Sejumlah pemikir dan ahli pendidikan, khususnya di Barat, makin menunjukkan kegelisahan dan kekecewaan terhadap sistem dan hasil pendidikan modern, sebagaimana terlihat dalam sejumlah artikel dan pertemuan ilmiah yang diadakan di beberapa tempat. Mereka merasakan tidak adanya korelasi antara pandangan orang modern dan hasil temuannya dengan Maha Pencipta, serta pengakuan akan adanya kehidupan di balik kehidupan di dunia ini sebagai sesuatu yang hilang dalam kerangka keberilmuwan orang-orang modern masa kini. Berangkat dari pola pikir di atas, artikel ini bertujuan membicarakan pentingnya melihat bangunan keilmuan, yang merupakan dasar berdiri tegaknya pendidikan tinggi Islam center of excellences, sebagai bangunan yang integratif dan interkoneksitas antar berbagai unsurnya, baik dalam proses penggalian maupun pencabangannya. Paradigma interkoneksitas ini berasumsi bahwa untuk memahami kompleksitas fenomena kehidupan yang dihadapi dan dijalani manusia, setiap bangunan keilmuan apapun, baik keilmuan agama (termasuk agama Islam dan agama-agama yang lain), keilmuan sosial, humaniora, maupun kealaman tidak dapat berdiri sendiri. Kerjasama, saling tegur sapa, saling membutuhkan, saling koreksi dan saling keterhubungan antar disiplin keilmuan akan lebih dapat membantu manusia memahami kompleksitas kehidupan yang dijalaninya dan memecahkan persoalan yang dihadapinya.