Efektivitas Program Sekolah Ramah Anak dalam Pembentukkan Karakter Positif pada Anak Kelompok B Usia 5-6 Tahun di RA Labschool IIQ Jakarta

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ke-efektivitasan program sekolah ramah anak dalam upaya pembentukkan karakter pada anak usia 5 – 6 tahun. Metode yng digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi literatur atau mengumpulkan pustaka dari jurnal nasional, jurnal internasional, dan buku kemudian di analisis memakai metode analisis studi literatur. Hasil dari penelitian ini menjukkan bahwa pembentukkan karakter pada anak usia 5 - 6 tahun di RA Labschool IIQ Jakarta sangat memberi pengaruh yang besar, dan ini terbukti dari perbedaan sebelum dan sesudah penerapan sekolah yang ramah anak. RA Labschool IIQ telah menerapkan sekolah ramah anak dengan baik meskipun masih ada beberapa komponen Sekolah Ramah Anak (SRA) yang belum terpenuhi pada sarana-prasarana, sedangkan dalam proses pembelajaran yang sekolah ramah anak RA Labschool IIQ Jakarta telah menerapkannya dengan program pembiasaan yang baik, dan menjadikan karakter anak didik menjadi lebih baik dari sebelum penerapan sekolah yang ramah anak. Meskipun masih ada beberapa anak yang tantrum dan super aktif

Murottal Audio as a Medium for Memorizing the Qur’an in Super-Active Children

“…A super active child is a child who has difficulty focusing on something, this child is very active and has difficulty focusing on something, especially something that is not interesting to him (Mawaddah & Zaida, 2021). A child who is super active if the lesson catches his attention then he will pay attention if it doesn't catch his attention he will not glance at the lesson, so the teacher must make the lesson very interesting so that the super active child can focus himself in carrying out learning well.…”

Child-Friendly Schools for PAUD: Telaah Filsafat Progresivisme John Dewey

“…Fenomena kekerasan di sekolah meningkat setiap tahunnya, oleh karena itu pemerintah telah menerbitkan berbagai kebijakan upaya mencegah terajadinya kekerasan (Rochmawati & Susilo, 2019). Tujuan dari program sekolah ramah anak adalah untuk menciptakan kondisi sekolah yang aman, bersih, sehat, peduli lingkungan, beradab yang menjamin terwujudnya hak-hak anak dan melindungi anak dari kekerasan, diskriminasi dan perlakuan salah lainnya,dengan tujuan mewujudkan pendidikan inklusif (Mawaddah & Zaida, 2021).…”

“…Sekolah sebagai lembaga pelaksana proses pembelajaran seharusnya berbudaya ramah dalam melaksanakan tugasnya dalam mencapai tujuan pendidikan. Setiap satuan pendidikan dituntut untuk menjamin kenyamanan dan keamanan peserta didiknya selama berada di lembaga pendidikan, sehingga diperlukan penyusunan kebijakan oleh sekolah tentang perlindungan terhadap murid di lembaga pendidikan yang disebut unit Pembelajaran Sekolah Ramah Anak (Mawaddah & Zaida, 2021).…”

“…Maraknya kasus kekerasan yang terjadi di lembaga pendidikan menunjukkan bahwa semakin rendahnya nilai karakter anak sehingga mencambuk para pendidik untuk mampu memperbaiki kesalahan -kesalahan yang terjadi (Putri, 2018). Munculnya ide tentang pelaksanaan Program Sekolah Ramah Anak merupakan salah satu indikator untuk menekan agar tidak terjadi lagi tindak kekerasan di dunia pendidikan, pentingnya mewujudkan lingkungan sekolah yang ramah anak yang bebas dari kekerasan dengan cara penanaman nilai -nilai karakter yang dimulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini dengan dilaksanakannya program praktik baik (Mawaddah & Zaida, 2021). Dari analisis yang dilakukan penulis, maka diambil kesimpulan bahwa faktor terpenting yang dapat mensukseskan program ini adalah pihak sekolah, orang tua murid, siswa, serta masyarakat sekitar lingkungan sekolah (Ndari & Chandrawaty., 2019).…”

“…Sekolah ramah anak juga harapkan anak-anak untuk memperoleh kenyamanan, untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal yang pada akhirnya anak siap untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi baru dalam berinteraksi di lingkungan sekolahnya, sehingga kelak akan menjadi dasar yang kokoh untuk menjadikan anak tumbuh di lingkungannya kelak di masa dewasa dengan kekuatan dan sportivitas positif (Mawaddah & Zaida, 2021). Ada empat konsep SRA yaitu: 1) Perubahan pandangan siswa kepada guru menjadi orang tua, teman dan pembimbing.…”