Learning in Indonesia has been very less concerned with the condition of students, especially aspects of ergonomics that determine comfort, aesthetics and function. The research aims to analyze the design of neuroscience-based Islamic educational learning, which pays attention to the ergonomic dimensions of students when studying. This research approach is a qualitative type of literature. The source of this research data is the publication of both articles in journals and books indexed synta 1-6. Data collection techniques are carried out by tracing references in google scholar data base through keywords of learning design, Islamic education, neuroscience, posture and sitting position. The collected data is then analyzed descriptively which includes display, reduction, interpretation and meaning creativity. The results showed that so far learning has not been designed with attention to ergonomics and anthropometrics. Therefore the design of tables and chairs in learning should pay attention to ten anthropometric aspects, namely height, weight, body mass index, poplitea height, butt length, and hip width. This is necessary in order to produce an ideal or comfortable table and chair output for students in learning, so that it will not experience so-called back pain and spinal abnormalities.
Pembelajaran di Indonesia selama ini sangat kurang memperhatikan kondisi dari siswa, khususnya aspek ergonomi yang menentukan kenyamanan, estetika dan fungsi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis desain pembelajaran pendidikan Islam berbasis neurosains, yang memperhatikan dimensi ergonomi siswa ketika belajar. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif jenis kepustakaan. Sumber data penelitian ini merupakan publikasi baik artikel pada jurnal maupun buku yang terindeks sinta 1-6. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menelusuri referensi dalam data base google cendekia melalui kata kunci desain pembelajaran, ergonomi, neurosains, pendidikan Islam, postur tubuh. Data yang terkumpul kemudian dianalisis deskriptif yang meliputi display, reduksi, interpretasi dan meaning creativity. Hasil penelitian menunjukan bahwa selama ini pembelajaran belum didesain dengan memperhatikan ergonomi dan antropometrik. Oleh karena itu desain meja dan kursi dalam pembelajaran hendaknya memperhatikan sepuluh aspek antropometrik, yaitu tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh, tinggi poplitea, panjang pantat, dan lebar pinggul. Hal ini diperlukan agar bisa menghasilkan output meja dan kursi yang ideal atau nyaman digunakan untuk siswa dalam belajar, sehingga tidak akan mengalami yang namanya nyeri punggung dan kelainan tulang belakang.