Di Indonesia, proses panen garam dari meja garam dilakukan oleh manusia dengan menggunakan sekop. Proses tersebut tidak produktif karena keterbatasan tenaga manusia yang melakukan di bawah lingkungan panas terik matahari. Untuk itu, konsep desain mesin panen garam dikemukakan dan dievaluasi. Metode dalam mengonsep desain mesin panen garam merujuk pada metode desain rekayasa dari Pahl dan Beitz, yang dimulai dari dekomposisi fungsi hingga keputusan memilih konsep desain terbaik. Konsep desain mengarah bahwa mesin panen garam tersebut digunakan untuk mengambil garam dari meja garam dan memindahkannya kedalam karung. Semua fungsi dilakukan dalam satu mesin dan digerakkan oleh suatu penggerak mula. Sedangkan pengendalian terhadap jalannya mesin dilakukan oleh manusia atau operator. Beberapa kriteria desain mesin diantaranya adalah kapasitas 25 kg garam per batch, dan berat mesin yang didukung oleh meja garam tidak lebih dari 30 kg untuk menjamin geoisolator meja garam tidak rusak. Tujuan dari evaluasi ini untuk mendapatkan konsep desain mesin terbaik yang produktif dan memenuhi kriteria. Tahap evaluasi desain meliputi dekomposisi fungsi, pengembangan konsep dengan bantuan matriks morfologi dan evaluasi kelayakan, yang menentukan apakah desain tersebut lolos atau tidak dengan menggunakan matriks keputusan. Secara teknis, beberapa konsep desain diajukan dan kemudian dikembangkan dengan dasar kriteria atau batasan-batasan desain. Hasilnya adalah suatu konsep desain mesin panen garam yang efisien, produktif, dan ramah lingkungan, yang direkomendasikan untuk selanjutnya dibuat prototipe virtual dan diuji.