gizi sangat peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan terutama pada tahap golden perioddi lima tahun pertama. Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2017 di Indonesia menujukkan prevalensi stunting balita sebesar27,5 %, balita kurus 8,0%, balita sangat kurus 3,1%, balita risiko kurus 22,8%, dan balita dengan gizi kurang sebanyak 17,8%. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan ibu status gizi balita sehingga dapat menurunkan kejadian balita gizi buruk atau kurang. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dalam rangka memperingati hari gizi nasional yang di adakan dikantor balai kota lama kota bukittinggi dengan cara memberikan penyuluhan pada orang tua/pengasuh balita, dan pemberian makan tambahan. Kegiatan. Meningkatnya pengetahuan mengenai gizi seimbang dan pengolahan makanan boleh jadi akan diikuti dengan perubahan perilaku.Penyuluhan gizi dengan metode ceramah disertai media poster dan leaflet merupakan salah satu pendekatan pembelajaran dengan memberi seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan agar mampu menentukan pilihan perilaku yangtepat untuk meningkatkan status gizi balitanyaKata kunci: Edukasi, Gizi, sepanjang daur kehidupan
Latar Belakang : Data Riskesdas menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia meningkat dari 35,6% pada tahun 2010 menjadi 37,2% pada 2013. Provinsi Sumatera Barat menempati urutan ke 17 dari 34 provinsi stunting di Indonesia dengan prevalensi anak balita (usia 24-59 bulan) stunting 36,2% lebih tinggi daripada prevalensi nasional 35,3%. Pasaman Barat adalah kabupaten kedua di Provinsi Sumatera Barat dengan prevalensi stunting adalah 51,54% dan jumlah anak stunting adalah 23.435. Nagari Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat adalah salah satu Nagari di 100 Kabupaten / Kota di Sumatra Barat yang mendapat prioritas tahap pertama dalam menangani stunting di Indonesia pada tahun 2018.Tujuan : dari penelitian ini adalah untuk mengetahuai factor penyebab terjadinya stunting pada balita di silayah kerja Puskesmas Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat.Metode : Jenis penelitian adalah cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Sampel 200 dipilih secara purposive sampling. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan rata-rata balita yang stunting di wilayah kerja Puskesmas Air Bangis memiliki jenis kelamin laki-laki (57,5%), sebagian besar ibu balita yang stunting memiliki pendidikan sekolah menengah pertama (48,5%) dan bekerja sebagai IRT (95,5%), dan jumlah anak 3-5 orang (67%). Uji chi-square didapatkan pola asuh ibu berhubungan dengan stunting pada balita di wilayah kerja puskesmas Air Bangis dengan nilai p 0,05, sedangkan sanitasi lingkungan dan pemanfaatan layanan kesehatan tidak ada hubungan dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Air Bangis dengan nilai p 0,05. Kata kunci : Sanitasi; Pola asuh; pemanfaatan posyandu; Stunting; Balita Background: Riskesdas data shows the prevalence of stunting in Indonesia increased from 35.6% in 2010 to 37.2% in 2013. West Sumatra Province ranks 17th out of 34 provinces of stunting in Indonesia with the prevalence of children under five (ages 24-59 months ) stunting 36.2% higher than the national prevalence of 35.3%. Pasaman Barat is the second regency in West Sumatra Province with the prevalence of stunting is 51.54% and the number of stunting children is 23,435. Nagari Air Bangis, West Pasaman Regency is one of the Nagari in 100 Regencies / Cities in West Sumatra which received the first stage priority in dealing with stunting in Indonesia in 2018.Objective: from this research is to find out the factors that cause stunting in children under five in the work area of Air Bangis Health Center, West Pasaman Regency.Method: This type of research is cross-sectional with a quantitative approach. Sample 200 was selected by purposive sampling.Results: The results showed that the average stunting toddler in the working area of the Air Bangis Community Health Center was male (57.5%), most of the stunting mothers who had a junior high school education (48.5%) and worked as IRT (95.5%), and the number of children 3-5 people (67%). Chi-square test found that maternal parenting was associated with stunting in infants in the work area of Air Bangis puskesmas with a value of p 0.05, while environmental sanitation and utilization of posyandu had no relationship with the incidence of stunting in infants in the work area of Air Bangis Puskesmas with a value of p 0.05. Keywords: Sanitation; Parenting; Utilization of posyandu; Stunting; Toddler
