2015
DOI: 10.21776/ub.mnj.2015.001.02.4
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Correlation Between Blood Pressure at Admitted Emergency Room and Clinically Outcome in Acute Thrombotic Stroke Patients

Abstract: Latar belakang. Tekanan darah yang tinggi merupakan faktor resiko utama terjadinya stroke, namun tidak menutup kemungkinan tekanan darah yang rendah juga dapat menyebabkan stroke, walaupun angka kejadiannya rendah. Tujuan. Mengetahui hubungan antara tekanan darah pada saat masuk ruang stroke unit dengan hasil keluaran klinis penderita stroke fase akut tipe thrombosis menggunakan skor NIHSS. Metode. Studi kohort retrospektif yang berasal dari stroke registry pasien. Sampel yang terpilih melalui metode konsekuti… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2018
2018
2024
2024

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 2 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…While age, gender, and race are risk factors that cannot be modified. 11 The most frequent risk factor affecting the incidence of stroke is hypertension, both in young-onset (age group less than 50 years) and in old-onset. 1 When the patient experiences hypertension, the increase in intraluminal pressure will eventually damage the endothelium.…”
Section: Dicussionmentioning
confidence: 99%
“…While age, gender, and race are risk factors that cannot be modified. 11 The most frequent risk factor affecting the incidence of stroke is hypertension, both in young-onset (age group less than 50 years) and in old-onset. 1 When the patient experiences hypertension, the increase in intraluminal pressure will eventually damage the endothelium.…”
Section: Dicussionmentioning
confidence: 99%
“…Tindakan laringoskopi intubasi biasa dilakukan untuk menjaga jalan nafas, ventilasi mekanik, dan sebagai fasilitasi pemberian gas anestesi, namun dapat menstimulasi refleks batuk, spasme laring, dan sistem saraf simpatis yang berakibat meningkatnya tekanan darah dan denyut nadi yang dapat berbahaya bagi pasien. [1][2][3] Obat-obatan pelumpuh otot dengan dosis yang besar sering digunakan sebagai fasilitasi untuk memudahkan laringoskopi intubasi. 4,5 Tindakan ini diikuti tindakan reversal dengan obat-obat anticholinesterase untuk mendapatkan kembali nafas spontan pasien, yang apabila inadekuat tidak jarang menyebabkan rekurarisasi atau kelumpuhan otot kembali.…”
Section: Pendahuluanunclassified