“…Menurut penelitian yang dilakukan oleh Cholilah, Triwijayanti dan Satibi (2021) di Puskesmas kota Tegal didapatkan hasil pengelolaan obat yang belum efisien dan memerlukan perbaikan pada indikator kesesuaian item dengan pola penyakit 76,39%, ketepatan perencanaan 321,10%, ketepatan jumlah permintaan 169,84%, penyimpanan obat tanpa kontaminasi 98,97%, penyimpanan narkotika 72,92%, penyimpanan obat LASA 87,5%, penyimpanan obat high alert 68,15%, ketersediaan obat 36,08 bulan, ITOR 1,87 kali/tahun, item obat aman 37,94%, item obat kurang 14,01%, obat tidak diresepkan 4,59%, stok berlebih 41,76% dan nilai obat expired date (ED) 3,85% [6]. Kurang baiknya manajemen pengelolaan obat dapat mengakibatkan kelebihan, kekurangan maupun kekosongan persediaan obat dan akan berpengaruh terhadap mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas [3].…”