ABSTRAKPenelitian ini dilatar belakangi oleh perilaku peserta didik di wilayah perbatasan yang cenderung bersikap, berbahasa, berbudaya hingga menyukai penggunaan produk dari Timor Leste dibandingkan Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan penguatan karakter nasionalisme melalui pembiasaan (habituasi) di SMPN Silawan, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Proses penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik, guru, dan tokoh masyarakat. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis keabsahan data terdiri dari reduksi data, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Teknik yang digunakan oleh sekolah dalam menguatkan karakter nasionalisme peserta didik adalah melalui pembiasaan (habituasi). Melalui pembiasaaan ini, sekolah menyelenggarakan best practice yang meliputi upacara bendera, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, menyanyikan lagu kebangsaan sebelum dan mengakiri pembelajaran, penyambutan tamu kenegaraan di wilayah perbatasan, penggunaan yel – yel kebangsaan, hingga keteladanan guru. Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui program pembiasaan (habituasi) yang diselenggarakan oleh sekolah, mampu untuk menguatkan karakter nasionalisme peserta didik. Hal tersebut dibuktikan oleh perilaku dan juga aktivitas sehari -hari peserta didik yang sudah mencintai produk dalam negeri, berbahasa Indonesia dengan baik, dan benar hingga merasa sangat mencitai Indonesia.Kata kunci : habituasi, karakter nasionalisme, peserta didik, wilayah perbatasan, abad 21 ABSTRACTThis research is motivated by students’ behavior in Indonesian border region who prefer to behave, speak, cultured even use products from Timor Lestecompared to Indonesia. The purpose of this research was to describe the process of strengthening the character of nationalism through habituation in SMPN Silawan, Belu Regency, East Nusa Tenggara Province. The research process used qualitative approach with descriptive methods. The subjects in this research were students, teachers, and community leaders. Data collection techniques used were observation, interviews, and documentation. The validity analysis of the data consists of data reduction, display, and conclusion drawing. The technique used by schools in strengthening the character of students' nationalism was through habituation. Through this practice, the school organized best practices in program included flag ceremonies, the use of good and appropriate Indonesian language, singing national anthem before and end the learning, welcoming state guests in the border region, and using national yells. The results of the study showed that through habituation programs organized by schools, it was able to strengthen the character of nationalism of students. This was proven by the behavior and daily activities of the students who have loved domestic products, speak Indonesian well and appropriate, even feel very fond of Indonesia.Key words: border area, habituation, nationalism character, student, the 21st century