Daya Saing Ekspor Produk Perikanan Indonesia Di Lingkup Asean Dan Asean-China

Saptanto, Subhechanis

doi:10.15578/jsekp.v6i1.5754

Cited by 12 publications

(11 citation statements)

References 1 publication

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Udang, ikan, dan rumput laut merupakan komoditas perikanan yang memiliki potensi pasar yang besar, baik dalam negeri maupun luar negeri (Zulfikar, 2016), karena memiliki daya saing di pasar (Saptanto, 2011). Indonesia harus memanfaatkan potensi pasar yang besar tersebut dengan mendorong UMKM untuk mengembangkan ketiga komoditas tersebut, terkhusus pada komoditas yang dapat menciptakan UMKM yang memiliki daya tahan tinggi untuk menghadapi gangguan pada era ketidakpastian.…”

Section: Penentuan Jenis Umkm Sektor Perikananunclassified

Daya Tahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sektor Perikanan Kabupaten Takalar Pada Era Ketidakpastian

Syamsari¹,

Maarif

Anggraeni

et al. 2022

BIMSEKP

View full text Add to dashboard Cite

UMKM pada era ketidakpastian membutuhkan beberapa faktor untuk bertahan menghadapi gangguan yang terus-menerus terjadi, tidak terduga, dan makin kompleks. Pendekatan holistik yang menggunakan empat teori, yaitu teori sumber daya, teori entrepreneurial orientation, teori corporate entrepreneurship, dan teori entrepreneurship ecosystem dibutuhkan untuk memperkuat daya tahan UMKM. Penelitian ini bertujuan menemukan formulasi faktor yang membentuk daya tahan UMKM dan memilih bisnis UMKM yang memiliki daya tahan tinggi. Lokasi penelitian berada di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan dan penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2021. Data diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh dua puluh orang pakar untuk menyusun ranking empat belas kriteria yang berasal dari empat teori yang mendasari penelitian. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode Eckenrode untuk memperoleh bobot setiap kriteria dan metode TOPSIS untuk menetapkan bisnis yang memiliki daya tahan tinggi. Hasil penelitian menunjukkan urutan bobot empat belas kriteria dari terbesar ke terkecil, yaitu sumber daya (0,111), pasar (0,108), perilaku inovatif (0,103), strategi (0,93), perilaku proaktif (0,093), pembiayaan (0,087), pengambilan risiko (0,075), kebijakan (0,073), agresivitas kompetitif (0,063), proses (0,061), supporting (0,054), struktur (0,036), budaya (0,028), dan perguruan tinggi (0,015). Urutan bobot kriteria tersebut ditetapkan sebagai formulasi faktor yang membentuk daya tahan UMKM. Bisnis UMKM yang memiliki daya tahan tinggi adalah rumput laut karena memiliki koefisien kedekatan tertinggi (0,815). Kesimpulan penelitian ini menyatakan bahwa formulasi faktor yang membentuk daya tahan UMKM secara berurut adalah sumber daya, pasar, perilaku inovatif, strategi, perilaku proaktif, pembiayaan, pengambilan risiko, kebijakan, agresivitas kompetitif, proses, supporting, struktur, budaya, dan perguruan tinggi. UMKM sektor perikanan yang memiliki daya tahan tinggi adalah UMKM yang berbisnis rumput laut. Title: The Resilience of Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) of Takalar District Fisheries in the Era of UncertaintyFacing the era of uncertainty, MSMEs need several factors to survive due to unpredictable and complex disruption. A holistic approach that uses four theories, namely resource theory, entrepreneurial orientation theory, corporate entrepreneurship theory and entrepreneurship ecosystem theory is needed to strengthen the resilience of MSMEs. The research aims to find the formulation of factors forming the resilience of MSMEs as well as to choose the kind of MSMEs businesses that have strong resilience. The location of the research was in Takalar Regency, South Sulawesi. The research was carried out from August to October 2021. Data obtained from a questionnaire filled out by twenty experts and analyzed using the Eckenrode and TOPSIS method. Fourteen criteria derived from the four theories approach in this research were assessed by experts then calculating their weights according to Eckenrode method. The results show the order of the weights of fourteen criteria from largest to smallest as following: resources (0.111), market (0.108), innovative behavior (0.103), strategy (0.93), proactive behavior (0.093), financing (0.087), risk taking (0.075), policy (0.073), competitive aggressiveness (0.063), process (0.061), supporting (0.054), structure (0.036), culture (0.028) and higher education (0.015). The order of criterion weight is determined as factors formulation forming the resilience of MSMEs. The strongest resilience of MSMEs business is seaweed with the highest closeness coefficient (0.815). The conclusion of this study states that the formulation of factors that shape the resilience of MSMEs in sequence are resources, market, innovative behavior, strategy, proactive behavior, financing, risk taking, policy, competitive aggressiveness, process, supporting, structure, culture and higher education. MSMEs in the fisheries sector that have high resilience is MSMEs in the seaweed business.

