Pelaksanaan pendidikan inklusif merupakan bentuk pelayanan pendidikan yang setara antara anak yang memiliki kebutuhan khusus dengan anak normal yang pelaksanaan pendidikan di sekolah umum. Penekanan dalam penyelenggaraan Pendidikan inklusi yaitu adanya penerimaan semua siswa, baik yang normal maupun yang berkebutuhan khusus tanpa ada deskriminasi. Namun, dalam perlakuan siswa yang memiliki kebutuhan khusus harus memperoleh pelayanan Pendidikan sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, dalam praktik di lapangan, penyelenggaraan pendidikan inklusif hendaknya dilaksanakan dengan baik pada setiap komponen-komponen penyelenggaraan pendidikan yang seharusnya dipenuhi, yang meliputi peserta didik, pendidik, kurikulum, serta sarana dan prasarana. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pelaksanaan pendidikan inklusif di sekolah dasar negeri di Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Partisipan dalam penelitian ini, yaitu guru atau kepala sekolah. Teknik pengumpulan data dengan purposive sampling, dengan kriteria sekolah dasar negeri yang sudah menyelenggarakan Pendidikan inklusi selama minimal tiga tahun. Instrumen berupa kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka untuk memperoleh jawaban bebas dari partisipan. Materi kuesioner dikembangkan dari komponen-komponen dalam penyelenggraraan pendidikan inklusif melalui validasi isi dari pakar. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum Sekolah dasar Negeri Inklusi di Jakarta Barat belum memenuhi persyaratan penyelenggaraan sekolah inklusi sesuai dengan Undang_Undang tentang Sekolah Inklusi, terutama terkait dengan belum dilakukannya identifikasi siswa ABK, belum tersedianya guru pendamping khusus, serta belum terpenuhinya sarana dan prasarana yang memadai.The implementation of inclusive education is a form of equal educational service between children with special needs and regular children in public schools. Therefore, in practice, the implementation of inclusive education should be carried out properly in every component of the administration of education which includes students, educators, curriculum, facilities and infrastructure. This study aims to find an image of the implementation of inclusive education in public elementary schools in Jakarta. The research used survey method with teachers or principals as participants. Data were collected by purposive sampling, while the instrument used was in the form of both closed and open questionnaires to obtain open-ended answers from participants. Data analysis technique was descriptive statistical analysis. The result shows that in general, the Inclusive Public Primary School in West Jakarta had not yet fulfilled the requirements for the implementation of inclusive schools in accordance with the Constitution on Inclusive Schools, especially related to the identification of special needs students, the unavailability of special assistant teachers, and the lack of adequate facilities and infrastructure.