Membangun kondisi dengan kondisi belajar pada era perkembangan teknologi metaverse tidak mudah saat awal pengenalannya, oleh karena bagaimanapun proses belajar era metaverse selama ini sedikit banyaknya telah memengaruhi kharakter siswa untuk mau menjalani proses belajar yang berkualitas. Oleh karena selama ini cenderung proses belajar terkesan agak lebih monoton dan klasikal. Secara sederhana, kita memaknai literasi digital sebagai kemampuan seseorang dalam menerima, memproses, menyebarluaskan serta memanfaatkan teknologi dan perangkat digital. Supaya terliterasi dengan baik, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Siberkreasi dan Japelidi merumuskan 4 (empat) pilar literasi digital, yaitu: 1) Kecakapan digital (digital skills), 2) Budaya digital (digital culture), 3) Etika digital (digital ethics), dan 4) Keamanan digital (digital safety). Boleh saja dunia digital berperan penting dalam mempercepat akses informasi berkaitan dengan materi pembelajaran, dunia digital juga dapat membantu siswa mempercepat pemahaman karena sumber belajar saat ini bukan hanya dari guru saja melaikan banyak sumber belajar yang di akses dimana saja dan kapan saja. Metaverse memang baik, namun dunia pendidikan belum efektif menerapkan pembelajaran online karena banyak kekurangan atau hambatan yang dihadapi guru dan siswa. Namun, dari sudut pandang orang tua, banyak siswa yang membutuhkan bantuan orang tua selama belajar, sehingga sulit untuk mengatur jam kerja.Meskipun penyelenggaraan pendidikan secara metaverse belum optimal dilaksanakan di sekolah, tetapi berbagai pemikiran dalam buku ini sudah ada dan ini menunjukkan bahwa pemikiran para penulis lebih maju dalam mensikapi suatu kondisi di masa akan datang. Selamat menikmati buku ini dengan membacanya secara seksama, buat para pembaca baik dari kalangan akademisi, mahasiswa, pelajar, masyarakat umum.