2014
DOI: 10.15642/islamica.2010.5.1.1-14
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Dari Nalar Literalis-Normatif Menuju Nalar Kontekstualis-Historis dalam Studi Islam

Abstract: Kajian keislaman yang semata-mata didasarkan pada metodologi ala "klasikkonvensional" ini melahirkan wajah Islam yang kaku, teosentris dan sarat dengan dogma. Belum lagi kalau kepentingan teologis dan politik para juris juga ikut bermain dalam memformat Islam, maka Islam akan hadir dengan wajah yang menyeramkan, menangnya sendiri. Segala sesuatu akan dilihat dari dua sisi yang saling berlawanan: muslim-kafir, mu'minmushrik, h} ala> l-h} ara> m, minna> -minhum dan kawan-lawan. Kebenaran dianggap hanya dimiliki … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
2
0
3

Year Published

2014
2014
2022
2022

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(5 citation statements)
references
References 0 publications
0
2
0
3
Order By: Relevance
“…46 Abdullah Saeed, a scholar from Melbourne University, explained that there are three approaches to interpreting the Quran; textual, semi-textual, and contextual. 47 For the group that uses the third approach, Duderija calls it as a progressive Muslim. 48 Understanding Text and Context for Productive Reading: An Analysis of Abu Zaid's ......…”
Section: Between Ma'na Magza and Tafsirahmentioning
confidence: 99%
“…46 Abdullah Saeed, a scholar from Melbourne University, explained that there are three approaches to interpreting the Quran; textual, semi-textual, and contextual. 47 For the group that uses the third approach, Duderija calls it as a progressive Muslim. 48 Understanding Text and Context for Productive Reading: An Analysis of Abu Zaid's ......…”
Section: Between Ma'na Magza and Tafsirahmentioning
confidence: 99%
“…Implikasinya, kajian keislaman melahirkan wajah Islam yang kaku, teosentris dan sarat dengan dogma. 12 Hal ini merupakan implikasi logis dominasi pendekatan yang diadopsi dari sejumlah perguruan tinggi Islam Timur Tengah, utamanya al-Azhar Kairo 13 yang pernah menjadi imam bagi perguruan tinggi keagamaan di Indonesia. 14 Pendekatan yang digunakan adalah dikotomi keilmuan yang melahirkan studi hukum Islam normatif, tekstual dan rigid.…”
Section: Kebijakan Negara Dalam Pengembangan Perguruan Tinggi D Keagamaanunclassified
“…Umat Islam tidak akan dapat keluar dari belenggu keterpurukan, kecuali mereka mau mengubah cara pandang mereka terhadap agamanya sendiri dan sekaligus terhadap agama orang lain. Tentu mengubah sesuatu yang sudah terlanjur "kronis" ini harus dimulai dari sesuatu yang paling mendasar, yaitu metodologi kritis yang betul-betul sesuai dengan kebutuhan yang, dengan sifat "kritis" tersebut diharapkan dapat membongkar (tafkîk) dogma dan ortodoksi dalam tubuh umat Islam (Thahir, 2010).…”
Section: Pendahuluanunclassified