Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep mahapuja serta cara mempraktikannya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Obyek penelitian yaitu Mahapuja dalam Ajaran Tantrayana Zhenfo Zong Kasogatan, sedangkan subyek dalam penelitian adalah pengurus dan rohaniawan Buddhis di vihara. Penelitian dilaksanakan di vihara Vajra Bumi Nusantara. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, pengamatan, dokumentasi, serta pencarian literatur yang sesuai. Instrumen penelitian yang digunakan dalam memperoleh data penelitian adalah lembar pedoman observasi, lembar pedoman wawancara, kamera/handphone, serta alat tulis yang digunakan selama proses pengumpulan data berlangsung. Model analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah model analisis interaktif Miles, Huberman, dan Saldana yang meliputi kondensasi data, penyajian data, dan penarikan. Mahapuja merupakan salah satu sadhana (ritual) dalam ajaran Tantrayana Zhenfo Zong. Dalam agama Buddha praktik ritual hendaknya menghindari menyakiti makhluk lain. Mahapuja dapat dilakukan secara sederhana (melalui persembahan semampunya) ataupun secara besar-besaran. Beberapa persembahan yang umum diberikan antara lain berjumlah lima persembahan (pancapujana) yang terdiri dari persembahan dupa, bunga, pelita, teh, dan buah, delapan persembahan (astapujana) terdiri dari lima persembahan ditambahkan dengan gandha (parfum, wewangian), padyam (air), serta sabda (keong pengabul harapan), dan seterusnya. Dalam mempraktikannya perlu memperhatikan beberapa hal yakni persembahan, menjapa mantra persembahan, tangan bersikap mudra persembahan serta bervisualisasi. Praktik mahapuja diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan bagi praktisinya sehingga dapat mendukung keberhasilan praktik spiritual.