Penelitian ini menganalisis kinerja dari dua metode load balancing yaitu Nth dan Per Connection Classifier (PCC). Kedua metode tersebut diimplementasikan pada suatu topologi jaringan yang menggunakan dua line ISP dengan memberikan parameter limit bandwidth setiap ISP. Implementasi metode load balancing dilakukan menggunakan MikroTik RouterBoard. Pengujian yang dilakukan adalah dengan mengukur kinerja konektifitas jaringan, mekanisme failover dan Quality of Service (QoS) jaringan dari kedua metode load balancing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan load balancing dapat menyeimbangkan nilai throughput dan meminimalkan nilai packet loss. Nilai throughput pada Nth lebih stabil disetiap client daripada PCC. Namun nilai packet loss pada PCC lebih kecil daripada Nth. Nilai delay dan jitter tidak berpengaruh pada penerapan load balancing, namun PCC memiliki nilai delay dan nilai jitter yang lebih kecil dibandingkan Nth. Mekanisme failover berjalan baik pada kedua metode load balancing, namun mekanisme failover pada Nth lebih cepat daripada PCC dengan nilai downtime sebesar 3 detik.
Gateway redundancy can ensure the network availability and reliability in providing a service. One way is to make a backup system on the gateway. This backup system can be applied to the router so that if a failure occurs on the master router its task and function can be transferred to the slave router. The transition process from master router to slave router is known as failover. Common Address Redundancy Protocol (CARP) is one of the redundancy gateway protocols and provides a failover mechanism on the router. Therefore, this study will analyse the CARP protocol implementation in ensuring the network services availability by measuring parameters of throughput, delay, retransmission, and downtime. The results showed that CARP implementation on the network produced the throughput, delay, and retransmission values of 61.7 Mbps, 0.14 ms, and 1.11% when without the link termination and 18 Mbps, 0.53 ms, and 1.58% when with link termination, while the downtime value is 2.91 seconds. The QoS test results show good quality based on ITU-T.
Abstrak-Penelitian ini mengangkat kasus pada kampus 2 Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) yang belum memiliki fasilitas jaringan WLAN, padahal pemanfaatannya sudah dimulai pada awal tahun ajaran 2015/2016. Berdasarkan kondisi tersebut, maka dibuat desain jaringan WLAN yang mempertimbangkan cakupan area dan kapasitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain jaringan WLAN berdasarkan cakupan area dibutuhkan 15 buah Access Point untuk Jurusan Teknik Elektro (JTE), 20 buah Access Point untuk Jurusan Akuntansi (JAK), dan 19 buah Access Point untuk Jurusan Administrasi Niaga (JAN). Sedangkan untuk desain jaringan WLAN berdasarkan cakupan area dan kapasitas dibutuhkan 20 buah Access Point untuk JTE, 25 buah Access Point untuk JAK, dan 25 buah Access Point untuk JAN. Hasil ini menunjukkan bahwa dalam perancangan penempatan Access Point pada kampus 2 PNUP sebaiknya mempertimbangkan cakupan area dan kapasitas, karena rancangan yang mempertimbangkan cakupan area saja hanya dapat memenuhi 77,00% kebutuhan Access Point. Kata kunci-WLAN, cakupan area, kapasitas.
Penggunaan video streaming sejak masa pandemi covid-19 meningkat pesat akibat adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Berbagai aktifitas di dunia nyata dialihkan ke bentuk virtual dengan memanfaatkan teknologi video streaming. Penelitian ini bertujuan mengatasi kegagalan jalur dalam jaringan video streaming dengan memanfaatkan teknologi Hot Standby Routing Protocol (HSRP). Parameter yang diuji untuk menganalisis performa HSRP adalah delay, packet loss, downtime, dan failback. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai delay dan packet loss yang dihasilkan pada ketiga skenario termasuk dalam kategori sangat bagus serta nilai rata-rata downtime dan failback secara berurutan sebesar 0,0319s dan 0,0162s. Selain itu, keempat parameter ini memberikan performa terbaik ketika nilai interval packet loss 0,5s.
Hive menggantikan teknik pemrosesan tradisional RDBMS yang tidak dapat digunakan pada big data. Tetapi, Hive dengan kondisi default akan mencari data secara menyeluruh saat mengeksekusi query. Metode partition mampu mengelompokkan data, sehingga dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah dengan mengelompokkan data akan memberikan peningkatan performansi response time query atau sebaliknya. Pada penelitian ini, dibangun infrastruktur Hadoop cluster dengan sistem multi node menggunakan virtual machine. Dataset yang digunakan adalah dataset Movielens dengan kardinalitas atribut yaitu 5, 50 dan 100. Tiap dataset terdiri dari 15 juta records data. Berdasarkan hasil penelitian, metode partition selain mampu mengelompokkan data juga memberikan performansi response time query yang lebih cepat sebesar 30.8% dibandingkan kondisi default. Selain itu, Metode partition saat kardinalitas 100 lebih baik dibandingkan dua kardinalitas yang lebih kecil yaitu kardinalitas 5 dan kardinalitas 50.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.