Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang sangat penting bagi semua kalangan khususnya pada peserta didik Sekolah Dasar. Berdasarkan kurikulum 2013, pembelajaran mengacu pada siswa. Keaktifan siswa dalam pembelajaran sangatlah penting, namun berdasarkan fakta partisipasi peserta didik cenderung masih rendah. Mengamati keadaan tersebut, peneliti mengangkat model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model Kemmis dan Taggart dengan subjek penelitian yaitu peserta didik kelas IV SD Negeri Demangan berjumlah 25 peserta didik dan 1 guru kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Instrument penelitian terdiri dari lembar observasi, perangkat pembelajaran (RPP), lembar kerja peserta didik (LKPD), kisi-kisi soal post test dan lembar soal post test. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti berupa test disetiap akhir siklus dan non test yang terdiri dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknis analisis data berupa analisis data kualitatif tentang bagaimana aktivitas peserta didik dan guru dan analisis kuantitatif yaitu tentang hasil belajar yang dicapai peserta didik disetiap akhir siklus. Pelaksanaan tindakan peneltian dilaksanakan dalam 5 tahapan yaitu orientasi peserta didik pada masalah, mengorganisasi peserta didik untuk belajar, membimbing pengalaman individual/kelompok, mengembangkan dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa setelah diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning aktivitas peserta didik selama pembelajaran mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan aktivitas peserta didik pada siklus 1 pertemuan 1 menunjukkan rata-rata 75% dengan kategori tinggi. Pada pertemuan kedua mengalami penurunan 2% menjadi 73% dengan kategori yang sama yaitu tinggi. Kemudian kembali meningkat pada siklus 2 pertemuan 1 dengan rata-rata 84% pada kategori sangat tinggi dan mengalami peningkatan kembali menjadi 89%. Hal tersebut menunjukkan adanya eskalasi partisipasi peserta didik Kelas IV SD Negeri Demangan dalam pembelajaran IPA .
Sastra mempengaruhi pola pikir, tingkat kritis, kemampuan menganalisa serta kepribadian anak. krisis sastra terjadi karena kurangnya minat baca, pembiasaan sedari dini yang tidak diterapkan serta lingkungan yang tidak mendukung. Anak yang sering membaca tentu memiliki kosakata sastra bahkan tingkat kemampuan menganalisa dan kemampuan mengarang yang baik., sehingga antara membaca dan sastra anak memiliki keterkaitan atau saling berhubungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa sejauh mana kebiasaan membaca dapat mengatasi krisis sastra pada anak. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif noneksperimental dengan metode deskriptif. Metode pengumpulan data berupa angket dan observasi. dengan sampel 20 siswa kelas IV SD Kecamatan Muntilan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan membaca (reading habit) dapat menjadi solusi untuk krisis sastra anak. Oleh sebab itu, penanaman pentingnya kebiasaan membaca harus terus dilaksanakan sedini mungkin agar mampu membina karakter anak bangsa Indonesia di masa yang akan datang.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.