Beberapa tanaman seperti kakao (Theobroma cacao), alpukat (Persea americana), puspa (Schima wallichii), sengon (Falcataria mollucana) dan tarik angin (Usnea sp.) banyak ditanam di masyarakat untuk kebutuhan buah-buahan atau kayu. Secara periodik, masyarakat memanen jenis-jenis tersebut untuk dimanfaatkan kayunya atau peremajaan tanaman. Pada umumnya, sortimen kayu digunakan untuk konstruksi sederhana, atau dibakar. Selain teknik pembakaran konvensional untuk menghasilkan arang, ada produk lain yang dapat dihasilkan yaitu asap cair menggunakan teknik pembakaran dengan menambahkan kondensor untuk menghasilkan asap cair. Asap cair memiliki kandungan kimia organik dengan beragam manfaat. Studi ini bertujuan untuk menganalisis kandungan kimia organik jenis asap cair dari jenis kayu kakao, kayu alpukat, kayu puspa, kayu sengon dan kayu tarik angin. Kelima jenis material studi dikarbonisasi menggunakan reaktor pirolisis pada suhu 400°C. Asap cair didapat dengan cara kondensasi uap karbonisasi kelima jenis tersebut. Analisis kandungan kimia organik asap cair menggunakan kromatografi gas-spektrometer massa (Gas Chromatography Mass Spektophotometry, GCMS) Pirolisys Type QP2010 dan High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Analisis GCMS menunjukkan bahwa asap cair kayu kakao memiliki konsentrasi kelompok asam tertinggi, yaitu 45,53%, sementara konsentrasi asam asetatnya adalah 31,81%. Kehadiran kelompok fenol tertinggi terdapat pada asap cair kayu alpukat sebanyak 56,86%, di mana konsentrasi senyawa fenol mencapai 41,92%. Kelompok asam dan fenol merupakan jenis senyawa yang terkandung pada asap cair dan memiliki manfaat yang luas.