Perubahan yang terjadi pada wilayah pesisir dan laut tidak hanya sekedar gejala alam semata, tetapi kondisi ini sangat besar dipengaruhi oleh aktifitas manusia yang ada di sekitarnya. Wilayah pesisir merupakan wilayah penerima tekanan lebih besar dibandingkan dengan wilayah lain, karena wilayah pesisir mempunyai fungsi sebagai penyedia sumberdaya alam, penyedia jasa-jasa pendukung kehidupan, penyedia jasa kenyamanan dan sebagai penerima limbah dari aktivitas pembangunan yang terdapat di lahan atas (lahan daratan) seperti kegiatan permukiman aktivitas perdagangan, perikanan dan kegiatan industri. Semua dari kegiatan tersebut memberikan dampak terhadap wilayah pesisir yang dapat mempengaruhi pada kualitas lingkungan wilayah pesisir terutama pada penurunan kualitas ekosistem pesisir.Wilayah Pesisir Muaragembong dimanfaatkan sebagai multiuse, mengakibatkan ketidakteraturan dalam pemanfaatan kawasan sehingga menimbulkan perubahan fungsi dari ekosistem pesisir yang mengakibatkan penurunan terhadap kualitas ekosistem dan lingkungan. Hal ini mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan di wilayah pesisir Kecamatan Muaragembong. Berdasarkan kondisi yang ada, maka artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak perubahan fungsi ekosistem pesisir terhadap lingkungan di wilayah pesisir khusnya yang menjadi lokus kajian di wilayah pesisir Kecamatan muaragembong. Hal ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang identifikasi dampak yang ditimbulkan dari perubahan fungsi ekosistem pesisir di Wilayah Pesisir Muaragembong, sehingga dapat memberikan masukan untuk merencanakan wilayah secara berkelanjutan.
Sejalan dengan perkembangan penduduk suatu kota, akan meningaktkan kebutuhan lahan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, diantaranya adalah untuk kebutuhan permukiman, pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat. Di sisi lain ketersediaan lahan yang ada tetap, sehingga hal ini mengakibatkan banyak terjadi ali fungsi peruntukan lahan. Demikian juga halnya yang terjadi di Kawasan Kalimalang Kota Bekasi.Kawasan Kalimalang Kota Bekasi yang terdapat di tengah-tengah Kota Bekasi memupunyai fungsi sebagai kawasan yang berfungsi lindung. Pada kenyataannya pada saat ini, kawasan Kalimalang secara sporadis dimanfaatkan oleh masyarakat untuk permukiman, perdagangan serta penggunaan jasa lainnya seerti seperti jasa bengkel. Semua kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang terdapat di Kawasan kalimalang, membuang limbahnya ke Kalimalang. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas air sungai Kalimalang yang merupakan salah satu sumber air baku untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Bekasi. Berdasarkan Kalimalang Bekasi dimanfaatkan sebagai sumber air baku di Kota Bekasi ialah Kalimalang. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian untuk mengendalikan pemanfaatan lahan di sekitar Kawasan Kalimalang Kota Bekasi agar dapat mewujudkan kondisi lingkungan yang lestari sesuai rencana tata ruang. Tujuan yang diharapkan dari studi ini (1) identifikasi karakteristik masyarakat yang tinggal di kawasan studi; (2) identifikasi faktor yang mengalami penyimpangan penggunaan lahan; dan (3) identifikasi faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan. Metode aanalisis yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah metode super impose antara pemanfaatan lahan eksisting dengan rencana tata ruang dana analisis kesesuaian peruntukan lahan; analisis korelasi kontingensi untuk melihat hubungan antara pemanfaatan lahan dengan kondisi masyarakat, serta analisis deskriptif untuk memberikan gambaran tentang kebijakan tata ruang Kota Bekasi. Dengan menggunakan analisis tersebut, diperoleh hasil bahwa pemanfaatan lahan di Kawasan Kalimalang mengalami pergeseran peruntukan sebesar 65,80 % dari luas lahan kawasan yaitu 123.938 ha. Hal ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendapatan masyarakat dan tingginya aksesibiltas dari kawasan ini menuju ke tempat kerja masyarakat. Untuk mengatasi kondisi tersebut, kawasan kalimalang harus dikendalikan pemanfaatannya dengan mengembalikan fungsi kawasan sebagai kawasan yang berfungsi lindung. Oleh karena itu langkah yang dilakukan adalah dengan merelokasi masyarakat yang tinggal di kawasan studi dan menata ulang Kawasan kalimalang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung kawasan. Hal ini dilakukan untuk dapat mewujudkan pemanfaatan lahan berkelanjutan di Kawasan Kalimalang.
