This study aims to determine the cause of frequent violence in the education and to find behaviour typology leading to bullying that often occur at school and produce appropriate Islamic intervention program model for bullying. This study uses research and development that only focused on hypothetical phase. Writer collects data from several existing Senior High School in Pekanbaru-Riau. Data collection techniques use questionnaire, observation, interview and documentation. To obtain valid data, the researcher also conducted triangulation. The study concluded that intervention model can be done by streamline the peer coaching, religious mentoring intensively periodically that conducted school with involving counselling and religious teachers and maximize co-operation between parents, teachers and schools to make effective group counselling, mediation and use of ICT in the learning process.
This research is motivated by the mental inadequacies of students who can hinder the goals of education and teaching in the school environment. Therefore, mental health guidance is needed through religious formation. Based on these phenomena, this study aims: 1) to find out the efforts made by teachers in developing religious and mental health of students in MAN Indragiri Hilir; and 2) to analyze the presence or absence of the influence of religious guidance on the mental health of students in MAN Indragiri Hilir. The research method used was a quantitative study conducted on 56 students. Data collected through observation, interviews and questionnaires. After the data is collected completely, a data analysis is done using a simple linear regression test with the help of SPSS version 23.00 for Windows. The results obtained from this study include: 1) religious guidance conducted by teachers in mentally developing students, including: habituation of Dhuha prayer, Dhuhr prayer in congregation, reading Asmaul Husna and giving Jariyah every Friday in each class. While activities outside of effective learning hours include social service and apostolic assembly; and 2) there is an influence of religious guidance on the mental health of students by 53.7% on mental health in MAN 2 Indragiri Hilir
Pendidikan adalah sebuah proses, sekaligus sistem yang bermuara pada pencapaian kualitas manusia tertentu yang dianggap dan diyakini sebagai kualitas idaman (desirable quality). Manusia sebagai hamba yang berperadaban tinggi, sudah barang tentu harus menjaga nilai-nilai dan karakteristiknya sebagai makhluk yang paling tinggi (the high quality). Di tengah keterbukaan informasi dan gencarnya proses transformasi nilai-nilai pendidikan Islam, pondok pesantren yang notabene lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia sangat diharapkan mampu membentengi gerak dan perkembangan yang menyebabkan problematika global semakin membengkak, suasana kehidupan kian bersaing, ditambah lagi dengan pluralitas kehidupan yang semakin kompleks, ini semua menimbulkan kekhawatiran bukan saja di kalangan pendidik, pejabat, pemerhati kehidupan, akan tetapi juga dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, mulai dari kelas bawah (RW, kepala desa, lurah) sampai kelas atas (bupati, gubernur, menteri, presiden), dari kota sampai ke berbagai penjuru pelosok desa.
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran rasa empati siswa terhadap korban bullying. Subjek penelitian ini berjumlah 30 orang dari lima sekolah di Kecamatan Lima Puluh Kota Pekanbaru. Data diperoleh melalui angket terbuka dan diolah dengan skoring 1-5. Deskripsi data menggunakan kriterium dan interval data. Hasil penelitian menunjukkan rasa empati siswa terhadap korban bullying berada pada kategori tinggi. Kemungkinan penyebab bullying adalah faktor lain dan disarankan melakukan penelitian lanjutan dengan subjek penelitian yang lebih besar.Kata Kunci: Rasa Empati, Siswa, Korban Bullying. PENDAHULUANSekolah adalah tempat bagi remaja menghabiskan sebagian besar waktu mereka dalam keseharian. Dimulai dari pagi hingga sore hari. Dalam rentang waktu selama itu, sekolah menjadi tempat bagi mereka menemukan nilai-nilai kehidupan lebih banyak dibanding di rumah atau di lingkungan lainnya. Seharusnya sekolah menjadi tempat didikan nilai yang paling baik bagi mereka karena di lengkapi dengan sarana dan prasarana yang baik, pendidik yang tersertifikasi, pendidik yang berlatabelakang sarjana yang menguasai ilmu pedagogik, anak-anak yang juga terdidik setiap harinya, namun belakang ini, sekolah memiliki masalah yang sangat serius, yaitu bullying.Bullying menurut Coloroso dalam Fatia Aldiana (2017:42) adalah intimadasi yang dilakukan pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah. Beberapa bentuk intimidasi yang dapat dikategorikan bullying menurut Saripah (2010) yaitu: (1) Pusposeful yaitu kesengajaan dengan maksud menyakiti (2) Imbalance yaitu ketidakseimbangan baik dalam hal kekuatan, kekayaan, maupun fisik, dan (3) Continual yaitu perbuatan yang dilakukan terus-menerus. Fakta yang dapat kita lihat, seringkali siswa di sekolah menjadikan beberapa teman mereka sebagai korban yang terus diintimidasi baik berupa tindakan fisik seperti memukul, tindakan pengasingan ataupun dengan verbal yang menyakitkan. Meskipun kadangkala mereka tidak melakukan hal tersebut terus-menerus, namun mereka melakukannya dengan kesadaran dan berniat menyakiti korban.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.