Dampak Proteksi Air Susu Ibu Terhadap Infeksi

Abstract

A ir susu ibu (ASI) sangat diperlukan selama masa pertumbuhan dan perkembangan bayi.1 Selain mengandung zat nutrisi yang dibutuhkan, ASI juga meningkatkan daya tahan dan mengandung anti bakteri dan anti virus yang melindungi bayi terhadap infeksi. 2,3 Dalam laporan WHO disebutkan bahwa hampir 90% kematian balita terjadi di negara berkembang dan lebih dari 40% kematian disebabkan diare dan infeksi saluran pernapasan akut, yang dapat dicegah dengan ASI eksklusif. 2,4Tahapan sekresi ASI diawali dengan pengeluaran kolostrum pada saat lahir, ASI transisi pada sepuluh hari pertama sampai dua minggu setelah lahir dan berikutnya adalah ASI matang. Kandungan dari setiap tahapan berguna untuk bayi baru lahir, terutama upaya adaptasi fisiologis terhadap kehidupan di luar kandungan. Semakin matang ASI, konsentrasi imunoglobulin, total protein dan vitamin yang larut di dalam lemak menurun, sedangkan laktosa, lemak, kalori, dan vitamin yang larut dalam air meningkat. 5Pembentukan sistem imun pada manusia dimulai sejak embrio dilanjutkan selama masa fetus dan sempurna dalam beberapa tahun setelah lahir. Fetus tumbuh dalam suatu lingkungan sangat terlindung, bebas kuman, dan kurang berpengalaman terhadap zat antigenik. 6 Air susu ibu merupakan suatu cairan kompleks dengan sejumlah besar protein, sel, dan komponen lainnya. Pengetahuan tentang dampak menyusui pada bayi terus meningkat, termasuk dampak langsung dan tidak langsung pada sistem imun. Pengaruh imunologis berhubungan dengan kenyataan bahwa ASI kaya dengan berbagai faktor aktif khususnya antibodi. Sekretori IgA (sIgA) melindungi membran mukosa

Antibacterial Effect of Human Milk against Streptococcus pyogenes: an in vitro Study

“…10 The secretory IgA itself has been proven to have an in vitro antibacterial effect against Streptococcus pyogenes. 11 The non-specific protective factors may also contribute to the antibacterial effect of human milk. Lactoferrin, a protein in human milk can demonstrate a bacteriostatic effect.…”

“…10 All of the non-specific factors have shown in vitro activity against common pathogens like Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Vibrio cholera and Haemophilus influenzae. 11 A previous study using probiotic of the human milk has shown that there is an antibacterial activity against common pediatric communityacquired respiratory pathogens. The probiotic of the human milk can inhibit the growth of Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenzae and Staphylococcus aureus tested in this study, 13 thus, confirming that the human There is another study reporting the exclusively breastfed infants who have less hospitalization caused by respiratory tract illness compared to non-breastfed infants.…”

“…This might be contributed to the anti-infective properties in the human milk, which cannot be found on other foodstuffs; such as lactoferrin, secretory IgA, α-amylase, lysozymes, defensins, cathelicidins and many others that have antimicrobial activity. [9][10][11] Therefore, human milk could be used as an alternative to combat infection.…”

Perbedaan Kadar Lisozim dalam Air Susu Ibu (ASI) pada Bayi Sehat dan Bayi Sakit yang Mendapat ASI Eksklusif

“…Hal ini dapat dicegah dengan ASI eksklusif. [2][3][4] Data dari National Immunization Survey di Amerika pada tahun 2004, 70,3% ibu pernah menyusui, 36,2% ibu melanjutkan sampai bulan ke-6, 38,5% ibu menyusui eksklusif sampai bulan ke-3, dan 14,1% ibu menyusui eksklusif sampai bulan ke-6. Diare dan infeksi saluran nafas sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, terutama negara berkembang termasuk Indonesia, dan merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas tertinggi pada anak usia balita.…”

“…Lisozim juga merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi mikroflora usus bayi. 2,8 Lisozim dalam satuan volume yang sama pada ASI mengandung 300 kali lebih banyak dibandingkan susu sapi. Aktivitas antimikroba lisozim yang terdapat dalam cairan tubuh telah dibuktikan secara in vitro.…”