2016
DOI: 10.19109/intizar.v22i1.548
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Dakwah Kultural Bayt al-Qur’an al-Akbar Ukiran Kayu Khas Melayu Palembang

Abstract: Abstrak Abstract This research tries to reveal the various phenomenon that describe a series of cultural propaganda activities Bayt al-Qur'an al-Akbar Ukiran Khas Melayu Palembang. In order to obtain some informations about the efforts of the implementation of the program in question. It can be concluded, the first contribution of Bayt al-Qur'an al-Akbar Ukiran Khas Melayu Palembang on the development of methods of cultural propaganda is propaganda through art. Second Bayt al-Qur'an al-Akbar Ukiran Khas Melayu… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1

Citation Types

0
1
0
3

Year Published

2019
2019
2021
2021

Publication Types

Select...
2
1

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(4 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
3
Order By: Relevance
“…Merujuk pada penelitian Pahlevi (2016) bahwa naskah atau mushaf di nusantara telah ada dan diperkirakan dibuat pada tahun 1623 M oleh Abdu as-Shufi ad-Din. Mushaf tersebut terbuat dari kulit kayu, berukuran 25 x 17 x 6.5 cm dan berisi sebanyak 769 halaman, milik Muhammad Zen Usman yang bertempat tinggal di Bali.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 2 more Smart Citations
“…Merujuk pada penelitian Pahlevi (2016) bahwa naskah atau mushaf di nusantara telah ada dan diperkirakan dibuat pada tahun 1623 M oleh Abdu as-Shufi ad-Din. Mushaf tersebut terbuat dari kulit kayu, berukuran 25 x 17 x 6.5 cm dan berisi sebanyak 769 halaman, milik Muhammad Zen Usman yang bertempat tinggal di Bali.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Mushaf tersebut terbuat dari kulit kayu, berukuran 25 x 17 x 6.5 cm dan berisi sebanyak 769 halaman, milik Muhammad Zen Usman yang bertempat tinggal di Bali. Masih dalam penelitian Pahlevi (2016) mengemukakan ada satu catatan bahwa mushaf tertua telah ditulis sekitar tahun 1585 M oleh al-Faqih al"Ali "Afifuddin Abdul Baqi bin "Abdullah al-"Adni. Mushaf milik dari imam pertama mesjid Wapauwe bernama Muhammad Arikulapessy, yang selesai ditulis pada tahun 1550 M. Kemudian ada juga mushaf milik Nur Cahya yang tidak lain cucu dari Muhammad Arikulapessy, selesai ditulis pada tahun 1590 M. Kedua mushaf yang disebutkan terakhir berada di Ambon dan tersimpan di mesjid Wapauwe.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…This can be seen from the number of da'i who have continued to embrace a cultural approach to dakwah in both urban and rural settings; take, for example, Emha Ainun Najib (better known as Cak Nun) who used the concept of Kiai Kanjeng, as well as music dominated by gamelan. Similarly, Pahlevi (2016) has explored cultural approaches to dakwah. As such, it is not surprising if dongkrek has also become a medium for dakwah, as the artform is not only a complete performance experience but is used to convey Javanese and Islamic teachings.…”
Section: Dongkrek As Dakwah Mediamentioning
confidence: 99%