Diare akut merupakan masalah kesehatan masyarakat global maupun lokal karena angka mortalitasnya yang tinggi khususnya pada anak di bawah lima tahun (balita). Terdapat berbagai faktor yang memengaruhi proses penyembuhan balita dengan diare akut dan jika tidak ditangani dengan tepat dapat memperpanjang lama rawat inap pasien. Hal ini dapat menurunkan efisiensi pelayanan rawat inap serta menambah beban biaya perawatan yang harus ditanggung pasien dan rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan lama rawat inap pada balita dengan diare akut di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie, Samarinda. Desain penelitian adalah analitik observasional dengan pendekatan studi potong-lintang. Pengumpulan data dari rekam medis pasien RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda periode 2019-2021 secara purposive sampling. Sampel penelitian sebanyak 64 pasien berusia 6-59 bulan dengan diagnosis diare akut dan dirawat inap <14 hari serta memiliki catatan rekam medis yang lengkap sesuai variabel penelitian. Mayoritas sampel pada kelompok usia 6-23 bulan, status gizi normal, dengan derajat dehidrasi ringan-sedang, tidak anemia, feses tanpa lendir/darah, leukosit feses dalam ambang normal, mendapatkan terapi zink saja, serta mengalami pemanjangan lama rawat inap. Hasil analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara status gizi (p = 0,041), kadar hemoglobin (p = 0,011), lendir/darah pada feses (p = 0,002) dan leukosit pada feses (p = 0,004) dengan lama rawat inap pada balita dengan diare akut. Kesimpulannya, status gizi, kadar hemoglobin, lendir/darah pada feses, serta leukosit pada feses berhubungan dengan lama rawat inap pada balita dengan diare akut.