2021
DOI: 10.22146/jmpf.69095
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Analisis Mutu Pengelolaan Obat di Puskesmas Kota Tegal

Abstract: Primary health centers is a facility that organizes health efforts at the first level to achieve health degrees, but in its implementation is still constrained in realizing standard pharmaceutical services. The purpose of the research is to find out the quality of drug management in Tegal City primary Health Center. This study is a non-experimental descriptive study. The study was conducted throughout the primary health center in Tegal City. Data collection is prospective and retrospective by tracing documents… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

1
15
0
17

Year Published

2023
2023
2024
2024

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 8 publications
(33 citation statements)
references
References 2 publications
1
15
0
17
Order By: Relevance
“…Menurut penelitian yang dilakukan oleh Cholilah, Triwijayanti dan Satibi (2021) di Puskesmas kota Tegal didapatkan hasil pengelolaan obat yang belum efisien dan memerlukan perbaikan pada indikator kesesuaian item dengan pola penyakit 76,39%, ketepatan perencanaan 321,10%, ketepatan jumlah permintaan 169,84%, penyimpanan obat tanpa kontaminasi 98,97%, penyimpanan narkotika 72,92%, penyimpanan obat LASA 87,5%, penyimpanan obat high alert 68,15%, ketersediaan obat 36,08 bulan, ITOR 1,87 kali/tahun, item obat aman 37,94%, item obat kurang 14,01%, obat tidak diresepkan 4,59%, stok berlebih 41,76% dan nilai obat expired date (ED) 3,85% [6]. Kurang baiknya manajemen pengelolaan obat dapat mengakibatkan kelebihan, kekurangan maupun kekosongan persediaan obat dan akan berpengaruh terhadap mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas [3].…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 3 more Smart Citations
“…Menurut penelitian yang dilakukan oleh Cholilah, Triwijayanti dan Satibi (2021) di Puskesmas kota Tegal didapatkan hasil pengelolaan obat yang belum efisien dan memerlukan perbaikan pada indikator kesesuaian item dengan pola penyakit 76,39%, ketepatan perencanaan 321,10%, ketepatan jumlah permintaan 169,84%, penyimpanan obat tanpa kontaminasi 98,97%, penyimpanan narkotika 72,92%, penyimpanan obat LASA 87,5%, penyimpanan obat high alert 68,15%, ketersediaan obat 36,08 bulan, ITOR 1,87 kali/tahun, item obat aman 37,94%, item obat kurang 14,01%, obat tidak diresepkan 4,59%, stok berlebih 41,76% dan nilai obat expired date (ED) 3,85% [6]. Kurang baiknya manajemen pengelolaan obat dapat mengakibatkan kelebihan, kekurangan maupun kekosongan persediaan obat dan akan berpengaruh terhadap mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas [3].…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Selain itu adanya perubahan kebutuhan di Puskesmas sehingga menyebabkan jumlah obat yang diminta oleh Puskesmas berbeda dengan yang direncanakan. Hasil tersebut berkebalikan dengan penelitian serupa yang dilakukan oleh Cholilah, Wijayanti dan satibi [6] yang mendapatkan hasil kesesuaian jumlah permintaan lebih tinggi, disebabkan SDM yang ada kurang tepat dalam membuat perencanaan karena adanya ketakutan akan terjadinya kekosongan atau kekurangan obat di Puskesmas sehingga stok obat yang diminta sangat berlebih.…”
Section: Indikatorunclassified
See 2 more Smart Citations
“…One of the indicators of the quality of health services in the field of health and pharmacy is drug management, so drug management is very important to support the quality of services. Drug management begins with the selection, contribution, and procurement process (Cholilah et al, 2021).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%