Bau dapat dibedakan menjadi dua yaitu bau enak dan tidak sedap, bau yang tidak diharapkan tentunya bau tidak sedap, yang dapat memberikan dampak buruk yaitu terganggunya penciuman dan bersifat menyesakkan. Bau yang tidak sedap dapat berasal dari tempat lembab.Tingginya kekayaan hayati di Indonesia, memiliki peluang besar untuk memanfaatkannya sebagai produk pewangi alami. Salah satu produk pewangi dan penyerap bau tidak sedap (absorbent) yaitu memanfaatkan biji kopi robusta (Coffea robusta). Salah satu komponen biji kopi robusta yang jarang dimanfaatkan yaitu kulit ari kopi yang didapatkan saat proses sangrai. Seluruh komponen biji kopi terbukti memiliki kandungan volatile yang tinggi dan beragam, melihat kulit ari kopi yang jarang dimanfaatkan, maka dilakukan ekstraksi minyak atsiri dari kulit ari kopi robusta dengan pelarut metanol. Analisis minyak atsiri yang digunakan yaitu dengan metode GC-MS, menyatakan bahwa dalam ekstrak kulit ari biji kopi robusta komponen volatile yang terdapat dalam ekstrak kulit ari biji kopi robusta yaitu trans-Caryophyllene (1,4.56%), Germacrene D (2, 3.59%), alpha-Farnesene (3, 4.35%) dan Pentan-1,3-dioldiisobutyrate (4, 10.22%). Banyaknya komponen volatile, menunjukan bahwa kulit ari kopi robusta dapat potensial dimanfaatkan massal di masyarakat.