering at Jenderal Soedirman University using purposive sampling and data collection was carried out online. The results of the analysis show that there is an increase in the pre-test and post-test scores then with the SWAT method there is a dominant mental and time load, and the NASA-TLX method shows a high mental load of more than 75%. It can be concluded that there is an increase in understanding of the material and indicates a high mental workload.
(Sebelumnya implementasi ISO 9001: 2008). Tujuan utama dari implementasi ISO 9001 salah satunya adalah meningkatkan kepuasan pelanggan baik eksternal maupun internal, termasuk mahasiswa sebagai user utama dari pelayanan organisasi sebagai pelanggan eksternal. Oleh karena itu, organisasi ini perlu mengukur tingkat kepuasan mahasiswa terhadap layanan yang diberikan oleh Institut Teknologi Telkom Purwokerto setelah organisasi ini melakukan implementasi ISO 9001: 2015. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner dengan pertanyaan yang dirancang dan dianalisis dengan pendekatan SERVQUAL. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS dan hasilnya hasil pengukuran untuk 24 item pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel. Dari penelitian awal diperoleh hasil bahwa institusi perlu mengenalkan ISO 9001: 2015 kepada para Mahasiswa di Institut Teknologi Telkom Purwokerto. Dengan menggunakan pendekatan SERVQUAL dan melakukan analisis GAP 5, yaitu membandingkan antara harapan dan ekspektasi pelanggan (mahasiswa), diperoleh hasil bahwa institusi perlu memperbaiki kecepatan dari bagian pelayanan (tenaga akademik/kemahasiswaan/staff) kepada Mahasiswa (Nilai GAP 1.11). Selain itu institusi juga perlu meningkatkan perhatian terhadap mahasiswa (Nilai GAP 1.06). Beberapa upaya telah dilakukan dengan pembangunan fasilitas seperti gedung perkuliahan yang terus dilaksanakan serta perubahan struktur organisasi untuk meningkatkan mutu pelayanan akademik dan non akademik kepada mahasiswa.Kata Kunci: Sistem Manajemen Mutu, Kepuasan Pelanggan, ISO 9001: 2015, SERVQUAL * email: yudi@ittelkom-pwt.ac.id
Jumlah Defect atau cacat produk yang dihasilkan dalam serangkaian proses produksi akan menyebabkan semakin tingginya biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan, sehingga perusahaan perlu melakukan perbaikan kualitas secara berkelanjutan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk perbaikan kualitas yaitu metode Quality Control Circle (QCC). Metode QCC lebih berfokus pada pengendalian mutu produk dalam melakukan perbaikan dengan siklus PDCA dan Seven tools. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab defect (cacat) jenis Cross Joint pada produk BT 1915 atau nama lainnya Brake Drum New TD di PT. Bakrie Autoparts dengan metode QCC (Quality Control Circle). Produk BT 1915 dipilih karena produk tersebut dalam periode Agustus hingga Desember yang paling banyak menyumbangkan reject weight. Data yang digunakan merupakan data defect yang berasal dari lima besar tertinggi defect per produk di PT. Bakrie Autoparts dari bulan Agustus hingga Desember. Hasil yang didapat dengan menggunakan metode QCC dan bantuan tools PDCA, diagram sebab akibat, dan diagram pareto menyatakan bahwa faktor machine dan method yang menyebabkan defect Cross Joint pada Produk BT 1915. Untuk faktor mesin disebabkan oleh pattern bergeser tidak pada posisi yang seharusnya dan guiden/pin aus atau goyang, sehingga tidak dapat mengunci antara pattern dengan flask molding. Sedangkan untuk faktor method disebabkan oleh belum adanya checksheet pengecekan per periode untuk peralatan dan mesin pada molding line serta tidak adanya tindakan preventif terhadap alat-alat yang akan rusak.
ISO 21001:2018 is an international standard for the management system of educational organizations that formal education organizations can apply to achieve their goals and functions to provide quality educational services. Currently, there are study programs with C accreditation and 2 study programs accredited B at Faculty of X under The University of Y. Hence, quality assurance at Faculty X still needs to be improved to achieve the highest accreditation. It is hoped that an education management system that refers to the ISO 21001:2018 standard can assist organizations in meeting these goals and targets. Faculty X has not implemented the ISO 21001:2018 quality assurance system but has implemented a quality assurance system through an internal academic quality audit process known as AIMA. This study aims to determine the GAP between the current higher education quality assurance system and the educational organization management system ISO 21001:2018 and determine the level of readiness obtained by Faculty X to meet the requirements of ISO 21001:2018. The results show that 59% of the ISO 21001:2018 clauses have been completed in the higher education quality assurance standard based on AIMA (Academic Quality Internal Audit Instrument), and 41% of the requirements still do not meet the AIMA standard. The percentage of readiness obtained by Faculty X in implementing the management system of educational organizations ISO 21001:2018 is 73%, which means that Faculty X still has to improve the quality system in preparation for ISO 2100:2018 quality assurance. Improvements in meeting the ISO 21001:2018 educational organization management system are plans for consistent improvement, monitoring, and evaluation.
PT. Pajitex is one of the textile industries that produce sarongs and continues to strive to fulfill customer desires through quality sarong products. During the sarong production process, there are still various product defects that can reduce consumer confidence in the resulting sarong products. Therefore, PT. Pajitex strives to reduce the number of defects that occur in the sarong manufacturing process by exploring various causes of defects. The purpose of this study was to analyze the defective edge on the CR3082 plate using the Quality Control Circle (QCC) method. The QCC method is a quality control system through the 8-step method with a continuous improvement system. At the defect search stage, use quality control tools such as Pareto diagrams and fishbone diagrams, and use the Failure Mode Effect Analysis (FMEA) method to obtain the highest RPN value which is a priority in the improvement proposal, and in determining the improvement proposal using the PDCA Methods. Based on the results of the analysis obtained, the cutter cutting and the needling process are not perfect and the tuck-in setting is not precise has the highest RPN value, which is equal to 120, so this activity needs to be monitored and followed up
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.