Pasien stroke pada dasarnya masih mempunyai kemampuan untuk sembuh sesudah mengalami serangan stroke. Setengah dari pasien pasca stroke akan merasakan gejala sisa serangan stroke yang sangat beragam, yakni gangguan gerak atau pun motorik, gangguan penglihatan, gangguan bicara, perubahan emosi, serta gejala lain sesuai lokasi otak yang mengalami penyumbatan (Misbach, 2014). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan self -management dengan kualitas hidup pasien pasca stroke di RSUD Encik Mariyam Tahun 2020. Metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, sampel dilakukan dengan tekhik purposive sampling dan menggunakan rumus Slovin. Jumlah sampel 38 responden. Hasil penelitian dianalisa dengan uji Spearman rho.Dengan hasil persentase respon tertinggi pada usia 56-65 tahun (47,37%), perempuan (63,16%),menikah (97,37%),pendidikan SMP (47,73%) dan tinggal bersama suami,isteri dan anak (42,11%).Dengan self-management yang baik (13,15%),self-management sedang (39,47%) dan self-management kurang (47,36%).Dengan kualits hidup yang baik (21,05%),kualitas hidup sedang (31,57%) dan kualitas hidup kurang (47,36%).Kesimpulan diketahui derajat kemaknaan α=0,00,diperoleh hasil p=0,000 dimana (p≤0,05),dengan kekuatan (r=0,967) yaitu sangat kuat dan arah hubungan positif artinya ada Hubungan Self-Management dengan Kualitas Hidup Pasien Pasca Stroke di RSUD Encik Mariyam. Diharapkan untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan kinerja yang lebih baik guna memberikan bimbingan pelayanan kesehatan bagi pasien,khususnya pasien pasca stroke agar dapat mendukung pencapaian self-management yang baik untuk menunjang kualitas hidup pasien pasca stroke.