2016
DOI: 10.21082/jbio.v9n3.2013.p125-134
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Analisis Keragaman Genetik 161 Aksesi Mangga Indonesia Menggunakan Marka Mikrosatelit

Abstract: ABSTRAK Kedelai merupakan komoditas pangan penting selain padi dan jagung. Perakitan dan pengembangan varietas unggul berperan penting dalam meningkatkan produksi. Salah satu sumber daya genetik kedelai yang dapat digunakan dalam perakitan varietas unggul adalah varietas introduksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis keragaman genetik 35 kultivar kedelai introduksi yang berasal dari berbagai negara menggunakan 15 marka mikrosatelit. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi Molekuler BB Biogen,… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

0
0
0
6

Year Published

2016
2016
2022
2022

Publication Types

Select...
5
1

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 9 publications
(6 citation statements)
references
References 14 publications
0
0
0
6
Order By: Relevance
“…Penentuan posisi pita dilakukan dengan perangkat lunak Gel Analyzer (Lazar 2010 Basha et al (2009) yang menggunakan 17 marka dengan kisaran 24 alel per lokus, Mastan et al (2013) yang menggunakan 7 marka terseleksi polimorfik dengan kisaran 25 alel per lokus, dan Vischi et al (2013) yang juga menggunakan 7 marka terseleksi polimorfik dengan kisaran 23 alel per lokus. Menurut Tasliah et al (2013), jumlah alel yang dihasilkan pada suatu penelitian keragaman genetik dipengaruhi oleh jumlah marka, jumlah sampel, dan variasi sampel yang digunakan. Jumlah alel yang semakin banyak terdeteksi akan bermanfaat terutama bila alel-alel tersebut merupakan koleksi dari plasma nutfah yang masih belum dimanfaatkan dan memiliki kaitan dengan gen-gen penting yang berhubungan dengan karakter unggul tertentu (Santoso et al 2006).…”
Section: Analisis Dataunclassified
“…Penentuan posisi pita dilakukan dengan perangkat lunak Gel Analyzer (Lazar 2010 Basha et al (2009) yang menggunakan 17 marka dengan kisaran 24 alel per lokus, Mastan et al (2013) yang menggunakan 7 marka terseleksi polimorfik dengan kisaran 25 alel per lokus, dan Vischi et al (2013) yang juga menggunakan 7 marka terseleksi polimorfik dengan kisaran 23 alel per lokus. Menurut Tasliah et al (2013), jumlah alel yang dihasilkan pada suatu penelitian keragaman genetik dipengaruhi oleh jumlah marka, jumlah sampel, dan variasi sampel yang digunakan. Jumlah alel yang semakin banyak terdeteksi akan bermanfaat terutama bila alel-alel tersebut merupakan koleksi dari plasma nutfah yang masih belum dimanfaatkan dan memiliki kaitan dengan gen-gen penting yang berhubungan dengan karakter unggul tertentu (Santoso et al 2006).…”
Section: Analisis Dataunclassified
“…Penggunaan marka mikrosatelit dalam menganalisis keragaman genetik tanaman telah banyak dilakukan, antara lain pada tanaman tomat (Bredemeijer et al, 2002); kentang (Ghislain et al, 2004); kelapa sawit (Tasma et al, 2013); jarak pagar (Saptadi et al, 2011); dan mangga (Tasliah et al, 2013). Marka ini juga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif uji BUSS (Baru, Unik, Seragam, dan Stabil) dalam perlindungan varietas tanaman (Moeljopawiro, 2010).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Sementara nilai PIC yang menunjukkan tinggi rendahnya tingkat polimorfisme berkisar antara 0,76 (GmES1424) hingga 0,95 (Satt100) dengan rata-rata 0,86.Nilai diversitas gen dan PIC berkorelasi secara langsung di mana nilai PIC umumnya sedikit lebih rendah dibanding nilai diversitas gen (Widaningsih et al, 2014). Selaras dengan jumlah alel yang tinggi, nilai PIC mencerminkan tingkat polimorfisme (Tasliah et al, 2013). Diversitas gen total kedelai introduksi yang berasal dari negara subtropik (Amerika Serikat, Jepang, Swedia, Rusia, dan Kanada) juga lebih tinggi daripada diversitas gen koleksi kedelai gabungan dari negara di Asia maupun Amerika (Zhang et al, 2013;Kumawat et al, 2015).…”
Section: Polimorfisme Alel Mikrosatelitunclassified
“…Berdasarkan penghitungan pita-pita yang dihasilkan (Tabel 4) terlihat jumlah pita sampai enam pita, dengan kisaran alel yang dihasilkan 4−12 alel. Pada penggunaan alat deteksi marka SSR yang semi otomatis, alel-alel yang dihasilkan bisa mencapai 15-75 alel, walaupun pita yang dihasilkan hanya 1−5 saja (Tasliah et al, 2013). Walaupun demikian variasi sampel yang digunakan juga mempengaruhi variasi alel.…”
Section: Analisis Molekulerunclassified
“…Alel dominan ini dapat didefinisikan sebagai alel yang selalu muncul di setiap aksesi. Pada penelitian Tasliah et al (2013), alel yang mendominasi justru alel jarang (<5%). Alel dominan ini pada akhirnya akan mempengaruhi nilai PIC.…”
Section: Analisis Molekulerunclassified