Penelitian ini bertujuan menganalisis perubahan morfologi pantai yang terjadi sangat cepat terjadi di pesisir pantai Kabupaten Serang dan Kota Serang, Provinsi Banten. Perubahan morfologi pantai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah abrasi, akresi, dan reklamasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data satelit resolusi spasial sangat tinggi yang disediakan oleh Google Earth untuk tahun 2004, 2015, dan 2019. Perubahan garis pantai dianalisis dengan pendekatan interpretasi visual melalui digitasi pada layar dengan mengunakan aplikasi Google Earth. Hasil penelitian ini memperlihatkan adanya perubahan morfologi pantai yang sangat cepat di seluruh lokasi studi. Dari hasil kajian ini, pesisir pantai Kabupaten Serang terbagi ke dalam tiga zona, yaitu zona reklamasi (dari Desa Salira sampai Desa Terate), zona akresi (dari Desa Tengkurak Sampai Desa Pedaleman), dan zona abrasi (dari Desa Tonjong sampai Desa Lontar). Untuk Kota Serang, proses akresi terjadi di Kelurahan Banten dan Kelurahan Sawahluhur, sedangkan abrasi hanya terjadi di Kelurahan Banten. Proses abrasi yang terjadi di bagian tengah Kabupaten Serang mencapai 135 ha pada tahun 2019. Tingkat abrasi tertinggi terjadi di Desa Domas dengan rata-rata kehilangan daratan sebesar 4 ha per tahun. Akresi terjadi khususnya di wilayah paling timur Kabupaten Serang, terjadi akibat proses sedimentasi yang tinggi dari Sungai Ciujung, dengan luas lahan tanah timbul mencapai 260,19 ha sampai dengan tahun 2019. Adapun kegiatan reklamasi berlangsung khususnya di bagian barat Teluk Banten dimana area tersebut dikembangkan untuk zona industri, dengan luas areal lahan yang direklamasi mencapai 344,43 ha sampai dengan tahun 2019. Studi ini juga telah mampu mengidentifikasi proses bergabungnya dua pulau kecil di Teluk Banten, menjadi bagian dari Pulau Jawa, karena proses reklamasi yang masif