show abstract

Section: Penentuan Jenis Umkm Sektor Perikananunclassified

Daya Tahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sektor Perikanan Kabupaten Takalar Pada Era Ketidakpastian

Syamsari¹,

Maarif

Anggraeni

et al. 2022

BIMSEKP

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Vice versa, the lower the RCA value of a product or commodity from that country, the lower its competitiveness [11]. If the RCA calculation is more than one, then the product or commodity from a country is encouraged to be oriented towards export activities, whereas if the RCA calculation is less than one, then the product or commodity from a country is not export-oriented [12].…”

Section: Indonesian Shrimp Commodity Export Competitiveness To Japan ...mentioning

confidence: 99%

Competitiveness of Indonesian Shrimp Exports to Japan in 2010-2019

Wati¹,

Aini²

2022

ujar

View full text Add to dashboard Cite

The growth of fisheries' Gross Domestic Product (GDP) in 2019 increased from the previous year, with most of it met through export activities, one of which was the export of shrimp commodities. One of the export markets for Indonesian shrimp commodities is Japan. From 2010 to 2019, the value of Indonesia's shrimp commodity exports to Japan fluctuated, so an analysis was needed to investigate how the competitiveness of Indonesian shrimp exports to Japan in 2010-2019 using the Revealed Comparative Advantage (RCA) method was and what was the position or performance of commodity exports. Indonesian shrimp exports to Japan in 2010-2019 used the Export Product Dynamic (EPD) method. The analysis results show that the average RCA value of Indonesian shrimp commodities is 4.54; the results indicated that the export of Indonesian shrimp commodities to Japan has a comparative advantage and strong competitiveness. While the results of the analysis using the EPD method obtained that Indonesia's shrimp commodity exports to Japan were in a falling star position. This position shows that Indonesia's shrimp commodity exports have a competitive advantage but weak competitiveness because the export growth of Indonesia's shrimp commodities tends to stagnate. It does hope that there will be an increase in the quality and quantity of Indonesia's shrimp commodity exports to reach the "rising star" position and diversify Indonesian shrimp export products, especially processed shrimp.

show abstract

“…Menarik memang jiga menelaah total pembudidaya ikan di Indonesia. Sebagaimana penelurusan Saptanto [6] dari publikasinya, jika dari 2005 ke 2014 atau selama 1 dekade ada peningkatan agregat dari pembudidaya ikan yang semula 2,50 juta orang kini berada diangka 3,34 juta orang. Faktanya, budidaya rumput laut dari Indonesia adalah jenis yang berkontribusi terbanyak kedua terhadap produksi rumput lalut agregat di dunia.…”

Section: Pendahuluanunclassified

‘Salty Indonesia’ : Potensi Daerah untuk Menggali Perekonomian Nasional

Rahmawati

Hudayah

et al. 2022

Jurnal Pustaka Mitra

View full text Add to dashboard Cite

Sirkulasi ekonomi tidak terlepas dari integrasi antar sektor. Kemajuan disetiap lini memungkinkan segala bentuk usaha mengedepankan inovasi yang strategis. PkM ini merupakan sarana untuk menyelami prospek cerah dalam dinamika sebuah produk bernama ‘Salty’. Bisnis tersebut dirangkai dalam lima skema mencakup market research, networking, produksi, pemasaran, dan evaluasi. Orientasi produk tersebut tidak hanya sebatas pengembangan dan proses produksi, tetapi hingga produk akhir yang siap untuk didistribusikan ke berbagai kalangan. Selama tahun 2018, kami telah berupaya untuk mendesain program ini berbasis research and development (R&D). Modal awal disimulasikan sebesar Rp 15.000.000 dan keuntungan yang diperoleh apabila penjualan dititik maksimal selama 35 hari, maka BEP diproyeksikan mencapai Rp 1.065.000 (71 pcs). Melalui perlibatan pihak akademik, swasta, dan pemerintah, maka potensi daerah menjadi harapan baru dimasa depan. Peluang baru sekaligus tantangan dari ‘Salty’ adalah pengemasan dan izin (sertifikasi) dari institusi terkait.

show abstract

Daya Saing Ekspor Produk Perikanan Indonesia Di Lingkup Asean Dan Asean-China

Cited by 12 publications

References 1 publication

Daya Tahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sektor Perikanan Kabupaten Takalar Pada Era Ketidakpastian

Daya Tahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sektor Perikanan Kabupaten Takalar Pada Era Ketidakpastian

Competitiveness of Indonesian Shrimp Exports to Japan in 2010-2019

‘Salty Indonesia’ : Potensi Daerah untuk Menggali Perekonomian Nasional

Contact Info

Product

Resources

About