Sektor konstruksi dan bangunan, terutama hunian dan bangunan komersil, berkontribusi hampir 40% dalam mempercepat proses pemanasan global. Hal ini disebabkan oleh konsumsi energi berlebih oleh penghuni bangunan dalam upaya beradaptasi dengan perubahan suhu pada tempat tinggalnya. Walaupun demikian, hal ini dapat diantisipasi oleh stakeholder terutama arsitek dan desainer dengan menerapkan model desain yang berorientasi pada perfoma bangunan pada saat tahap awal desain. Perancangan arsitektur masa kini banyak mengalami perubahan dikarenakan pengaruh dari perkembangan komputer. Digital design salah satu cabang yang berkembang dalam arsitektur memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk pola pikir desain arsitektur masa kini. Sebut saja Parametric Design dan Generative Algorithm, yang merupakan suatu pendekatan desain yang mengandalkan kemampuan komputer dalam mengambil alih perhitungan-perhitungan matematis yang komplek dalam proses perancangan arsitektur. Penelitian ini akan membahas penggunaan platform tersebut dalam menginvestigasi peran dan fitur dari komponen fasad diantaranya panjang kanopi jendela, luas permukaan bukaan, tinggi ambang atas dan bawah dari jendela dan derajat perputaran orientasi bangunan dengan studi kasus Institut Teknologi Sumatera, dengan iterasi secara generative untuk mengukur target goal dari proses perancangan seperti Operative Temperature, View Percentage, Daylight Simulation, Surface Temperature, Sun Hours Simulation. Hasil yang didapatkan dari proses iterasi pada 34 generasi menggambarkan preferred solution adalah individual yang memiliki sudut perputaran 6 derajat, Panjang cantilever jendela 0.9 meter, glazing ratio 0.2%, tinggi ambang atas dan bawah jendela adalah 3,5-meter dan 10 cm.