Pengendalian penyakit busuk phytophthora pada cabai umumnya menggunakan fungisida sintetis yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas pelapisan rizobakteri pada benih cabai setelah disimpan selama 7 bulan, terhadap pertumbuhan tanaman dan hasil, serta ketahanan tanaman cabai terhadap penyakit busuk phytophthora. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Juni 2017 di Laboratorium Penyakit Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) dan Rumah Kaca Kebun Percobaan Leuwikopo, Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB. Rancangan penelitian yang digunakan adalah RKLT satu faktor dengan empat ulangan. Percobaan terdiri atas dua belas perlakuan yaitu kontrol positif, kontrol negatif, coating Na alginat 2.5% plus E1+F2B1, ST116B, CM8, biopriming 24 jam isolat E1+F2B1, ST116B, CM8, biopriming 48 jam isolat E1+F2B1, ST116B, CM8 dan priming metalaksil 800 ppm. Tanah inokulum sebanyak 5 gram/ tanaman disebar di sekitar perakaran ketika tanaman berumur 5 MSP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan biopriming ST116B 24 jam nyata meningkatkan pertumbuhan tanaman meskipun tanah telah diinokulasi P. capsici. Perlakuan biopriming isolat ST116B 24 jam dan coating plus isolat ST116B mampu menurunkan kejadian penyakit busuk phytophthora dari 93.8% (kontrol positif) menjadi 65.6%. Perlakuan priming menggunakan metalaksil tidak efektif dalam meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tanaman terhadap busuk phytophthora.