Abstract. Work facilities are one of the most important aspects of the company. The comfort of work facilities must be a focus for companies that still use much human labor so that their production activities can run well and reduce work risks. PT X is a company engaged in the textile and apparel industry. Based on observations made at the convection I of PT X, the production results of robe products often did not reach the predetermined targets. This is due to the large number of products that do not meet standards or are considered to have defects. There are two types of defects in robe production, defects that cannot be repaired and defects that can be repaired through re-stitching. This sewing repetition process results in accumulation at the sewing workstation and will directly result in increased operator working time outside of regular working hours or overtime. This can trigger complaints that will be experienced by operators. Based on the distribution of the Nordic Body Map questionnaire, it was found that operators complained of pain in parts of the body, namely the neck, shoulders, upper and lower back. Work risk analysis is carried out using the Loading on The Upper Body Assessment (LUBA) method. The analysis results of all work elements are in categories II to IV, meaning that postural correction and corrective action must be considered. Postural correction improvement can be done by redesigning the current work facilities. After the repair work facility is designed, the results of work risk testing for repaired facilities are in categories I to II; the work risk after the repair is more negligible compared to the current work facility.
Abstrak. Fasilitas kerja merupakan salah satu aspek terpenting bagi perusahaan. Kenyamanan fasilitas kerja harus menjadi fokus bagi perusahaan yang masih banyak menggunakan tenaga manusia agar kegiatan produksinya bisa berjalan dengan baik dan mengurangi resiko kerja. PT X merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di industri tekstil dan pakaian jadi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di konveksi PT X, capaian hasil produksi produk gamis sering tidak mencapai target yang sudah ditentukan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya produk yang tidak memenuhi standar atau dianggap memiliki kecacatan. Terdapat dua jenis kecacatan pada hasil produksi gamis, yaitu kecacatan yang tidak dapat diperbaiki dan kecacatan yang dapat diperbaiki dengan cara penjahitan ulang. Proses pengulangan jahit ini mengakibatkan penumpukan di stasiun kerja jahit dan secara langsung akan mengakibatkan bertambahnya waktu kerja operator diluar jam kerja normal atau lembur. Hal tersebut dapat memicu terjadinya keluhan yang akan dialami oleh operator. Berdasarkan penyebaran kuesioner Nordic Body Map diketahui bahwa operator mengeluhkan rasa sakit pada bagian tubuh yaitu leher, bahu, punggung atas dan bawah. Analisis risiko kerja dilakukan dengan menggunakan metode Loading on The Upper Body Assessment (LUBA). Hasil analisis seluruh elemen kerja berada pada kategori II hingga IV yang berarti koreksi postural dan tindakan korektif harus dipertimbangkan. Perbaikan koreksi postural salah satunya dapat dilakukan dengan perancangan ulang fasilitas kerja saat ini. Setelah fasilitas kerja perbaikan dirancang, hasil pengujian risiko kerja untuk fasilitas yang sudah diperbaiki berada pada kategori I hingga II risiko kerja setelah perbaikan lebih kecil bila dibandingkan dengan fasilitas kerja saat ini.