Mangrove ecosystems in the Muaragembong Coastal Area have been used for aquaculture and ecotourism activities that provide benefits for increasing community income. In an era of technological disruption, the opportunity for ecotourism development is getting bigger. But on the other hand, there is a condition of the status of mangrove ecosystems that have been bad, which has an effect on the decline in environmental quality. This condition is because it has not been supported by management policies in Bekasi. Knowing the importance of the mangrove ecosystem, it is necessary to study of sustainable mangrove ecosystem management policy. The purpose of this study is to formulate a sustainable mangrove management policy. By using the method of descriptive analysis, super impose analysis and SWOT analysis, the results show that the management of mangrove ecosystems can be done by: (1) establishing the mangrove ecosystem area as an area designed in the spatial plan, (2) intensifying the program. mangrove ecosystem to improve the function of mangrove ecosystems; (3) increasing the role and community in managing mangrove ecosystems; (4) developing facilities and infrastructure that support the development of sustainable ecotourism activities. Through this, results can be expected for the Bekasi District Government in the context of managing the mangrove ecosystem in the Muaragembong Coastal Region successfully.
Abstract. Community participation is very important in realizing sustainable village development, so that development planning can be felt by every level of society. Currently, the development carried out in Katapang Indah Village has not been fully participatory. This can be seen from the contribution of community participation in the development planning process, where the development being implemented has not responded to community needs. Given the importance of community participation in the development planning process, it is necessary to conduct a study on efforts to increase community participation in Katapang Indah Village, in order to realize sustainable development. The purpose of this study is to identify the form and level of community participation in the development planning process. By using the descriptive analysis method, the results show that community participation in Katapang Indah Village is included in the induced participation group with the form of vertical participation, where the community only follows policies that have been formulated by village leaders or traditional leaders. This is due to the lack of knowledge from the community about the importance of participating in the activities of the village development process. Efforts were made to (1) provide outreach to the public about the mechanism for community participation in the planning process; (2) increasing the intensity of socialization and counseling regarding development planning to the community; (3) increasing the role of traditional and community leaders in formulating decisions by taking into account the characteristics and needs of village communities.Keywords: community participation, development planning process, sustainable village developmentAbstrak. Partisipasi masyarakat merupakan sesuatu yang sangat penting dalam mewujudkan pembangunan desa secara berkelanjutan, sehingga perencanaan pembangunan tersebut dapat dirasakan oleh setiap lapisan masyarakat. Pembangunan yang dilakukan di Desa Katapang Indah, pada saat ini belum sepenuhnya dilakukan secara partisipatif. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan, dimana pembangunan yang dilaksanakan belum menjawab terhadap kebutuhan masyarakat. Mengingat pentingnya partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan, perlu dilakukan kajian mengenai upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat di Desa Katapang Indah, agar dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Tujuan dari kajian ini adalah mengidentifikasi bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan. Dengan menggunakan metode analisis deskriptif diperoleh hasil bahwa partisipasi masyarakat di Desa Katapang Indah termasuk pada kelompok partisipasi terinduksi dengan bentuk partisipasi vertical, dimana masyarakat hanya mengikuti kebijakan sudah dirumuskan oleh pemimpin desa atau tokoh adat. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dari masyarakat akan pentingnya berpartisipasi dalam kegiatan proses pembangunan desa. Upaya yang dilakukan adalah (1) memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang mekanisme partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan; (2) meningkatkan intensitas sosialisasi dan penyuluhan mengenai perencanaan pembangunan kepada masyarakat; (3) meningkatkan peran dari tokoh adat dan tokoh masyarakat dalam merumuskan keputusan dengan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan masyarakat desa.Kata Kunci : partisipasi masyarakat, proses perencanaan pembangunan, pembangunan desa berkelanjutan
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.