Latar Belakang: Sampah menjadi permasalahan lingkungan hidup yang masih dihadapi. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yaitu lokasi pemrosesan sampah pada tahap akhir. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan adanya rehabilitasi TPA dengan sistem open dumping menjadi sanitary landfill. TPA Lempeni Kabupaten Lumajang merupakan salah satu TPA yang sudah menerapkan sistem sanitary landfill. Namun metode sanitary landfill yang diterapkan belum optimal. Sampah hanya dipadatkan dan tidak ditimbun dengan tanah karena keterbatasan tanah untuk menimbun sedangkan jumlah sampah semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sistem pengelolaan sampah di TPA Lempeni Kabupaten Lumajang.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional, dilakukan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Lempeni Kabupaten Lumajang dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi. Objek dari penelitian ini yaitu sistem pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) Lempeni Kabupaten Lumajang. Waktu penelitian dilakukan pada Bulan Februari – Mei 2022. Variabel dalam penelitian ini yakni berat sampah, sarana dan prasarana, sistem pengelolaan sampah, tingkat kesesuian kualitas air lindi dan tingkat kesesuaian kualitas air tanah. Pada penelitian ini diterapkan analisis deskriptif yaitu menganalisis data dengan cara menggambarkan data yang telah terkumpul tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang menggeneralisasi.Hasil: Jumlah sampah yang masuk ke TPA Lempeni selama 8 hari sampling yaitu sebesar 1.418.076 kg dengan rerata sampah sebesar 177.259,5 kg/hari. TPA Lempeni terdiri dari dua zona, yaitu: zona 1 memiliki luas 1,95 Ha mampu menampung 85.500 m3 sampah dan zona 2 memiliki luas 2 Ha dapat menampung 90.000 m3sampah. Saat ini TPA Lempeni beralih menjadi controlled landfill yakni perpaduan dari sanitary landfill dan open dumping. Hasil pengujian air sumur pantau Bulan Mei 2022 yang dilakukan pada parameter fisik menunjukkan hasil yang tidak melebihi baku mutu lingkungan. Hasil pengujian air lindi pada inlet IPAL pada Bulan Mei 2022 menunjukkan nilai COD dan TSS pada inlet IPAL melebihi baku mutu lingkungan yaitu 890 mg/L dan 123 mg/L. Sedangkan pada outlet IPAL menunjukkan nilai COD melebihi baku mutu lingkungan yaitu 618 mg/L.Simpulan: Pengelolaan sampah di TPA Lempeni pada awal beroperasi pada tahun 2016 menerapkan sistem pengelolaan sampah sanitary landfill namun sejak tahun 2021 TPA Lempeni beralih menjadi controlled landfill yakni perpaduan dari sanitary landfill dan open dumping sehingga diperlukan monitoring dan evaluasi dalam penerapan sistem pengelolaan sampah agar tidak menimbulkan permasalahan sampah yang baru. ABSTRACTTitle: Analysis of the Waste Management System at the Sanitary Landfill Final Processing Site (TPA) in Lumajang RegencyBackground: One of the environmental problems that are often faced is the problem of waste. The Final Processing Site (TPA) is a place where waste has reached the final stage of waste processing. The enactment of Law of the Republic of Indonesia Number 18 of 2008 concerning Waste Management directs the rehabilitation of landfills with an open dumping system into sanitary landfills. One of the landfills that has implemented a sanitary landfill system is the Lempeni landfill in Lumajang Regency. However, the sanitary landfill method applied is not optimal. The waste is only compacted and not landfilled with soil due to the limited soil to stock up while the amount of waste is increasing. This research aims to find out the picture of the waste management system at the Lempeni landfill, Lumajang Regency.Method: This research is an observational descriptive study, conducted at the Lempeni Final Processing Site (TPA) Lumajang Regency by conducting observations, interviews, and documentation. The object of this study is the waste management system at the Lempeni Landfill (TPA) in Lumajang Regency. The study was conducted in February – May 2022. The variables in this study are the weight of the waste, facilities and infrastructure, waste management systems, the level of leachate water quality and the level of suitability of groundwater quality. In this study, descriptive analysis was applied, namely analyzing data by describing the data that had been collected without intending to make generalizing conclusions.Result: The amount of waste that entered the Lempeni landfill for 8 days of sampling was 1,418,076 kg with an average waste of 177,259.5 kg/day. The Lempeni landfill consists of two zones, namely: zone 1 has an area of 1.95 Ha with a capacity of 85,500 m3 and zone 2 has an area of 2 Ha with a capacity of 90,000 m3. Currently, the Lempeni landfill has switched to controlled landfill, which is a combination of sanitary landfill and open dumping. The results of the May 2022 monitoring well water testing conducted on physical parameters showed results that did not exceed environmental threshold value. The results of leachate water testing on the WWTP inlet in May 2022 showed that the COD and TSS values on the WWTP inlet exceeded the environmental quality standards of 890 mg/L and 123 mg/L. While at the WWTP outlet, the COD value exceeded the environmental quality standard of 618 mg/L.Conclusion: Waste management at the Lempeni landfill at the beginning of its operation in 2016 implemented a sanitary landfill waste management system but since 2021 the Lempeni landfill has switched to a controlled landfill, which is a combination of sanitary landfill and open dumping so that monitoring and evaluation are needed in the implementation of a waste management system so as not to cause new waste problems.