Latar belakang: Data Riskesdas menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia meningkat dari 35,6% pada tahun 2010 menjadi 37,2% pada 2013. Provinsi Sumatera Barat menempati urutan ke 17 dari 34 provinsi stunting di Indonesia dengan prevalensi anak balita (usia 24-59 bulan) stunting 36,2% lebih tinggi daripada prevalensi nasional 35,3%. Prevalensi stunting di Pasaman Barat adalah 51,54% dan jumlah anak stunting adalah 23.435. Tujuan penelitian: Diketahui factor sanitasi lingkungan penyebab stunting pada balita di wilayah kerja puskesmas Air BAngis Kabupaten Pasaman Barat. Metode : Jenis penelitian adalah cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi adalah seluruh balita yang datang ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Air Bangis. Jumlah sampel adalah 200 balita dipilih secara purposive sampling. Data yang digunakan adalah data primer dengan metode wawancara dan observasi. Instrumen menggunakan lembar checklist. Hasil: didapatkan sebagian besar balita berjenis kelamin laki-laki (57,5%), sebagian besar ibu balita memiliki pendidikan sekolah menengah pertama (48,5%) dan bekerja sebagai IRT (95,5%) dengan jumlah anak 3-5 orang (67%), posyandu memiliki balita dengan tinggi badan tidak stunting (36,5%) namun sebagian besar responden memiliki sanitasi lingkungan yang tidak baik (37%) dan memiliki balita stunting (23%). terdapat hubungan antara sanitasi lingkungan dengan stunting pada balita di wilayah kerja puskesmas Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat. Simpulan: factor sanitasi lingkungan dapat menyebabkan stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat.
Latar belakang: Data Riskesdas menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia meningkat dari 35,6% pada tahun 2010 menjadi 37,2% pada 2013. Provinsi Sumatera Barat menempati urutan ke 17 dari 34 provinsi stunting di Indonesia dengan prevalensi anak balita (usia 24-59 bulan) stunting 36,2% lebih tinggi daripada prevalensi nasional 35,3%. Prevalensi stunting di Pasaman Barat adalah 51,54% dan jumlah anak stunting adalah 23.435. Tujuan penelitian: Diketahui faktor penyebab terjadinya stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat. Metode : Jenis penelitian adalah cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi adalah seluruh balita yang datang ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Air Bangis. Jumlah sampel adalah 200 balita dipilih secara purposive sampling. Data yang digunakan adalah data primer dengan metode wawancara dan observasi. Instrumen menggunakan lembar checklist. Hasil: Sebagian besar balita berjenis kelamin laki-laki (57,5%), sebagian besar ibu balita memiliki pendidikan sekolah menengah pertama (48,5%) dan bekerja sebagai IRT (95,5%) dengan jumlah anak 3-5 orang (67%), sebagian besar balita memiliki tinggi badan normal (66%) dengan status gizi baik ((55,5%). Sebagian besar responden memiliki pola asuh baik balita dengan tinggi badan tidak stunting (37,5%), sebagian besar responden yang memanfaatkan posyandu memiliki balita dengan tinggi badan tidak stunting (36,5%) namun sebagian besar responden memiliki sanitasi lingkungan dan memiliki balita stunting (23%). Simpulan: Sebagian besar responden memiliki pola asuh yang baik memiliki balita tidak stunting 37,5%, sebagian besar responden yang memanfaatkan Posyandu memiliki balita tidak stunting yaitu 36,5% dan sebagian besar responden dengan sanitasi lingkungan yang tidak baik dengan balita stunting 23%.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.