Bukak di sebelah timur. Desa Teratak merupakan desa yang memiliki potensi kerajinan, industri di bidang perikanan, pertanian, dan pariwisata. Potensi Kerajinan yang terkenal di Desa Teratak yaitu kerajinan bambu yaitu bakul. Industri perikanan yang berkembang di Desa Teratak antara lain Nila, Koi, dan Gurami. Potensi pertanian yaitu padi. Sedangkan Potensi Wisata yaitu Geopark Rinjani, Tereng Kuning, Danau Biru, Air Terjun Elong Tune, Air terjun Serawah, dan kuliner. Selama ini desa teratak belum memiliki website desa sebagai sarana informasi kepada masyarakat, oleh karena itu dibuatlah kegiatan pelatihan ini bertujuan membuat dan menerapkan website desa teratak, pada pelatihan ini menghasilkan sebuah website yang di hosting dengan alamat alamat https://desateratak.com pemeranan website ini di harapkan dapat meningkatkan informasi kepada masyarakt dengan tepat tentang kegiatan pemerintah khususnya desa, pelanyanan kepada masyarakat dan dapat menjadi media promosi bagi desa teratak.

The security of housing when the occupants leave for their activities is a top priority that must be met by most people, the purpose of developing a tool in this study is to utilize a Smart Room with an ESP32 microcontroller based on a Web Server as a research basis for housing security for people when they leave. by the occupants. The ESP32 microcontroller, which can be programmed via the Arduino IDE, is then used for a lamp that allows homeowners to control the lamp remotely. The mechanism of the Smart room system is that when the homeowner wants to turn on or turn off the lights, the homeowner only needs to access the Web Server so that he doesn't have to go home to turn it on.

Learning Management System (LMS) berbasis SPADA merupakan salah satu solusi agar proses pembelajaran selama pandemi Covid-19 tetap berjalan. Proses belajar mengajar dengan jarak jauh bisa berjalan dengan baik dengan adanya LMS. Permasalahannya adalah tidak semua aplikasi yang digunakan untuk LMS memiliki standarisasi yang sama, baik dari segi pengisian materi, penugasan dan penilaian hasil belajar siswa. Agar proses belajar mengajar bisa tercapai dengan baik maka diperlukan adanya standar dalam pembuatan LMS. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Teknologi Mataram berkerja sama dengan pihak Manajemen SMA Negeri 1 Masbagik menerapkan LMS pada proses pembelajaran selama pandemi. Pelatihan di SMA Negeri 1 Masbagik dilakukan dengan tujuan untuk mengimplementasikan penggunaan dari LMS yang diikuti oleh kepala sekolah dan para guru. Tujuan diadakannya pelatihan ini adalah untuk memudahkan kepala sekolah dalam memantau proses belajar jarah jauh ini dan dapat memudahkan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Pelatihan ini diikuti oleh 26 peseta yaitu kepala sekolah dan guru SMA Negeri 1 Masbagik. Hasil dalam kegiatan ini yaitu 90% guru SMA Negeri 1 Masbagik dalam menggunakan LMS dengan menggunakan aplikasi SPADA ini dapat dilihat dari hasil angket yang dilakukan oleh fasilitator pada saat pelatihan. Manfaat dari pelatihan LMS dengan menggunakan aplikasi Sistem Pembelajaran Daring (SPADA) ini dapat memudahkan kepala sekolah untuk memantau proses pembelajaran selain itu guru juga sangat tebantu dengan adanya pelatihan ini dan tujuan dari pembelajaran bisa tercapai dengan baik, terlebih dalam kondisi pandemi ini.

The use of technology to manage participation in the quality of health services needs to be carried out to produce relevant, valid and accurate assessments of service quality. Not all Primary Clinics have health service quality standards and quality evaluation data for participation services using information technology (via electronic media). This is crucial for evaluating clinic development, upgrading the status to Main Clinic, and improving the service quality. The methodology used adopts the eParticipation framework with the stages of Areas of Participation (determining the main areas of participation), Category of Tools (determining the categories of ICT support tools), and Technology (determining ICT support technologies). The participation area is limited to Primary Clinic patients who act as participants of 1,308 people. 14 elements with a total of 33 detailed elements are the basic elements for assessing service quality. Application of eParticipation SQA website-based is used to manage and present the results of service quality assessments by Primary Clinic Managers. The highest average service quality assessment is in the answers to Good (62%), the Worse and Poor options are minimized, and the options of Good and Very Good are maximized. The technology required consists of software, hardware, and network devices. The application is supported by Manager and is used easily, quickly, and precisely.

Tujuan kegitan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) adalah untuk meningkatkan kemampuan perangkat desa duman dalam mengelola website. Mitra kegitan adalah Desa Duman (perangkat desa) yang berjumlah 7 orang. Metode pelaksanaan knowledge transfer melalui kegiatan Ceramah dan praktik. Tahapan kegitan penagbdian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Kegitan pengabdian telah memberikan pengalaman, pemahaman dan keterampilan mitra dalam mengelola website dengan indikator mitra dapat membuat akun, mengisi konten dalm bentuk teks, foto, dan video secara mandiri. Kegitan pelatihan perlu dilakaukan secara berkesinambungan agar perangkat desa dapat secara mandiri dalam pengelolaan website sehingga dapat memberikan dampak pada pelayanan informasi kepada masyarakat dan pemerintah tentang kemajuan dan kedala-kendala di desa. Website Management Training in the Office Duman Village  The purpose of this training is to improve the ability of Duman village officials in managing websites. The activity partner is Duman Village (village apparatus) which consists of 7 people. The method of implementing knowledge transfer is through lectures and practice activities. Stages of activity planning, implementation, and evaluation. Service activities have provided partners experience, understanding, and skills in managing websites with indicators that partners can create accounts, fill out content in the form of text, photos, and videos independently. Training activities need to be carried out on an ongoing basis so that village officials can independently manage the website so that they can have an impact on information services to the community and government about progress and obstacles in the village.