Bimbingan Pra Nikah Bagi Calon Pengantin dalam Membentuk Keluarga Sakinah di Kanagarian Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan

Abstract

Tingginya tingkat perceraian di kalangan keluarga di Indonesia khususnya di Sumatera Barat mengidentifikasikan adanya suatu permasalahan yang cukup krusial. Keluarga sakinah mawaddah wa rahmah yang diidamkan oleh setiap keluarga muslim menjadi sulit tercapai. Salah satu penyebab persoalan tersebut di atas adalah akibat kurangnya pemahaman dari kedua belah pihak tentang makna berkeluarga dalam Islam, tanggung jawab dalam keluarga,dan kurangnya pemahaman tentang hak dan kewajiban suami dan isteri dalam berkeluarga. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu pelatihan dan sosialisasi tentang konsep berkeluarga dalam Islam dan upaya yang dapat dilakukan dalam menciptakan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Pelatihan ini diperuntukan bagi para pemuda dan pemudi yang mendekati usia layak nikah. Adapun luaran yang diharapkan dari pelatihan ini adalah draft publikasi ilmiah dalam bentuk jurnal terakreditasi.

Pemberdayaan Keluarga Muallaf Pra-Sejahtera di Kelurahan Sumarambu Kecamatan Telluwanua Kota Palopo Provinsi Sulawesi Selatan

“…Sedangkan konversi agama akibat unsur dari luar (exogenous origin), yaitu proses perubahan yang berasal dari luar diri atau kelompok sehingga mampu menguasai kesadaran orang atau kelompok yang bersangkutan. Kekuatan yang berasal dari luar ini kemudian menekan pengaruhnya terhadap kesadaran mungkin berupa tekanan batin, sehingga memerlukan penyelesaian oleh yang bersangkutan (Wardefi, 2019).…”

Peranan Bimbingan Pra Nikah Dalam Membentuk Keluarga Harmonis

“…terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir". Namun dalam membangun sebuah keluarga tidak akan selalu berjalan dengan baik, terkadang ada masalah yang timbul karena dipicu oleh kurangnya memahami hak dan kewajiban antara suami dan istri, tingginya ego salah satu pihak, tidak saling menghargai hak dan kewajibannya masing-masing dan yang paling sering terjadi adalah adanya pihak ketiga yang masuk ke dalam pernikahan (Wardefi, 2019).…”