Manajemen kualitas air pada tambak sangat berperan dalam menentukan keberhasilan budidaya udang, termasuk udang windu. Karena tingkat kesehatan, pertumbuhan, dan sintasan dipengaruhi oleh interaksi lingkungan, patogen, dan kondisi udang. Penerapan bioteknologi dengan cara meginokulasi bakteri pengurai komersil pada media pemeliharaan telah digunakan petambak. Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui dosis multibakteri efektif pada media pemeliharaan untuk megoptimalkan kualitas air, pertumbuhan serta sintasan udang windu. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, didesain meggunakan rancangan acak lengkap terdiri dari 3 ulangan (dosis probiotik 10 ml/l; 15 ml/l; dan 20 ml/l). Parameter yang diamati adalah kualitas air (DO, suhu, salinitas dan pH), pertumbuhan dan sintasan udang windu. Data yang diperoleh kemudian dianalisis ragam, apabila berpengaruh nyata diuji lanjut W-Tuckey dengan aplikasi SPSS. Pemberian multibakteri pada media pemeliharaan berpengaruh nyata (sig.<0,05) terhadap suhu air pada pagi hari, pertumbuhan dan sintasan udang windu, tetapi tidak berpengaruh nyata (sig.>0,05) terhadap suhu air pada sore hari, DO, salinitas dan pH air media pemeliharaan. Kualitas air yang diukur selama penelitian adalah oksigen terlarut/DO 5,13-5,25 mg/l; suhu 28,09- 30,22oC; Salinitas 28,00-29,11 ppt; serta pH 7,7. Kondisi pertumbuhan terbaik pada udang windu pada perlakuan pemberian multibakteri berdosis 20 ml/l (2,87±0,10 gram) dan terendah pada perlakuan berdosis 10 ml/l (1,62±0,58), sintasan terbaik pada udang windu pada perlakuan berdosis 15 ml/l (81±0,00%) dan terendah pada perlakuan 10 ml/l dan 20 ml/l (79±2,75%). Dosis multibakteri efektif untuk megoptimalkan kondisi kualitas air, pertumbuhan serta sintasan pada udang windu adalah 20 ml/l.