LATAR BELAKANGEating disorders (gangguan makan) adalah suatu sindrom yang ditandai oleh pola makan yang menyimpang terkait dengan karakteristik psikologik yang berhubungan dengan makan, persepsi tubuh, dan berat badan. Pengaruh media massa dan tekanan dari sosiokultural bahwa seseorang bertubuh kurus adalah yang paling menarik dapat membuat seorang remaja memiliki persepsi tubuh negatif yang dapat memicu terjadinya eating disorders. Dalam satu dekade terakhir, prevalensi eating disorders di Asia Tengggara mengalami peningkatan dari 0,46% menjadi 3,2% Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara persepsi tubuh dengan eating disorders pada remaja usia 15-19 tahun.
METODEPenelitian ini dilakukan pada bulan November 2017 menggunakan desain observasional analitik secara potong lintang (cross-sectional) yang mengikutsertakan 201 siswa SMA Global Islamic School, Jakarta Timur. Data dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling, dan pengukuran meliputi status gizi (antropometri, Indeks Massa Tubuh), persepsi tubuh (Contour Drawing Figure Rating Scale) dan eating disorders (Eating Disorders Diagnostic Scale). Analisis data menggunakan Chi-Square dengan tingkat kemaknaan sebesar 0,05.
HASILMayoritas responden mempunyai persepsi tubuh yang negatif (70,6%). Responden yang mengalami eating disorders sebesar 52,7%. Responden yang memiliki persepsi tubuh negatif sebagian besar mengalami eating disorders (66,2%). Analisis Chi-Square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara persepsi tubuh dengan eating disorders (p=0,000).
KESIMPULANTerdapat hubungan yang bermakna antara persepsi tubuh dan eating disorders. Perlu penanganan terhadap persepsi tubuh negatif sedini mungkin untuk mencegah terjadinya eating disorders pada remaja.